Search:
Email:     Password:        
 





M. Kuncoro Wibowo: Sosok Lain di balik Kebangkitan Kereta Indonesia

By Benny Kumbang (Editor) - 09 October 2014 | telah dibaca 6727 kali

Naskah: Sahrudi, Foto: Sutanto & Dok. Humas PT KAI

Jika belakangan ini PT Kereta Api Indonesia (Persero) menunjukkan geliat kebangkitannya, jangan pernah lupa bahwa ada salah seorang yang juga ikut berperan di balik kesuksesan tersebut yakni M.Kuncoro Wibowo. Keahliannya di bidang informasi dan teknologi (IT) telah mampu memoles performa perusahaan angkutan rakyat tersebut menjadi lebih kinclong


Kalau belakangan ini kita tidak melihat calo-calo tiket beraksi di stasiun-stasiun kereta api, bahkan saat Hari Raya sekalipun, hal itu tak lepas dari sejumlah inovasi yang dilakukan oleh PT KAI, salah satunya adalah dengan pemanfaatan Teknologi Informasi. Misalnya dengan membuka pelayanan pemesanan tiket kereta api secara online alias e-ticketing hingga menggandeng peritel Indomaret dan Alfamart untuk menjual tiket secara online di ribuan gerai di Pulau Jawa. Dengan sistem online ini, penumpang bisa melakukan reservasi tiket tanpa harus datang ke stasiun. Bahkan dengan aplikasi KAI Access, calon penumpang dapat melakukan reservasi dan pembayaran melalui mobile phone.

Bicara tentang inovasi KAI di bidang IT, rasanya tak bisa dilepaskan dari sosok Direktur SDM, Umum, dan Teknologi Informasi, M. Kuncoro Wibowo. Kompetensinya sebagai seorang ahli IT memang tak perlu diragukan lagi. Alumnus Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) Jurusan Teknik Elektro Komunikasi, ini telah banyak berkiprah di berbagai perusahaan IT nasional dan multinasional sebelum beliau bergabung di PT KAI.

Masih terekam dalam ingatan Kuncoro saat awal ia berkiprah di PT KAI. Posisi pertama yang didudukinya di tahun 2009 adalah EVP Information Technology (IT). Karena kinerjanya yang tinggi dan memberikan banyak kemajuan bagi perusahaan, membuat ia ditunjuk sebagai Direktur SDM, Umum, dan TI pada tahun 2012.

Namun, ia tak pernah mau jika keberhasilannya meningkatkan kinerja perusahaan itu dinilai hanya karena dirinya semata. Dengan merendah, ia selalu menilai bahwa keberadaannya di PT KAI sebenarnya hanya menerjemahkan apa yang diingini Dirut PT KAI, Ignasius Jonan. “Saya ini hanya men-translate apa mau beliau, misalnya beliau maunya produk A, maka kami sanggup men-translate-nya dari A sampai Z. Secara highlight beliau banyak memberikan guide, berikutnya saya men-translate sendiri,” ujar pria yang selalu tampil bersahaja ini. Hasilnya, kini hampir semua lini di PT KAI sudah tersentuh IT. Contoh konkretnya e-ticketing, kemudian electronic gate, dan sistem jadwal perjalanan kereta. Dengan pemanfaatan IT itu, selain mampu meraih keuntungan yang signifikan, juga sangat efisien dan bisa menghindari kesalahan yang tidak perlu terjadi karena dilakukan secara manual. Di sisi lain, dengan pemanfaatan IT mampu mempercepat proses bisnis di PT KAI.

Besarnya pengaruh IT yang digawangi Kuncoro di PT KAI ini, membuat keberadaannya sekarang menjadi bagian tulang punggung perusahaan. Upaya untuk menerapkan sistem IT di setiap lini PT KAI, diakui Kuncoro akan terus berlanjut. Di awal bulan Oktober ini, PT KAI akan menerapkan sistem e-parking di stasiun-stasiun kereta api di Jabodetabek. “Saat ini sebanyak 23 stasiun sudah e-parking, jadi pengguna parking cukup tempel kartu pada gate saat masuk dan keluar dan biaya langsung dipotong melalui kartu tersebut”, tuturnya. “Saat ini e-parking yang dikelola oleh anak perusahaan PT KAI, PT Reska Multi Usaha, telah menggandeng Bank BNI, Mandiri, BRI, dan BCA, sehingga kartu pre-paid bank tersebut dapat digunakan saat transaksi e-parking”. Dengan cara itulah, Kuncoro ikut menyelesaikan persoalan perusahaan terkait ‘kebocoran’ yang kerap terjadi sebelumnya. Meski hingga saat ini 80 persen pelayanan di KAI sudah menggunakan IT dan stasiun-stasiun kecil sudah IT minded, tak berarti Kuncoro bisa lancar-lancar saja menyelesaikan tugasnya. “Kami masih perlu banyak implementasi untuk beberapa aplikasi, yaitu untuk operasional, keuangan, dan aset, begitu juga di lini komersial masih kurang,” ucapnya.

Beruntungnya Kuncoro membawahi Direktorat SDM dan IT, sehingga kombinasi pekerjaan yang bertolak belakang ini bisa membantu mempercepat implementasi IT di PT KAI. Meskipun untuk itu ia harus menitinya secara sabar dan perlahan. Karena bukan tidak mungkin dengan adanya penerapan sistem IT ini akan ada pihak-pihak di internal yang ‘terganggu’. Namun Kuncoro tak bosan melakukan brain storming atas pentingnya IT. “Dan saya salut kepada teman-teman di KAI, dengan waktu 3-4 tahun yang sangat sempit, mereka sudah bisa berubah, mereka mau menerima, IT-nya berhasil. SAP ERP dan e-parking berjalan sukses. Sekarang menginjak ke operasional, lokomotif tracking, aset juga kita mau IT kan, kita mau mendeteksi semua,” ujarnya serius.

Suksesnya penerapan IT di beberapa lini PT KAI, membuat manajemen PT KAI merasa perlu mengembangkannya di semua sektor BUMN bidang pelayanan transportasi ini. “Sekarang manajemen melihat IT itu membantu, akhirnya mereka meminta kita men-support mereka di semua sektor. Ini adalah tantangan buat kita,” ia menambahkan.

Ia bangga karena PT KAI sangat mendukung untuk akselerasi dalam bidang IT meskipun harus menggelontorkan dana yang sangat tinggi. “Pak Jonan (Dirut PT KAI Ignasius Jonan-red) sangat mendukung. Kalau tidak ada beliau, IT di PT KAI tidak bisa jalan. Saya hanya memasak, beliau yang merencanakan. Kalau Pak Jonan tidak memikirkan tentang sistem IT, ya mungkin akan berat, kita bertransformasi akan lama, tersendat-sendat. Intinya, dibawah kepemimpinan Jonan, perkembangan IT sangat luar biasa,” ucapnya dengan bangga.

Dengan telah berjalannya sistem IT di sebagian besar lini PT KAI dan memberikan keuntungan yang signifikan, maka satu harapan Kuncoro adalah agar hal itu dapat dilakukan secara konsisten. “Obsesi saya adalah konsisten, orang kalau sudah berada di atas itu lupa dan tidak konsisten, IT tetap men-support bisnis KA, kalau kita tidak konsisten maka pegawai akan tidak percaya, misalnya ada proyek IT tapi tidak pernah selesai. Saya selalu menekankan di setiap proyek harus ada ending-nya karena kita telah mengeluarkan biaya yang sangat besar,” tegasnya.

SDM Bukan Sekadar Pegawai

Sebagai direktur yang juga membidangi masalah Sumber Daya Manusia (SDM), Kuncoro memiliki konsep tersendiri tentang pengembangan SDM. Baginya, SDM adalah aset, tidak hanya sekadar pegawai saja, tapi juga aset yang harus dipertahankan. Ia bertekad SDM PT KAI adalah tenaga-tenaga yang tidak hanya andal di bidang perkeretaapian. “Selama ini kami melihat, orang KA hanya tahu kereta apinya saja, tapi sekarang beda, orang KA sekarang bisa menjadi macam-macam. Hal ini jelas keuntungan buat PT KAI karena umumnya tipikal orang kereta api itu banyak yang loyal, fighter, dan tahan banting, daya juangnya tinggi sekali,” tuturnya.

Kuncoro masuk ke PT KAI saat mindset pegawai KAI masih banyak yang product oriented dan ia bersama jajaran direksi lainnya harus mengubahnya menjadi customer oriented. Untuk mengubahnya, ia melakukan satu langkah awal yang sangat menarik yakni mengubah tampilan pegawai secara fisik. “Pertama-tama adalah mengubah culture mereka, kita ganti fisiknya mulai dari baju, logo, yang kelihatan fisik itu kita ubah dulu pelan-pelan, berikutnya kita perbaiki banyak hal, untuk mengubah mindset tidak hanya sekadar slogan, harus ada sesuatu yang diberikan ke mereka,” lanjutnya. Setelah itu baru memperbaiki tingkat salary agar bisa mendorong percepatan perubahan.

Saat ini jumlah SDM PT KAI kurang lebih 27.000 pegawai di seluruh Indonesia untuk yang organik ditambah lagi tenaga outsourcing hingga mencapai sekitar 30.000 pegawai. Kuncoro bertekad mengajak pegawai outsourcing di tahun ini menjadi pegawai organik dengan syarat mereka memang pegawai outsourcing dari kereta api, bukan dari institusi lain.

Add to Flipboard Magazine.

Tulis Komentar:


Anda harus login sebagai member untuk bisa memberikan komentar.

                         
   

Popular

Photo Gallery

Visitor


Jumlah Member Saat ini: 233250