Batik Seraci, Batiknya Betawi
By Giatri (Editor) - 20 August 2014 | telah dibaca 4676 kali

Workshop Batik Seraci di terletak di Kampung Kelapa Marunda, Bekasi. Perbatasan Jakarta Utara dan Bekasi. Memasuki galeri, tergantung di dinding batik dengan motif angon kerbau dan Si Pitung. Tumpukan kain batik tulis, batik cap serta kombinasi tulis dan cap ada di lemari, diatas karpet dan rak kain. Ada sekitar 30 motif batik yang sudah diciptakan oleh Ernawati dan lima motif sudah didaftarkan ke HAKI.
Sembari duduk bersila, Ernawati membuka satu-satu kainnya untuk memperlihatkan tiap motif. Ada motif topeng, ondel-ondel, pengantin, penari, dengan warna-warna cerah khas warna pesisir. ”Nah, ini gambar demenan,” ujar Ernawati. Perempuan Betawi itu menggelar batik merah cerah dengan gambar dua sejoli. ”Zaman dulu, anak-anak Betawi bilang pacaran itu demenan, he-he-he,” ujarnya sembari terkekeh.
Ada pula motif seperti nglajo atau merantau dari kampung ke kampung mencari padi, nandur, musik betawi Tanjidor, demprak (permainan anak), kawasan Setu Babakan, dan ngangon kebo. Dan, tentu saja corak seperti ondel-ondel, pengantin betawi, Si Pitung, kembang kelapa, kue selendang mayang, dodol, hingga si garing kerak telor.

Corak juga diabadikan ke dalam bentuk cap besi. Puluhan cap batik Betawi terpajang di dinding bengkel kerja. Pembuatan batik betawi serupa dengan batik lain. Corak dijiplak ke atas kain. Pembatik kemudian ”menembok” alias memagari gambar dengan lelehan lilin batik (malam) yang dialirkan melalui canting. Malam akan menghalangi zat pewarna masuk ke kain nantinya. Ada pula motif yang dibuat dengan cap walaupun pengisian detail biasanya dibantu canting.
Setelah itu, kain dicelupkan ke pewarna. Saat kain berwarna itu dicuci dengan air panas, malam akan luruh dan menyisakan corak. Jika menginginkan batik lebih dari dua warna, sebagian corak bakal dilapisi malam kembali dan diwarnai berbeda.
Ernawati memulai bisnis Seraci Batik Betawi sekitar tiga tahun lalu. Ketertarikan terhadap batik berawal kala ia menempuh pendidikan SMA dan kursus mode di Semarang. Di kota lumpia itu, Ernawati belajar membatik. Bahkan, ia pernah menjadi juara satu mencanting se-Semarang pada tahun 2007.

Tampaknya Ernawati tak main-main dengan cita-citanya itu. Ia punya cara sendiri untuk menyosialisasikan ide batik betawi ini. Kaum ibu-ibu dan remaja di kampung diajaknya untuk ikut pelatihan membuat batik. Ia sendiri yang mengawali pelatihan itu, dibantu oleh beberapa orang kerabat dekatnya. Ernawati pun menggenlontorkan dana sebesar Rp 50 juta sebagai modal awal.
Kegigihan atas tekadnya lambat laun membuahkan hasil. Kini omzetnya sebulan Rp 50 juta dan ada 20 orang bekerja di sini.
“Sudah balik modal, tetapi uangnya muter terus,” katanya.

Dalam sehari, Seraci memproduksi 20 lembar batik cap dan 2 potong batik tulis setiap bulan. Untuk batik tulis, pembuatannya memakan waktu lebih lama. Batik tulis empat warna, misalnya, butuh satu bulanan. Harga batik terentang dari Rp 120 ribu hingga Rp 700 ribu per helai.
Pemesan batik Seraci mulai dari pemerintah daerah, hotel, sekolah-sekolah, sampai berbagai tim delegasi yang ke luar negeri. ”Pemda Bekasi pesan 400 potong batik untuk seragam dinas tahun lalu. Instansi di Jakarta Utara, Pusat, dan Selatan juga pernah pesan,” ujarnya.
Rata-rata produksi adalah untuk pesanan, sedikit sekali untuk stock. Pemasaran produk Batik Seraci mulai dari penjualan on line, membuka outlet di Thamrin City, Gandaria, Cibubur, pesanan motif dari konsumen, pameran di Malaysia serta kerjasama dengan designer. Konsumen dari luar Jakarta ataupun dari luar Pulau Jawa tetap memesan motif khas Betawi. "Mereka mencari apa yang khas dari Jakarta, selain itu motif pertanian, kehidupan masyarakat seperti angon kerbau banyak diminati", jelas Ernawati.
Add to Flipboard Magazine.
Tulis Komentar:
Popular

Wanita Muslim yang Menginspirasi Dunia
24 July 2014
Film-film Islam Terbaik Sepanjang Masa
01 July 2013