CFO TANGGUH

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 25 September 2013

Naskah: Suci Yulianita Foto: Sutanto

 

Pada periode sebelumnya, 2008 – 2013, Hary Prasetyo yang menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya (Persero), bersama jajaran direksi lainnya berhasil memulihkan kondisi serta menggenjot kinerja perusahaan. Maka tak heran jika ia kembali diberi amanah menduduki posisi tersebut pada periode selanjutnya untuk membawa Jiwasraya melaju lebih kencang lagi.     

 

Ketika pertama kali mendapat tawaran bekerja pada sebuah perusahaan BUMN, Hary yang awalnya seorang professional dari perusahaan swasta merasa tertantang untuk menerima tawaran pertama pada tahun 2008 tersebut. Dan selama lima tahun menjabat pada periode pertama itulah, ia berhasil mengantarkan Asuransi Jiwasraya meraih pencapaian-pencapaian membanggakan.


Hal pertama yang ia lakukan adalah mengubah mindset dan kultur karyawan untuk mau bekerja ekstra keras lagi demi mencapai satu tujuan, yakni membangun kembali Asuransi Jiwasraya. Hary bahkan harus rela terjun langsung ‘blusukan’ dalam rangka mensosialisasikan visi misi perusahaannya itu. Dan satu pencapaian yang membanggakan pada periode pertama, Hary beserta tim direksi berhasil menyelesaikan target program penyehatan hanya dalam waktu 4 tahun dari perkiraan waktu selama 25 tahun.  


Ya, bersama jajaran direksi lainnya, Hary berjibaku membuat hal tersebut menjadi nyata. Ia bertekad Asuransi Jiwasraya harus berkembang dan mampu bersaing dengan kompetitor lainnya, apalagi di usianya yang sudah ke-149 tahun di tahun 2008 tersebut. “Asuransi Jiwasraya sebagai legacy satu-satunya milik negara, dengan usia yang sudah 149 tahun, ya kita berpikir bagaimana caranya memang harus hidup,” terang Hary kepada Men’s Obsession saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu. Satu hal lagi yang membuat dirinya semakin mantap dan penuh keyakinan bahwa Asuransi Jiwasraya akan mampu berkembang, adalah, karena adanya dukungan dari semua pihak, baik itu regulator, pemegang saham, dan stakeholder yang lain.


Sebagai pimpinan di direktorium keuangan, Hary berhasil melakukan efisiensi-efisiensi dengan langkah-langkah strategis yang ditempuhnya, antara lain, produk yang dirampingkan, dan mengoptimalkan keuangan dengan resiko yang sekecil-kecilnya. “Itu hampir seperti mission impossible yah, tapi Alhamdulillah kita berhasil karena teamwork juga,” ungkap pria enerjik ini.


Setelah berhasil pada periode 1, bukan berarti Hary bisa berleha-leha memetik hasil kerja kerasnya. Sebaliknya, ia masih terus melanjutkan perjuangan yang menurutnya masih banyak yang harus dilakukan, terutama dari segi kualitas. Pada periode kedua ini, Jiwasraya hadir dengan tagline baru, yakni, menuju Jiwasraya baru dengan Semangat baru. Bukan sekadar tagline, lantaran Jiwasraya bertransformasi menyesuaikan situasi dan kondisi, salah satunya ketika berada dalam situasi era digital.  


Itu pun ternyata bukan hal yang mudah bagi Hary lantaran Asuransi Jiwasraya yang didirikan sejak tahun 1859 ini, merupakan asuransi yang berawal dari tradisional, “Bayangkan kami berangkat dari tradisional, semua dilakukan dengan kertas dan manual tanpa komputer. Tapi kami harus mengikuti perkembangan zaman karena sekarang sudah zamannya semua orang mau serba mudah, cepat, dan akurat dengan kata lain pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi dari hulu sampai hilir merupakan keharusan dalam pelayanan kepada para pemegang polis,” bebernya.