Johan Budi SP Orang Baik di Sisi Presiden

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 18 January 2016

Humble, tenang, egaliter dan familiar, begitulah kesan yang terekam oleh Men’s Obsession yang mengenalnya sejak kurang lebih 10 tahun lalu, selepas menjadi wartawan dan bergabung ke KPK. Seolah tak ada batas antara Johan dengan para wartawan yang ngepos di gedung antirasuah ini. Kapan saja wartawan butuh informasi, ia dengan mudah ditemui. Jiwa wartawannya yang terus bersemayam itulah yang membuat ia merasa satu hati dengan para jurnalis. Suasana itulah yang tetap terasa saat Men’s Obsession mewawancarai ayah dua orang anak ini di sela-sela kesibukannya. Berikut petikan wawancara :



Bisa ceritakan bagaimana Anda bisa sampai menjadi Juru Bicara Presiden ?
Pertama ketika saya dipanggil Pak Presiden, awalnya belum tahu hanya ditelepon untuk diminta bertemu kemudian setelah bertemu disampaikan saya diminta menjadi staf khusus presiden bidang komunikasi. Saat itu saya tanya tugasnya apa? Presiden menjelaskan bahwa tugas saya, pertama, mengomunikasikan kegiatan presiden kepada publik melalui media. Kedua, mengoordinasikan humas-humas di Kementerian agar bisa satu visi. Dalam koordinasi bukan soal tugasnya, tapi bagaimana penyampaian itu bisa sama antar kementerian. Sama itu dalam artian sinergi dengan kebijakan presiden. Kedua tugas besar itu sebenarnya yang diminta oleh presiden.


Ada kesan khusus saat pertama ke Istana Presiden ?
Saya terus terang saja belum pernah masuk di lingkungan istana. Pertama tentu saya selama sehari, dua hari, tiga hari, saya kaget juga begitu ditunjuk, langsung diajak rapat terbatas. Disuruh ikut mendengarkan. Saya kira kan perlu orientasi dulu ternyata langsung. Saya kan baru tiga hari ini, intinya saya baru dalam tahapan melihat, mendengar, kemudian meminta informasi bagaimana tata kerja SOP yang ada di kalangan istana.


Ketika beberapa hari menyesuaikan dengan lingkungan istana ini, apa yang membedakan ketika menjadi staf khusus presiden di istana dan sebagai seorang jubir KPK?
Mungkin persoalannya agak lebih luas disini. Kalau di KPK kan hanya fokus berkaitan dengan pemberantasan korupsi dimana ruang lingkupnya penindakan dan pencegahan. Kalau di sini kan lebih luas. Saya sendiri belum tahu sejauh mana persoalan-persoalan ini, tetapi yang pertama membedakannya ini adalah itu tadi. Kedua menurut saya, di KPK waktu jadi Jubir saya setiap hari bisa berinteraksi dengan pimpinan KPK kalau di sini kan tidak bisa setiap saat meskipun di dalam tugas, saya seringkali diminta mendampingi Bapak Presiden, tapi kan tidak bisa berdiskusi secara terus-menerus, tidak bisa seperti ketika di KPK. Kalau di KPK kan saya bisa berdiskusi ketika ada isu kalau di sini kan tidak bisa setiap hari pasti harus menunggu waktu tertentu bisa beraudiensi dengan presiden, memberi masukan, atau saya diminta untuk apa.