Andhy Irawan Sosok Sukses Di balik Dafam
By Benny Kumbang (Editor) - 23 November 2015 | telah dibaca 7434 kali
Naskah: Suci Yulianita, Foto: Dok. Pribadi
Life begins at the end of your comfort zone! Itulah sepenggal kalimat yang sangat tepat ditujukan untuk founder dan owner, sekaligus Managing Director Dafam Hotel Management (DHM) ini. Ketika banyak orang yang tidak berani meninggalkan zona nyaman, Andhy Irawan justru meninggalkan zona nyaman untuk merintis sebuah kerajaan bisnis baru. Tak disangka, Dafam Hotel Management (DHM) yang dibangunnya melejit dan berkembang pesat hanya dalam waktu 5 tahun.
Sebelumnya, Andhy dikenal sebagai seorang profesional di bidang hospitality yang telah melanglang buana bekerja dari hotel ke hotel berbintang selama puluhan tahun. Namun ketika ada satu kesempatan, dimana ia merasa sudah waktunya berbuat sesuatu untuk negeri, bersama partner, Billy Dahlan, ia memberanikan diri menciptakan sebuah hotel baru di kota Semarang, Dafam.
Ketika itu, seperti sudah digariskan oleh Sang Kuasa, Andhy bertemu dengan seorang anak muda berusia 25 tahun yang memiliki satu tujuan dan visi misi yang sama. “Kebetulan juga semua sudah diatur yang di atas. Ada anak umur 25 tahun datang ke hotel saya bertanya tentang hotel dan sebagainya. Akhirnya kita komitmen untuk bersinergi membangun hotel. Dan dia adalah Presiden Direktur Dafam Group, Bapak Billy Dahlan. Kemudian saya juga ingin berkarya di negeri sendiri dan membuka lapangan pekerjaan. Saya ingin bermanfaat untuk negara saya. Masa kita hanya menjadi penonton terus,” Andhy membuka percakapan.
Hanya dalam waktu 5 tahun, Dafam mampu berkibar sebagai hotel lokal yang diperhitungkan di negeri ini. Terbukti, begitu banyak hotel milik pihak lain atau investor yang bekerjasama untuk dikelola Dafam. Ya, dari daerah, yaitu kota Semarang, Jawa Tengah, Dafam lahir hingga mampu menembus pasar nasional. Hotel-hotel Dafam tak hanya berada di Semarang, namun juga di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Tak hanya itu, keberadaan dan eksistensi Dafam pun tercium hingga ke mancanegara.
Bukan hal yang mudah membuat Dafam berkibar dalam waktu yang sangat singkat. Namun dengan motto yang selalu menjadi tagline Andhy dalam bekerja, “Impossible become possible”, Andhy bisa membuatnya menjadi nyata, meski harus dicapai dengan kerja keras. Diakui pria asal Jember ini, awal-awal mendirikan Dafam, ia memang bekerja ekstra keras, “tiap hari saya bekerja bisa dari jam 8 pagi hingga jam 4 subuh,” ucap pria yang memang workaholic ini.
Namun Andhy enggan disebut sebagai pria di balik kesuksesan Dafam, ia bukanlah one man show lantaran selain dirinya masih banyak tim lainnya yang sama-sama bekerja keras membangun dan membesarkan Dafam. “Yang paling penting adalah tim saya, mereka sangat solid dan profesional di bidangnya masing-masing. Semua itu bisa berkembang karena memang teamwork kita yang saya sebut sebagai Super team,” ujar pria yang juga menjabat Ketua Badan Promosi Pariwisata Jawa Tengah ini.
Selain karena dukungan super team, diakui Andhy, Dafam yang selama ini menjadi bisnis kepercayaan oleh para investor, juga memiliki produk unggul yang mumpuni dengan kredibilitas baik. Yang juga penting ditekankan Andhy, bahwa satu hal yang membedakan DHM dengan operator hotel lain, adalah keberadaan Dafam yang awalnya didirikan bukan sebagai operator hotel, namun sebagai pemilik dari hotel Dafam itu sendiri. “Kami berangkat dari owner. Saya punya hotel sendiri, group kami punya hotel sendiri. Nah kalau dibilang menjadi operator, itu ‘kecelakaan’, karena dipercaya oleh investor,” tegasnya.
Itu juga yang menjadi salah satu kekuatan Dafam, karena dengan begitu Andhy bisa mengetahui seperti apa yang dirasakan para investor, dan apa kepentingan para investor. Tak hanya itu, yang juga menjadi kelebihan dari Dafam adalah kemudahan proses yang dirasakan betul oleh para investor. Dalam hal ini Dafam membantu sepenuhnya mulai dari urusan perbankan, kontraktor, hingga pembangunan. “Bahkan saya sampai heran, ada investor yang mengetahui Dafam malah dari Bank. Itu kan buktinya kami dipercaya oleh pihak perbankan,” kata Andhy tanpa bermaksud membanggakan diri.
Dengan segala kekuatan yang dimiliki itu, tak heran jika Dafam bisa melaju pesat hanya dalam waktu singkat. Ya, hanya dalam waktu 5 tahun, sejak 2010 pertama kali beroperasi hingga akhir 2015, DHM telah mengoperasionalkan 20 hotel dengan beberapa brand di bawah bendera DHM yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia, yakni Dafam Express, Meotel, Hotel Dafam, Grand Dafam, dan brand Dafam Associate lainnya seperti Vio, D’Best, De’Rain, Marlin, dan Mola Mola Resort.
Itu belum seberapa, Andhy bahkan sedang merencanakan 30 project hotel lainnya yang akan beroperasi hingga akhir 2017. “Semuanya on progress, 30 hotel menyusul sampai akhir 2017. Tapi target saya bisa 100 hotel hingga 2020. Dan ke depan kita juga ada rencana go public. Insya Allah semuanya lancar,” urainya dengan penuh keyakinan.
Kerja keras Andhy selama ini membuahkan hasil. Keberhasilan Dafam pun telah diakui banyak kalangan. Penghargaan demi penghargaan berhasil diraihnya, antara lain, penghargaan The Leading Local Hotel Chain di Indonesia dalam ajang Indonesia Travel & Tourism Awards 2011, dan Penghargaan International Arch of Europe Awards yang diberikan oleh Business Initiative Directions (BID) pada April 2013 lalu di Inter Continental Frankfurt Hotel Jerman. Tak hanya itu, sebagai pemimpin di bidang hospitality, Andhy pun menerima penghargaan sebagai Leader in New Chain Hotel dalam ajang Indonesia Travel Business Leader Awards 2012.
Apa yang telah dicapainya hingga saat ini, diakuinya tak lepas dari peran dan doa kedua orangtuanya sepanjang waktu, terutama dari sang ibunda. Mereka pula yang selama ini menjadi inspirator terbesar dalam hidupnya. “Saya tahu betul seperti apa perjuangan ibu saya hingga saya berhasil. Sampai sekarang pun beliau tidak pernah berhenti mendoakan saya dan kakak adik saya,” ungkap anak kedua dari tiga bersaudara ini.
Ya, doa restu dan support keluarga menjadi faktor penting dalam hidup Andhy selama ini. Selain kedua orang tua, ada istri dan putri semata wayangnya yang tentunya memiliki peran besar dalam kehidupan Andhy. Jika ada waktu luang di sela-sela kesibukannya, seperti saat weekend misalnya, Andhy selalu menyempatkan diri mengisi quality time tersebut bersama keluarga kecilnya itu. Meski hanya di rumah, menonton DVD bersama dan berkumpul sembari bercengkrama atau sekadar jalan-jalan ke pusat perbelanjaan.
“Saya itu orangnya nggak bisa diam. Karena terbiasa bekerja, kadang kalau lagi libur di rumah, saya nggak bisa diam. Jadi saya bersih-bersih rumah, kamar mandi, sampai kamar anak saya. Nah kalau di kantor saya bos, tapi di rumah saya jadi gardener dan room boy, dan mereka bos saya, duduk sambil nonton TV, haha…” candanya.
Untuk menjaga kebugaran tubuh, sebisa mungkin Andhy menyempatkan diri berolahraga yang memang menjadi hobinya sejak masih muda. Diakuinya, ia sangat menyukai olahraga apapun, mulai dari lari, bulutangkis, hingga bersepeda. Untuk menyalurkan hobinya itu, Andhy bahkan bergabung dengan salah satu komunitas sepeda di Semarang.
Melihat kiprahnya yang telah berhasil membangun DHM, sudahkah Andhy merasa sukses dengan segala yang telah dicapainya itu? Dengan tegas ia menjawab, “Saya belum merasa sukses!” Karena arti kesuksesan baginya adalah ketika ia bisa berbagi dan membahagiakan lingkungan sekitar lebih banyak lagi, baik itu keluarga maupun masyarakat. “Dengan begitu saya ingin terus mengejar itu, sampai kapan? ya selama saya masih bisa berbagi dan bisa bermanfaat buat orang lain,” tambahnya.
Bermimpi menjadi Guru
Di balik kesuksesan yang telah dicapainya, siapa menyangka Andhy sejatinya menyimpan mimpi besar yang belum tercapai. Ia ingin menjadi seorang guru. “Menjadi guru adalah obsesi saya. Guru itu pahlawan tanpa tanda jasa,” cetusnya.
Selama ini, sebagai seorang profesional Andhy mungkin sudah terbiasa berbicara di depan ratusan orang para profesional lainnya. Namun ketika satu waktu ia diundang oleh salah satu kampus ternama untuk memberikan kuliah umum di hadapan 700 mahasiswa, ia gugup, dan merasakan sesuatu yang berbeda. “Saya sampai merinding. Karena apa yang saya sampaikan itu untuk masa depan mereka, jadi saya tidak bisa sembarang menyampaikan materi tapi harus berhati hati,” kata Andhy.
Untuk mencapai apa yang menjadi mimpinya itu, Andhy kini tengah mempersiapkan lembaga pendidikan yang masih berada di bawah bendera DHM, Dafam Academy. Rencananya akan beroperasi pada 2016 mendatang. “Sebenarnya saya sudah pernah menjalankan lembaga ini untuk satu angkatan, bekerjasama dengan dinas tenaga kerja. Begitu selesai, mereka semua saya salurkan di hotel-hotel. Nah kita ingin meningkatkan lagi menjadi setingkat akademi atau sekolah tinggi. Itu semua sedang kita urus, insya Allah 2016 berjalan,” beber pria yang dikenal tegas dalam memimpin ini.
Add to Flipboard Magazine.
Tulis Komentar:
Popular

Wanita Muslim yang Menginspirasi Dunia
24 July 2014
Film-film Islam Terbaik Sepanjang Masa
01 July 2013