PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. SUkses bertahan dengan inovasi
By Benny Kumbang (Editor) - 10 November 2014 | telah dibaca 7258 kali

Sejak kali pertama beroperasi pada 1988, PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITM), dikenal sebagai produsen batu bara berkualitas premium yang membangun basis pelanggan yang beragam. Dan saat ini ITM telah menjadi perusahaan pertambangan batu bara yang terintegrasi dengan pengolahan dan aktivitas logistik.
Saat ini ITM memiliki enam daerah konsesi yang dipegang oleh lima anak perusahaan. Empat di Kalimantan Timur, satu di dua provinsi sekaligus, yaitu Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, sedangkan satu lagi di Kalimantan Selatan. Anak-anak perusahaan ITM tersebut adalah PT Indominco Mandiri (IMM), PT Trubaindo Coal Mining (TCM), PT Jorong Barutama Greston (JBG), PT Kitadin di situs Embalut dan di situs Tandung Mayang (KTD), serta PT Bharinto Ekatama (BEK).
Bicara bisnis, di tengah anjloknya harga batu bara, dan di tengah persaingan serta tantangan, ITM mampu meningkatkan penjualan batu bara, dari 27,2 juta ton pada 2012 menjadi 29,1 juta ton pada 2013, atau tumubuh sebesar 7%. Ini angka penjualan tertinggi yang pernah dicapai ITM.
Dalam hal produksi, kontributor terbesar pada tahun 2013 itu adalah PT Indominco Mandiri, dengan 15,1 juta ton atau sebesar 51% dari total. Sementara itu, produksi PT Bharinto Ekatama naik sekitar lima kali lipat, dari 0,3 juta ton pada 2012 menjadi 1,6 juta ton pada 2013.
Seiring dengan bisnis yang terus berkembang, pada 2013 ITM membentuk dua anak perusahaan baru: PT ITM Indonesia (ITMI) dan PT Tambang Raya Usaha Tama (TRUST). Mulai 2014, ITMI bergerak di bidang perdagangan batu bara, sedangkan TRUST menjalankan usaha sebagai penyedia jasa dan kontraktor pertambangan.

Kompetensi ITM pun diakui banyak kalangan. Hal itu terbukti dari penghargaan demi penghargaan yang diterima. Antara lain, penghargaan Execellence Award dari International Convention on Quality Concept Circle (ICQCC), Penghargaan Kinerja RKAB tahun 2012 Aspek Produksi dan Pemasaran Terbaik dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Penghargaan UTAMA – Pengelolaan Keselamatan Pertambangan – Mineral dan Batu Bara, dan Peringkat UTAMA – Penghargaan Pengelolaan Lingkungan Pertambangan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral – Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara, Peringkat Biru PROPER dari Menteri Negara Lingkungan Hidup, serta Penghargaan Kecelakaan Nihil dan Sertifikat Hijau PROPER Batu Bara yang diperoleh dari Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak.
Community Development, Pelibatan Pemangku Kepentingan Menuju Keberlanjutan
Semenjak kali pertama beroperasi, ITM telah memberikan kontribusi melalui pembayaran royalti dan pajak-pajak, ITM juga tentunya memberikan kontribusi kepada para pemangku kepentingan melalui kegiatan CSR atau community development yang ditujukan untuk masyarakat sekitar, khususnya masyarakat yang berada di lingkungan sekitar tambang.
“Khusus untuk lingkungan sekitar tambang, kami membaginya dalam kategori Ring 1, Ring 2, dan Ring 3. Jadi, masing-masing itu sesuai proporsionalnya. Sumbangsih kami kepada stakeholder ataupun masyarakat itu, insya Allah setiap tahun meningkat sesuai dengan target sasaran yang tentunya meningkat pula. Untuk program community development di tahun 2013, ITM berhasil menyalurkan total anggaran sebesar Rp 23,1 miliar dalam berbagai aktivitas yang diselenggarakan oleh lima anak perusahaan,” ujar Leksono.
Dikatakan Leksono, selain memikirkan kepentingan bisnis, ITM juga memiliki tujuan mulia, yakni kehadirannya harus bermanfaat bagi warga sekitar dan wajib hukumnya dalam memberikan kesempatan masyarakat sekeliling untuk berkembang dan menjadi mandiri. Menariknya, program-program yang dilakukan ITM tersebut tidak dilakukan secara sepihak, melainkan dikoordinasikan dan dibahas bersama-sama dalam Forum Komunikasi Masyarakat (FKM atau Community Consultative Committee).

Ya, ITM memang memiliki komitmen kuat dalam kegiatan pengembangan masyarakat dan pembangunan keberlanjutan (sustainability development). Kedua hal tersebut tertuang dalam dokumen perusahaan yang ditandatangani oleh CEO Banpu sebagai induk perusahaan ITM. Secara nilai, dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat, ITM menganut dual commitment. Pertama, akad terhadap pemangku kepentingan, terutama masyarakat sekitar tambang, yaitu bahwa program-program itu harus menciptakan keberlanjutan dan kemandirian. Kedua, komitmen terhadap perusahaan itu sendiri: Melalui program pemberdayaan masyarakat ini, ITM berharap dapat diterima oleh para pemangku kepentingan dan dapat beroperasi dalam jangka panjang, sehingga dapat terus berkontribusi, baik kepada para pemegang saham, pemerintah, karyawan, dan kontraktor.
Dalam melaksanakan realisasi pemberdayaan masyarakat, ITM merancang program yang terbentuk dalam 4 pilar, yaitu pengembangan sosial, pengembangan ekonomi, program lingkungan hidup, dan hubungan kemasyarakatan. Dari 4 pilar itu, dikembangkan menjadi 7 program pemberdayaan masyarakat, yaitu program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi yang bertujuan mengembangkan ekonomi masyarakat, memanfaatkan sumber daya lokal dan potensi masyarakat. Dalam bidang ini, terdapat beberapa bisnis lokal yang dikembangkan di seluruh situs tambang, yaitu pengembangan ragam bisnis lokal, perikanan dan peternakan, serta pertanian.
Program pemberdayaan masyarakat bidang pendidikan yang bertujuan menambah daya saing masyarakat. Serangkaian program pendidikan telah dilakukan tiap-tiap situs tambang sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap bidang pendidikan. Kemudian program pemberdayaan masyarakat bidang sosial budaya dan keagamaan, serta program pembinaan hubungan kemasyarakatan, antara lain dengan mengadakan acara bulan keselamatan kesehatan kerja (K3) untuk masyarakat dan siswa, memeriahkan acara Hari Lingkungan Hidup, acara pesta rakyat tradisional, acara ulang tahun suatu desa, dan tentunya membantu korban bencana alam daerah.
Untuk program pemberdayaam masyarakat bidang kesehatan, ITM telah melakukan berbagai macam pelayanan kesehatan, terutama kepada ibu, bayi dan lanjut usia. Untuk program lingkungan hidup, ITM telah berkomitmen dan melaksanakan kegiatan lingkungan kepada masyarakat dan stakeholder lain melalui aksi-aksi pemeliharaan dengan strategi perlindungan lingkungan demi keberlangsungan hidup bumi. Kemudian untuk program pembangunan infrastruktur, ITM memperbaiki dan memelihara infrastruktur di wilayah binaan ITM.
Sementara untuk program pembangunan keberlanjutan, ITM telah berhasil membina beberapa kelompok usaha kecil menengah di sekitar wilayah tambang, antara lain, kerajinan batik sasirangan, budidaya jamur tiram, peternakan ayam buras super, budidaya buah semangka, budidaya ikan dalam keramba, peternakan bebek, dan kerajinan anyaman rotan.

Salah satu anak perusahaan ITM, PT Kitadin Embalut yang berlokasi di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan luas lahan + 2000 hektar, berhasil mereklamasi lahan bekas tambang dan mengubahnya dengan mengembangkan Integrated Farming System (Sistem Pertanian Terpadu) dan peternakan sapi potong produktif. Di lahan tersebut, terdapat perikanan besar yang mampu menghasilkan 4 ton ikan setiap pekannya. Selain itu, saat ini juga sedang dikembangkan perikanan di tempat baru, yakni di Desa Kartabuana dan Desa Separi Mahakam. Perikanan tersebut memiliki 8 kolam ikan yang berisi 2000 bibit ikan di setiap kolam, dan dikelola oleh petani ikan setempat.
Selain perikanan, tersedia pula peternakan dengan dua kandang ayam, masing-masing berisi 5000 ayam, peternakan sapi dengan system terbuka (sapi digembalakan untuk memperoleh pakan) dan system satu atap (sapi berkelompok di kandang setelah digembalakan). Sampai saat ini, jumlah sapi sudah mencapai 600 ekor. Sementara itu, di tempat lain masih di desa Embalut, juga terdapat peternakan kambing sebanyak 13 ekor dan sapi sebanyak 49 ekor.
Yang istimewa sehingga menjadikan kawasan itu sebagai pertanian terpadu adalah, misalnya, kotoran ayam, kambing dan sapi tersebut dimanfaatkan sebagai pupuk sehingga tidak ada yang terbuang sia-sia. Apalagi jika melihat di lahan bekas tambang itu terdapat perkebunan jagung, singkong gajah dan kedelai. Untuk jagung misalnya, sekali panen per tiga bulan bisa menghasilkan sampai 4 ton jagung, singkong gajah dalam 6 bulan bisa menghasilkan 8 ton, sementara kedelai setiap kali panen bisa menghasilkan 3 ton.
Melihat keberhasilan PT Kitadin Embalut dalam menggarap pertanian terpadu, tak heran jika perusahaan tersebut meraih penghargaan Gelar Karya Pembangunan Masyarakat 2010, 2012, dan 2013. Bahkan meraih penghargaan tertinggi, Anugerah Platinum yang diraih dua tahun berturut-turut, 2012 dan 2013 untuk kategori penciptaan lapangan kerja. Tak ketinggalan penghargaan GKPM yang diberikan oleh Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat setiap tahun. Sistem Pertanian Terpadu ini disebut-sebut sebagai program pengembangan masyarakat terbaik di Kabupaten Kutai Kartanegara, sehingga sering menjadi percontohan, rujukan, atau kajian dari dalam maupun luar negeri.
Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak, pun mengapresiasi keberhasilan Sistem Pertanian Terpadu PT Kitadin Embalut. Saat kunjungannya ke kawasan tersebut beberapa waktu lalu, Awang Faroek mengutarakan rasa bangganya terhadap kinerja PT Kitadin Embalut lantaran sangat mendukung upaya pemerintah mencapai swasembada pangan dan daging di Kalimantan Timur. Pemerintahan Awang Faroek sendiri menargetkan 2 juta ekor sapi dikembangkan di Kalimantan Timur pada 2018 mendatang.
Add to Flipboard Magazine.
Tulis Komentar:
Popular

Wanita Muslim yang Menginspirasi Dunia
24 July 2014
Film-film Islam Terbaik Sepanjang Masa
01 July 2013