Komjen Pol Heru Winarko (Kepala Badan Narkotika Nasional RI) Menguak Persekutuan Narkotika Dan Terorisme

Oleh: Iqbal Ramdani () - 18 June 2018

Kesan ramah langsung terpancar kala Men’s Obsession menemui Heru Winarko di ruang kerjanya yang nyaman. Tawa dan canda kerap mewarnai perbincangan kami, senyum juga acapkali tersungging dari bibirnya. Kurang lebih selama 30 menit Heru menuturkan strategi dan progress lembaga yang dinakhodainya.


Siapakan sosok yang menjadi inspirator di hidup Bapak?

Bapak saya, beliau dulu menjabat Polisi Keamanan Negara (PKN) kalau sekarang namanya Badan Intelegen Negara (BIN). Bapak ke saya itu seperti saya ke anak saya, kaya teman, jadi tidak ada barrier antara orangtua dan anak. Cara didik Bapak saya di tahun 70-an, demokrasi sekali, saya panggil Bapak saya bos, ke mana-mana bareng, sembari ngobrol ada nilai-nilai yang tidak saya lupakan, yaitu ketika kerja kita harus fokus dan jangan dijadikan beban. Pekerjaan itu dikerjakan, jangan cuma dipikirin. Kalau cuma dipikirin namanya pikiran, bukan kerjaan, pusing kepala, hahaha.


Pola leadership yang Bapak terapkan dalam menakhodai BNN?

Sebelum di sini saya pernah di Polhukam, kepolisian, dan KPK. Di BNN ini multi, semua instansi ada di sini. Direktur saya ada yang dari Bea Cukai, Kementerian Luar Negeri, Kejaksaan, Kemenkumkan. Di sini polisinya tidak sampai 20%. Kebersamaan adalah yang saya tekankan di awal kepemimpinan di BNN. Saya ingin anak buah saya kompak dan punya rasa memiliki untuk tiap tanggung jawab yang diberikan. Saya di sini cukup demokrasi karena tidak semua bisa mengikuti pola pikir saya, pola pikir kan tidak sama. Ketika akan membuat sebuah kebijakan, saya mengumpulkan direksi dan kepala divisi, menggali segala masukan dari mereka dan
yang terbaik kami pilih. Apa yang sudah menjadi kesepatakan bersama, harus dijalankan. Kalau tidak, ada konsekuensinya.


Anda sering komunikasi dengan Pak Buwas terkait BNN?

Bukan sering lagi. Dia kawan lama, kan dia senior saya. Jadi biasa komunikasi.


‘PR’ Pak Buwas yang belum tuntas?

Salah satunya soal buku pencegahan narkoba. Tugas saya adalah bagaimana buku itu bisa masuk kurikulum. Semoga nantinya jadi modul untuk materi para pengajar.


Adakah perbedaan antara membidik koruptor dan bandar narkoba? 

Buru bandar dan koruptor sama saja, tidak jauh beda. Mereka itu sama-sama merugikan dan memiskinkan.


Menurut Bapak sistem yang berjalan di KPK bisa diterapkan di BNN?

Banyak dan sekarang di BNN sudah jalan. Apalagi BNN dan KPK punya kesamaan: sama-sama bisa menyadap dan sering OTT (Operasi Tangkap Tangan). Anak lapangan di BNN juga banyak yang bekas anak buah saya dulu.


Strategi dan progress BNN dalam memberantas narkoba di Indonesia?

Melanjutkan dan meningkatkan kebijakankebijakan yang sudah dijalankan oleh kepala BNN sebelumnya. Kami optimalkan di offensive-nya karena kita ketahui narkoba ini, 80% lebih berasal dari luar. Jadi, kita tidak hanya bertahan menerima kiriman-kiriman, tetapi juga harus offensive ke negara-negara pemasok narkoba. Perairan negara ini kan luas. Ada ratusan pelabuhan tikus. Bayangkan, di Kalimantan Barat saja ada 60-80 pelabuhan tikus. Nah, pelabuhan seperti itu kan kadang tidak ada posnya (yang jaga) sehingga peredaran narkoba marak di jalur tikus. Karena itu kami meningkatkan kerjasama dengan negara tetangga untuk mencegah narkoba masuk wilayah kita. BNN juga bersinergi dengan aparat terkait seperti TNI AL, Bea Cukai, Pol Air, dan pihak terkait lainnya. Kebetulan saat ini BNN mengepalai Interdiksi jadi perbatasan-perbatasan laut di ASEAN, BNN yang mengkoordinir. Jadi, kami akan sharing informasi narkobanarkoba yang masuk dan akan keluar di ASEAN.

Langkah apa yang Bapak lakukan untuk mencegah bisnis narkoba dari balik Lapas?

Pencegahan bukan cuma dengan ceramah saja, harus perbaiki sistemnya. selain itu, pengguna jika masuk lapas harus direhabilitasi, tapi memang orang cenderung susah diajak benar. Makanya, di satu kota di tiap lapasnya harus ada tempat rehabilitasi juga. Sehingga saat pengguna bebas, dia tidak pakai narkoba lagi.


Mohon di higlight tentang program Desa Bersih Narkoba?

Kalau narkoba sudah masuk ke wilayah RI, kami ada strategi empowering, yakni dengan Desa Bersih Narkoba, saya sudah sharing ke berbagai pihak seperti Panglima TNI, Mendes, Kapolri, Kamtibnas, Babinsa, supaya desa ini clean dari narkoba. Lalu dengan Menkes, kami kerjasama untuk Posyandu, bagaimana mahmudmahmud (red.mamah muda) ini well in form tentang bahaya narkoba, gejalagejala penggunanya, dan bagaimana menghadapinya. Penyalahgunaan narkoba ada tiga tahapan, pertama coba pakai saat pesta atau pertemuan-pertemuan, lalu yang kedua reaksional, dan ketiga pecandu . Kami harapkan treatments untuk yang coba pakai, reaksional, dan pecandu tidak sama. Tak kalah penting, keluarga serta lingkungan juga harus mendukung. Kalau ada keluarga kita yang menggunakan narkoba, terapinya adalah perlakukan mereka sewajarnya saja, jangan dimanja atau dicuekkin. Sekarang ini banyak permasalahan keluarga atau orangtua yang merasa aib kalau ada anggota keluarga yang kena narkoba, ini kami coba ubah, supaya kalau yang menjadi pengguna segera direhab. Ada program bagus dari Pemprov Jawa Timur, yakni Puskesmas HIV. Kenapa tidak ada Puskesmas Pengguna Narkoba? Jadi di situ ada konsultan. Seperti di Surabaya, ada gerai konsultan dan rehabilitasi di mall. 

 

Hingga saat ini program Desa Bersih Narkoba sudah menjangkau desa mana saja?

Saya berharap Desa Bersih Narkoba menjangkau seluruh desa di Indonesia. Saya pernah bertemu beberapa bupati dan menawarkan kalau desanya bersih narkoba, desanya akan dikasih motor, tidak ada satupun desa yang mendaftar. Namun, ada satu desa di daerah Jembrana, Bali, yang bersih dari narkoba karena desa itu melantik para pencalang untuk jadi relawan untuk meprotect lingkungan mereka.

 

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto pernah menyampaikan bahwa perdagangan narkoba sudah digunakan untuk pendanaan teroris. Bernarkah?

Bukan hanya teroris, tapi semuanya. Kemarin saya membuka di Bursa Efek Jakarta, sekalian saya juga menjelaskan tentang P4GN karena di sana rentan sekali narkoba, obyeknya macam-macam termasuk pekerjapekerja yang stresnya tinggi, kita berikan pemahaman. Saya juga sharing kepada anak-anak saya di sini. Target-target pemberantasan, tidak hanya pencegahan, kami juga ke tempat pencucian uang, jadi arahnya ke korporasinya. Tidak menutup kemungkinan, uang-uang narkoba ini dipakai untuk bisnis dan sebagainya.

 

Soal ganja untuk bumbu masakan atau kasus Fidelis yang memakainya untuk pengobatan sang istri, bagaimana?

Kami ada program alternative development agar masyarakat Aceh tidak membudidayakan ganja lagi. Diganti tanaman lain. Kami ingin ubah mindset masyarakat Aceh, mulai dari mata pencaharian dan budaya mereka yang terkait dengan ganja. Soal pengobatan, kalau bisa tidak pakai ganja, kenapa harus pakai ganja? Karena dampak negatifnya adalah ketergantungan. Ini yang harus dihindari!

 

Indonesia disebut menjadi pasar terbesar di Asia untuk penjualan dan peredaran narkoba, apa pendapat Bapak?

Begini, Indonesia sebenarnya bisa offensive terhadap narkoba dengan cara berdiplomasi dengan negara lain, yaitu dengan berbagi informasi dan sumber daya. Dengan begitu kita tidak hanya bertahan saja, tapi bisa melawan.

 

Masih banyak jenis narkoba yang belum terdaftar dan susah dideteksi. Lantas langkah apa yang dilakoni BNN?

Banyak memang jenis baru. Saat ini saja ada 71 jenis narkoba baru di Indonesia, di luar negeri bahkan ada 800 jenis. Sistemnya, kami bawa jenis baru itu ke laboratorium BNN untuk dites.

 

Apakah Indonesia harus tegas seperti Rodrigo Duterte yang menembak mati para bandar?

Tembak mati kan bagian dari pemberantasan, hanya parsial. Yang terpenting adalah kita semua harus berkerjasama mulai dari pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, semua harus jalan. Kalau hanya satu yang jalan, tidak optimal. Jadi, kita harus berantas sampai akar-akarnya.

 

Kebijakan tembak di tempat untuk bandar masih tetap berlaku?

Ya, pokoknya sesuai prosedur saja.

 

Bagaimana Bapak menyikapi rumor yang berkembang bahwa pemusnahan barang bukti narkoba kerap diselewengkan BNN?

Kan kita ada check and balance. Kita transparan. Wartawan pun jadi saksi. Semua terbuka.

 

Obsesi Bapak ke depan?

Obsesi saya adalah narkoba bisa hilang dari negeri ini karena narkoba merusak segalanya, fisik, psikis, syaraf, dan kantong. Bayangkan harga narkoba di tempat produksinya hanya Rp40 ribu/gram, di Indonesia Rp1,5 juta/ gram. Jadi harus kita pangkas! Masyarakatnya juga harus punya ketahanan. Ini harus menjadi komitmen bersama.