Search:
Email:     Password:        
 





Ahmad Sahroni si Anak Priok Meraih Mimpi

By Benny Kumbang (Editor) - 13 August 2014 | telah dibaca 12348 kali

Ahmad Sahroni si Anak Priok Meraih Mimpi

Naskah: Sahrudi, Foto: Fikar Azmy & Dok. Pribadi

“Anda takkan pernah melakukan segalanya di dunia ini tanpa adanya keberanian. Itu adalah kualitas terbesar dari pemikiran setelah kehormatan.”(Aristoteles)

Kalimat bijak filsuf Yunani itu tampaknya sangat tepat menggambarkan sikap dan tekad seorang Ahmad Sahroni dalam menjalani kerasnya kehidupan dan mewujudkan mimpi-mimpinya. Dari seorang anak penjual nasi pinggir jalan, Presiden Ferrari Owner Club Indonesia (FOCI) itu kini melesat sebagai pengusaha muda yang sukses dan sebentar lagi akan duduk menjadi wakil rakyat di DPR RI.

Ya, keberanianlah yang telah mengantarkan pria yang akrab disapa Roni ini menjadi sosok yang sangat jauh berbeda dari Roni di tahun 2000.  Hanya dalam kurun waktu kurang lebih 12 tahun, ia mampu membuktikan bahwa seorang anak jalanan yang saat masih bayi kerap tidur di gerobak warung nasi sang bunda, kini telah sukses menaklukan kehidupan yang keras dan mampu meraih semua mimpi indah yang pernah melintasi tidurnya.

Pagi mulai beranjak siang saat Men’s Obsession menyambangi kediamannya di Jalan Swasembada Timur, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Tak sulit menemui rumah ayah satu anak ini. Sebut saja nama Roni kepada tukang ojek, tukang parkir, atau warga di seputaran Tanjung Priok, pasti akan di antar langsung ke depan rumahnya. “Wah, hampir semua orang se Priok (Tanjung Priok-red) kenal bang Roni Pak,” celetuk tukang ojek yang sempat ditanya Men’s Obsession.

Terletak di daerah yang cukup padat penduduk, rumah Roni terlihat paling menonjol. Bukan saja arsitekturnya yang mewah dan modern, tapi juga karena di dalamnya bersemayam sejumlah kendaraan cepat.

“Moge sering dipakai tapi dulu saat saya menjadi pembalap motor tapi sekarang saat saya melihat orang naik motor saya ingat jamannya dulu saya susah, saya pinjam motor teman gak dikasih, akhirnya saya punya cita-cita gimana rasanya punya motor gede. jadi motor ini saya beli untuk memuaskan mata. Ini adalah hobi tertunda, tapi , sehari-hari kita pakai Honda atau Range Rover.

Walhasil, kalau salah satu kendaraan super mahal itu melintas di jalan sempit yang hanya bisa dilintasi satu mobil ini pasti jadi perhatian warga setempat. Ada tersirat kebanggaan tetangganya saat melihat Roni melintas dengan super car nya.

Bangga karena salah satu anak dari daerah itu tetap mencintai rumah tempat kelahirannya meski sudah sukses. Ia tetap tinggal di daerah yang pernah membesarkan dan membentuk wataknya. Daerah tempat ia bersama nenek dan ibunya, Hernawaty berjuang meniti kehidupan dengan suka dan duka.
“Saya tak mau disebut kacang yang lupa kulitnya. Disini saya dilahirkan, disinilah saya hidup,” ujar Roni.

Kalaupun ada apartemennya di kawasan premium SCBD, ia jarang menempati. Bisa saja ia juga membeli rumah di pemukiman elite, tapi itu tak menjadi keinginan utama dari pemilik sejumlah kapal tongkang ini.

Popularitas nama Ahmad Sahroni tak hanya berputar-putar di sekitaran Tanjung Priok atawa Jakarta saja, tapi juga sudah mendunia. Kecintaannya pada bidang otomotif, telah membawa namanya ke level internasional. Berawal ketika pemilik Ferrari 458 Speciale 2014 ini mendapatkan kepercayaan penuh untuk memimpin Ferrari Owner’s Club Indonesia (FOCI), sebuah organisasi otomotif bergengsi yang keberadaannya diakui oleh perusahaan pembuatnya di Maranello, Italia. Klik saja situs Ferrari.com, maka nama Roni pun akan terpampang di layar utamanya.

Di dunia golf pun, namanya mencuat. Beberapa turnamen golf internasional yang diikutinya pernah mengantarkan Roni sebagai juara. Tak heran jika piala dan foto-fotonya saat mengikuti kejuaraan golf terpajang di rumah sang bunda, Hernawaty yang tak jauh dari kediaman Roni.

Rumah Hernawaty adalah rumah asli yang didiami sejak Roni bayi bersama neneknya. Sebuah rumah mungil yang menjadi saksi bisu perjalanan Roni. Rumah yang tadinya sederhana itu kini telah disulap menjadi permanen dan dilengkapi perabotan yang memadai.

Kesuksesan demi kesuksesan yang diraih Roni, sepertinya kurang lengkap ketika ia merasa belum bisa memberikan makna yang lebih besar kepada masyarakat, bangsa dan negaranya. Karena itulah ia berpikir untuk mencoba berkiprah di dunia politik. Partai Nasional Demokrat (NasDem) menjadi pilihan utama suami dari Feby Belinda sebagai kendaraan politiknya.

“Sebagai partai baru, NasDem relative bersih, tidak terkontaminasi. Tidak memiliki catatan buruk. Sehingga saya lebih mudah menyampaikan perjuangan saya melalui partai ini,” ujar Roni. Pada Pemilu 2014 ini, ia pun maju sebagai calon anggota legislatif (Caleg) DPR RI dari Partai NasDem untuk daerah pemilihan (Dapil) III yang meliputi antara lain wilayah Jakarta Utara. Kesuksesan pun kembali diraihnya.

Hasil hitung real count yang dirilis KPU Jakarta Utara menetapkan Caleg Partai NasDem Ahmad Sahroni meraih suara terbanyak dari seluruh Caleg yang bertarung di Jakarta Utara. Caleg Nomor 1 Partai NasDem Dapil Jakarta Utara tersebut berhasil meraup dukungan sebanyak 48.231 suara. Artinya, ia akan melengang ke Senayan, tidak berjuang untuk dirinya sendiri tapi bagi masyarakat konstituennya, bagi bangsa dan negaranya.

Keberhasilan Roni sekarang tentu tak bisa dilepaskan dari perjalanan panjang yang pernah dilaluinya di masa kecil dulu. Ada suka namun lebih banyak dukanya yang ia alami sejak kecil hingga remaja. Lagi-lagi, keberanian dan kecerdasannya telah membuat ia mampu menunjukkan dirinya sebagai anak muda yang mampu menghadapi kerasnya kehidupan bahkan di tengah wilayah ‘keras’ di Tanjung Priok, sekalipun.

Perjuangan panjang meraih mimpi seorang Ahmad Sahroni inilah yang menurut kami sangat menarik untuk ditampilkan dalam edisi kali ini. Sebuah pencerahan, sekaligus inspirasi bagi Anda yang tak pernah lelah berjuang dalam hidup ini. Selamat mengikuti.

Bersama Ibu Mengarungi Kerasnya Hidup

Baru tiga bulan sepuluh hari Roni melihat dunia, ia sudah ditinggalkan sang ayah yang pada saat itu menceraikan ibundanya. Otomatis, sejak bayi hingga sekarang, ia tak tahu bagaimana raut wajah dan rasa belaian ayahnya.

Bahkan saat remaja, ketika libur sekolah, Roni pernah mencari sang ayah hingga ke Medan, Sumatera Utara, tapi hasilnya nihil. Otomatis, sejak bayi hingga sekarang Roni dibesarkan sang bunda, Hernawaty yang dibantu nenek tercintanya.

Sebagai pedagang nasi Padang di pelabuhan Tanjung Priok, terbayang betapa sulitnya Hernawaty menjalani kehidupan ; mencari uang dengan berdagang nasi dan mengurus seorang bayi. Tak jarang, Roni bayi diajaknya serta berdagang. “Ibu cerita, ketika saya bayi saya ditaruh di gerobak dagangan, sementara ibu melayani pembeli. Kalau saya kepanasan ibu mengipasi dengan potongan kardus tebal,” kenang Roni.

Selepas senja, ibu dan anak itupun pulang ke rumah sempit tak berkamar dengan dinding tak berplester. Ketika malam menjelang, Roni dan adik tirinya Heri Susanto atau Iko pun tidur beralas kasur tipis yang digelar di ruang tamu merangkap ruang tidur. Kalau hujan, air pun merembes masuk dan banjir mengikuti.

Saat usia beranjak, keadaan belum berubah. Kesulitan tetap menjepit. Hiburan satu-satunya adalah numpang nonton televisi di rumah tetangga. Itupun kalau diizinkan, karena tak jarang juga mereka tak boleh masuk hanya untuk sekedar nonton film kartun.

Beratnya beban sang ibu, dirasakan oleh Roni saat ia menduduki bangku Sekolah Dasar. Dengan niat meringankan beban ibu, di kelas satu ia sudah berupaya mencari tambahan biaya hidup. Mulai dari menyemir sepatu pekerja kantoran di pelabuhan hingga menyewakan payung kala hujan alias menjadi tukang ojek payung, ia lakoni selepas sekolah.

Saat usia beranjak remaja, Roni yang duduk di bangku SMP mulai punya keahlian lain yakni memperbaiki kendaraan bermotor. Dengan keahliannya itu ia mendapatkan uang dari upah memperbaiki kendaraan bermotor yang rusak.

Dari keahliannya itu juga ia mengenal lingkungan baru, dunia anak-anak gedongan penggemar balap mobil yang biasa nongkrong di Parkir Timur Senayan. Kepiawaiannya menyetel mesin mobil agar bisa berlari kencang dan memperbaiki mobil yang ‘ngadat’, membuat ia dengan mudah diterima di kalangan anak-anak pejabat dan konglomerat itu.

Lulus SMA, seperti kebanyakan anak lainnya, Roni juga kepingin bisa kuliah. Tapi apa daya, ekonominya pas-pasan. Terpaksa, nganggur pun jadi pilihan. Ia berusaha keras mencari kerja. Ibunya juga tak tinggal diam.

Setiap kali ada pelanggan yang makan di warungnya, selalu ditanyakan apakah ada lowongan pekerjaan atau tidak. Ada lowongan tapi harus punya sepeda motor,” ah..mustahil, jangankan beli motor, buat makan sehari-hari saja sulit,” gumam sang ibu ketika itu.

Akhirnya, atas bantuan sang paman, Budi Soleh, Roni bisa bekerja menjadi sopir pribadi di sebuah perusahaan. Dalam perjalanan waktu, Roni sempat alih profesi dengan bekerja di kapal pesiar Celebrity Cruise Line yang melayani antarbenua. Merasa tak cocok dengan pekerjaan itu, ia lalu kabur saat kapal bersandar di Miami, Florida, Amerika Serikat. Ia pergi ke Atlanta menumpang di rumah salah seorang WNI. Disini ia sempat kerja di rumah makan. Rasa was was karena takut dianggap imigran gelap membuat ia akhirnya pulang ke Indonesia.

Lagi-lagi, disini ia kembali menekuni dunianya sebagai sopir pribadi. Tapi siapa sangka jika pekerjaannya menjadi sopir kali ini adalah semacam pintu masuk bagi Roni untuk mengubah nasibnya. Betapa tidak, ketika ia bekerja di sebuah perusahaan yang berbisnis pengisian bahan bakar minyak untuk kapal, justru disitulah ia mendapatkan ilmu yang banyak tentang seluk beluk bisnis tersebut. Mulai dari bagaimana menarik selang untuk mengisi BBM sampai membuat administrasi pembayaran ke Pertamina, ia bisa melakukannya. Ia juga mengenal konsumen bossnya hingga kebutuhan minyak mereka.

Belakangan, tak hanya tugas sebagai sopir ia jalani. Menjadi penagih hutang pun ia laksanakan. Ketika itu bosnya meminta ia untuk menagih hutang sebesar Rp1,7 miliar. Imbalannya, jika berhasil ia akan diangkat jadi pegawai tetap. Sang bos sudah kewalahan menagih hutang tersebut meski sudah menggunakan pengacara, dan aparat keamanan tetap saja hutang tak cair. Namun dengan pendekatan yang dilakukan, hutang itu pun berhasil ditagihnya. Roni pun diangkat jadi karyawan tetap.

Namun, takdir berkata lain, Roni harus memisahkan diri dari perusahaan itu dan mendirikan bisnis serupa bersama dua rekannya. Ia nekad melakukan itu karena tak punya kantor. Dengan menempatkan kursi dan meja di bawah pohon rindang tak jauh dari kantor lamanya, ia pun mengoperasikan bisnisnya. Tuhan memberikan jalan dan bisnisnya pun lancar, meski ada beberapa kali ia menghadapi tantangan yang tidak ringan namun semua bisa dilalui dengan ketabahan.

Ia bahkan sempat menangis manakala sempat diperdaya oleh kolega bisnisnya. Tapi memang benar, doa orang yang terzolimi pasti di dengar Tuhan dan itulah yang dirasakan Roni. Ia berdoa agar diberikan kemudahan menghadapi kesulitan.

“Saya berdoa, ya Allah mudah-mudahan perusahaan yang aku bawa ini bisa sampai ke titik paling atas, dan mudah-mudahan orang tahu aku bukan menengadahkan tangan tapi pekerja keras yang tidak mengandalkan seseorang untuk mencari kesempatan,” begitu doanya. Akhirnya belitan kesulitanpun lepas. Kepercayaan dari rekan bisnis pun semakin meningkat dan semakin maju pesat.

Kerja Keras, Sholat, dan Surah Yassin

Perubahan drastis dan luar biasa yang dialami Roni dalam kurun waktu belasan tahun, membuat banyak orang berdecak. Betapa tidak, dari seorang sopir pribadi ia mampu mengubah nasib menjadi konglomerat muda.

Tak heran jika banyak yang bertanya apa rahasia di balik kesuksesannya? Jika ditanya seperti itu, ayah dari Roffbell ini selalu menjawab serius bahwa ada banyak hal yang membuat Roni bisa berjaya seperti sekarang ini. Di antaranya yaitu kerja keras, ikhlas, dan cerdas serta banyak berdoa.

Dalam bekerja, seperti diakuinya, ia seperti tak kenal waktu dan tak kenal lelah. Pernah, ketika menjadi sopir pribadi ia tidak sempat pulang. Kalaupun ke rumah hanya untu mandi dan ganti baju. Bahkan pernah suatu ketika ia harus bermalam takbiran di atas kendaraan sang majikan. Sempat juga di hari pertama hari raya Idul Fitri harus bekerja karena ada orderan yang harus dilayani.

Dalam kerja pun ia tak pernah menolak tugas yang di luar dari pekerjaannya. Seperti ketika menjadi sopir, ia ikhlas saja menjalani pekerjaan yang dititahkan sang bos seperti menarik selang untuk mengisi BBM ke kapal, misalnya, ia jalani.

Padahal beratnya minta ampun. “Semua kerjaan saya kerjakan. Nggak pernah namanya perintah yang nggak saya laksanakan. Nggak ada cerita mengeluh, tak ada juga kata nggak bisa. Terpenting, dari setiap apa yang saya kerjakan itu saya serap ilmunya,” ujar Roni. Satu lagi, jangan pernah bertanya berapa uang yang harus didapat.

Salah seorang mantan boss Roni yang bernama Edi Rahmat, memuji kinerja Roni. “Ia mengalahkan kegilaan saya dalam bekerja. Saya belum bangun dia sudah rapi. Dan hebatnya dia cepat belajar. Kalau saya naik ke kapal dan bicara dalam bahasa Inggris dengan klien, dia menyimak baik-baik apa yang saya katakan,” ungkap Edi dalam buku “Ahmad Sahroni, Anak Priok Meraih Mimpi” yang ditulis Fenty Effendi.

Dari belajar secara otodidak itulah, Roni bisa mendapatkan ilmu yang sangat berguna untuk membuka bisnis penyaluran BBM ke kapal laut.

Lalu, apa yang ia lakukan saat harus menghadapi masalah dalam bisnis dan kehidupannya? “Saya hanya sholat, kemudian membaca surah Yassin. Setiap hari saya lakukan itu, sampai saya hapal luar kepala melafazkan surah Yassin,” ujarnya. Kemanjuran amalannya itu pernah ia rasakan saat ditimpa musibah saat rekan bisnisnya menzolimi dia, dimana akhirnya roni bisa mengatasi masalah itu dan bangkit kembali membangun bisnisnya hingga sukses seperti sekarang.

Dan, satu hal positif lainnya dari Roni adalah ; dia anti rokok apalagi narkoba! Satu hal yang bertolak belakang dengan apa yang dilakukan sebagian besar rekan-rekan seangkatannya di Tanjung Priok. Ya, Tanjung Priok, daerah keras yang kerap diidentikan dengan segala aktifitas negatif anak mudanya. Mulai dari premanisme hingga penyalahgunaan narkoba.

Tapi Roni mampu membuktikan bahwa tidak semua generasi muda di daerahnya itu hanyut oleh hal-hal yang buruk. Roni seperti memiliki self discipline terhadap dirinya. Pernah suatu ketika salah seorang bosnya mengajak ia untuk melewati malam di sebuah club malam. Dunia remang-remang yang sangat aneh baginya. Saat itu, mau tak mau ia harus menuruti keinginan si bos. Sampai di dalam, ia ditawari untuk menenggak sebutir pil ecstasy.

Ia pun pura-pura menelannya, padahal yang ditelannya adalah tablet obat warungan yang biasa ia bawa di kantongnya. Lalu ia pura-pura mabuk dan kemudian minta izin untuk kembali ke mobil. Seorang rekannya yang lain, juga pernah menceritakan ihwal ketidaksukaan Roni terhadap alkohol dan obat-obatan terlarang meski pergaulannya sangat dekat dengan dunia itu. Maka, selamatlah Roni dari jerat narkoba itu.

Di mana Dia Suka, Di situ Dia Menjadi Terbaik!

Mau belajar dengan serius, itulah salah satu kunci kenapa Roni selalu bisa menjadi yang terbaik. Bukan hanya di bidang bisnis, di bidang olah raga dan hobi pun dia selalu menjadi yang terbaik.

Seorang teman mainnya semasa remaja dulu, Michael Bayu, mengakui akan kehebatan pria yang pernah dijulukinya sebagai “penyelam pintu dok” lantaran warna kulitnya yang kelam itu.

Kata Michael, rekannya itu kalau sudah berminat akan sesuatu pasti dilakoni serius. Seperti misalnya bermain golf, Michael lah yang mengajarinya saban pekan. Ternyata, sekarang Roni pun piawai di lapangan olah raga elit tersebut. “Pada dasarnya, dia itu pintar. Sekali dia tunjukkan perhatiannya pada satu hal, maka dia akan menjadi yang terbaik disitu,” tegasnya. Tengok saja piagam dan piala kejuaraan golf yang pernah diraihnya baik dari dalam maupun luar negeri yang dipampang di dinding rumah ibunya.

Apa yang dilontarkan rekannya itu ada benarnya juga. Buktinya, ketika dia belakangan ini mulai meminati dunia politik, dia serius mempelajari dan mempersiapkan diri secara matang. Pertama-tama, dia lirik dulu partai politik mana yang akan dijadikan ruang politiknya.

“Akhirnya saya pilih partai Nasional Demokrat (NasDem). Kenapa? Karena partai ini relatif masih baru, belum terkontaminasi hal yang negatif, punya visi misi yang sangat baik, sehingga saya akan lebih mudah menjelaskan alasan kepada konstituen saya kenapa saya di partai ini,” terangnya.

“Akhirnya saya pilih partai Nasional Demokrat (NasDem). Kenapa? Karena partai ini relatif masih baru, belum terkontaminasi hal yang negatif, punya visi misi yang sangat baik, sehingga saya akan lebih mudah menjelaskan alasan kepada konstituen saya kenapa saya di partai ini,” terangnya.

Perjuangan di bidang yang masih baru ini pun dimulai. Ia melakukan pendekatan secara personal, tidak pakai politik uang. Beruntunglah Roni, yang sejak kere dulu hingga sukses seperti sekarang ini masih tetap dekat di masyarakat, membuat tak ada lagi sekat antara dia dengan warga Tanjung Priok dan sekitarnya. Mereka sangat respek kepadanya.

Meski berada di daerah pemilihan (dapil) Jakarta III, yang diistilahkan oleh kalangan politisi sebagai “dapil neraka”, ternyata tidak membuat ‘anak priok’ ini harus rendah diri untuk bersaing dengan politisi yang lebih senior di dapil yang sama seperti Tantowi Yahya (Golkar), Effendi Simbolon (PDI-P), Vera Febyanthy (Demokrat), Didi Supriyanto (PAN) dan Aryo Djojohadikusuma (Gerindra). Laki laki kelahiran 8 Agustus 1977 justru merasa tertantang.

“Partainya boleh baru, sayapun boleh dibilang orang baru di dunia politik, tapi Tanjung Priok dan sekitarnya pasti bukan tempat baru buat saya. Kenapa mesti takut?” tutur Ahmad Sahroni kala itu.

Sebagai asli ‘anak priok’ Roni memiliki keleluasaan yang tidak dimiliki caleg lain. Tokoh tokoh masyarakat di kawasan itu mampu didekati dan diyakinkan, jika dari Priok harus ada yang bisa membawa Priok lebih baik.

“Jujur saja, saya memang melakukan pendekatan ke mereka, hampir seluruh masyarakt melalui tokoh-tokohnya. Saya katakan jika dari wilayah ini harus ada putra priok yang jadi ‘orang’. Makanya mereka harus dukung anak priok yang mau membawa perubahan di priok. Alhamdulillah, meski awalnya agak alot, tapi akhirnya mereka sadar juga. Hasilnya sekarang kita sudah bisa lihat,” ungkapnya.

Kerja kerasnya meyakinkan masyarakat di Tanjung Priok dan sekitarnya itu kini sudah membuahkan hasil. Nama Ahmad Sahroni sudah menjadi salah satu caleg yang bakal lolos ke Senayan dari Partai NasDem. “Alhamdulillah kita ucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan saya begitu banyak kepercayaan dari masyarakat Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Kepulauan Seribu, sehingga saya bisa lolos dalam rekapitulasi KPU Pusat pada tgl 06 mei 2014. Insya Allah saya tinggal menunggu pengumuman secara nasional pada 12 Mei 2014 nanti,” tutup Roni.

Hasil hitung real count yang dirilis KPU Jakarta Utara menetapkan Caleg Partai NasDem Ahmad Sahroni meraih suara terbanyak dari seluruh Caleg yang bertarung di Jakarta Utara. Caleg Nomor 1 Partai NasDem Dapil Jakarta Utara tersebut berhasil meraup dukungan sebanyak 48.231 suara. Perolehan ini disusul Caleg PDIP Efendi Simbolon dengan raupan suara sebanyak 37.481 yang disusul oleh Caleg PDIP lainnya Charles Honoris dengan dukungan 31.674 suara.

Sekali lagi, benar adanya; sekali dia minat dengan suatu bidang, dia akan menjadi yang terbaik di situ! Persoalannya kemudian, apakah ia kelak juga akan menjadi wakil rakyat yang baik bagi yang diwakilinya. “Ini lahan pengabdian saya untuk masyarakat, untuk orang orang yang memercayakan saya, jadi saya harus benar-benar serius dan sungguh-sungguh. Saya sudah lepaskan semua bisnis saya dan saham-saham saya untuk berjuang menjadi wakil rakyat yang terbaik,” tekadnya.

Di Politik, Saya Tak Mencari Kekayaan!

Akrab, familiar, dan terbuka, begitulah kesan pertemuan pertama dengan Roni yang menerima kehadiran Men’s Obsession di rumahnya. Dalam pertemuan yang diselingi banyak celetukan canda membuat suasana sangat cair. Ia banyak menjelaskan ihwal kehidupannya dalam dunia politik, dan obsesinya. Berikut petikan wawancaranya :

Anda sudah menjadi pengusaha sukses, kemudian maju sebagai calon anggota legislatif. Apa yang Anda cari di politik?


Jadi saya punya pemikiran agak berbeda, kalau orang berpolitik mencari kekayaan, kalau aku berpolitik untuk bekerja, untuk masyarakat jadi jangan akhirnya berpolitik mencari finansial yang pada akhirnya bisa dibayangkan kalau semua anggota DPR yang masuk hanya untuk mencari kekayaan, berarti dia mementingkan dirinya sendiri. Sedangkan di DPR itu kepentingannya adalahuntuk rakyat, mewakili rakyat untuk kepentingan rakyat.

Jadi disitu kenapa saya yang dari hidupnya bukan siapa-siapa dan sekarang menjadi pengusaha dan akan menjadi seorang wakil rakyat karena faktornya kalau menjadi pengusaha kan tingkatan tertinggi adalah CEO saja, tapi saya beralih ke politik untuk menjadikan saya sebagai orang yang bisa berbakti kepada masyarakat.

Jadi inti untuk mencari kekayaan saya sudah kaya duluan, secara finansial sudah cukup, tinggal sekarang untuk mengabdikan itu kepada menjadi seorang wakil rakyat di DPR, menjadi nol kembali karena di saat saya hidup itu, tanpa berkecukupan, hidupnya susah, dan di DPR pun akan menjadi nol kembali, dan akan beranjak menjadi yang terbaik. Nol dalam artian dunia yang baru.

Tapi umumnya pebisnis menjauh dari ranah politik?

Saya dulu dari susah mengacu hidup untuk menjadi yang terbaik, karena kan berani, disini keberanian bukan untuk keberanian kepentingan pribadi, tapi kepribadian untuk bagaimana kita supaya bekerja untuk masyarakat jangan lagi untuk kepentingan pribadi.

Banyak yang beranggapan miring tentang wakil rakyat saat ini, Anda sendiri menilai bagaimana ?

Tidak semua begitu, perbandingannya adalah ada orang di antara orang baik, ada juga orang jahat. Seperti cerita di film The Planet Apes, tentang monyet. Dimana tidak semua monyet berpikiran jahat, ada di antara monyet itu berpikiran bahwa ada kebaikan seperti layaknya manusia berpikiran juga baik.

Jadi di saat itulah tidak semua orang dan anggota DPR punya niat yang jahat dan tidak juga ada orang yang bagus semua disitu, tapi kategori yang baik dan jahat saya pribadi mengansumsikan karena niatannya adalah untuk kerja masyarakat tidak berpedoman untuk kepentingan pribadi juga berprinsip bahwa kita tidak mencari lagi kekayaan.

Ngomong-ngomong berapa biaya yang Anda habiskan untuk kampanye ?
Saya menghabiskan 5,2 miliar rupiah dan saya sudah laporkan itu kepada partai dan kepada pengeluaran kampanye menjadi anggota DPR RI. itu luar biasa karena yang banyak itu adalah cost politic, cost kampanye untuk beli snack dan transport.

Modal yang Anda keluarkan untuk menjadi seorang wakil rakyat kan cukup besar. Tidak berpikir untuk mengembalikannya kelak?


Kalau orang berprinsip dimana uang keluar satu juta, maka harus kembali sepuluh juta. Tapi kalau saya berprinsipnya bagaimana saya untuk melakukan yang terbaik, tidak mendasari karena pengeluaran saya, saya berpikirnya lillahi ta ala, ini penting untuk mengingatkan saya agar menjadi yang terbaik di saat saya menjadi wakil rakyat, jadi tidak berperilaku bahwa pokoknya kalau aku sekarang harus keluarin uang sekian, maka aku harus dapetin sekian karena disana sudah dalam posisi pejabat publik dan jangan sampai nanti kita mengambil langkah untuk kepentingan kita sendiri atau kepentingan kelompok.

Dalam pemilihan legislatif 2014, Anda meraih suara terbanyak di Jakarta Utara. Banyak yang menilai hal itu tak lain karena Anda punya banyak uang sehingga bisa membeli suara, benar ?


Banyak sekali yang beranggapan seperti itu, bilang dia kaya, dia dapat suara dianggapnya sebagai serangan fajar, tapi saya bekerja setahun dua bulan untuk mengenal diri sendiri kepada masyarakat dan mengenalkan diri, karena kita menjadi pejabat publik, wakil rakyat adalah saya harus tahu dimana konstituen saya, di mana tempat saya lahir, dimana saya juga melakukan kembali untuk ke konstituen saya, jadi setahun dua bulan saya kerja, dan Alhamdulillah semua orang dari 1,1 juta orang hampir 50%, saya menjadi dikenal di Tanjung Priok karena saya lahir disini dan besar disini, saya pun masih tinggal disini. Jadi ada pedoman bahwa, jangan seperti kacang lupa pada kulitnya. jadi jangan sampai nanti mentang-mentang sudah kaya, berkecukupan nanti pindah. Saya punya prinsip dimana kita susah, dimana kita senang, dimana kita nantinya, Insya Allah kita dekat.

Langkah kongkret apa yang Anda lakukan jika kelak duduk di DPR nanti?

Yang sederhana saja dulu, konkritnya kalau dapat uang reses, uang tersebut akan saya kembalikan kepada konstituen saya. Prinsip politik saya akan saya samakan seperti saya menjadi pengusaha, dimana saya mendapat untung disitu, maka konstituen atau rakyat harus menikmati.

Jika Anda boleh memilih, komisi yang membidangi apa yang ingin Anda masuki di DPR nanti ?
Kalau diijinkan partai , saya ingin agar pertahanan negara, negara maritim kita harus kuat dan harus lebih kuat untuk lima tahun yang akan datang. NasDem punya prinsip bahwa ketahanan negara, negara maritim yang kuat itu menjadi pedoman bagi kita untuk 5 tahun ke depan.

Sekarang kan NasDem ini akan menjadi partai pemerintah, dengan menjadi partai pemerintah tantangannya akan lebih besar, Anda siap menghadapinya ?


Karena baru sesuai dengan yang saya katakan bahwa Ketum saya Pak Surya Paloh punya ideologi, prinsip, dan karena beliau juga sebagai pengusaha dan bukan pengusaha kacangan, dia akan berprinsip bahwa hidup dia saat ini adalah akan melakukan yang terbaik buat bangsa dan negara ini, buat rakyat Indonesia dan berprinsip bahwa masuk ke ranah pemerintah yang tanpa diambisikan untuk menjadi penguasa pemerintah atau negara ini, tapi ingin masyarakat seutuhnya adalah ingin yang terbaik, dari atas sampai ke bawah dan mungkin sebaliknya, dari bawah sampai ke atas. Jadi beliau mengatakan dari sambutan-sambutan di internal kita bahwa hidup matinya beliau akan bercurah kepada masyarakat khususnya bangsa dan negara RI.

Bagaimana dengan bisnis Anda jika kelak menjadi wakil rakyat ?

Saat ini bisnis saya sudah saya limpahkan, sudah saya jual saham-saham karena jika di DPR kita tidak boleh masuk dalam ranah bisnis karena itu sudah aturan yang diamanatkan oleh UU dan kita sudah lepas. Itu pengobanan yang besar minimal penjualan saham yang ada di perusahaan saya dimana-mana itu untuk modal saya agar tidak tergoda dengan apa yang ada nanti.

Kalau Anda udah menjadi DPR, apakah abang akan membuka pintu 24 jam?

Oh iya, itu wajib karena pedomannya adalah untuk kerja masyarakat, bagaimana masyarakat di bawah masih banyak yang di bawah garis kemiskinan dan tinggal sekarang moto gerakan perubahan yang diusung oleh Ketum NasDem bahwa ini akan menjadi perubahan secara nasional dan Pak Surya berprinsip bahwa hidup matinya dia, sebelum menutup matanya akan melakukan yang terbaik untuk bangsa dan negara RI.

Biasanya orang politik punya obsesi mau menjadi menteri atau jabatan publik, misalkan. Anda pernah punya pikiran seperti itu?


Kalau mau menjadi seseorang lagi atau menjadi orang yang jabatannya lebih tinggi, kita tunjukan dulu apakah kita mampu diri sendiri bisa menjadi seorang itu? Kalau kita mampu dan kita punya niatan baik, insha allah kita dikasih jalan. Menuju sesutu bukan karena kekuasaan atau faktor financial, tapi mampukan kita duduk pada saat disitu? Ya seperti saya sekarang dari pengusaha menjadi wakil rakyat, mampukah? Kalau saya belum mampu, saya tidak mau menyentuh ranah itu, tapi karena saya sudah mampu makanya saya lebih tinggu untuk menjadi seseorang di luar sebagai pengusaha.

Kalau kemudian negara memanggil Anda untuk ke posisi tertentu?


Kalau negara atau ketum saya atau pihak darimana untuk meminta saya menjadi seseorang, mereka punya penilaian sendiri, si Roni ini punya kemampuan untuk menjadi ini. Nah, beliau-beliau lah yang menaruh kepercayaan kepada saya dan kepercayaan itu mesti kita pegang dan terima dan lagi-lagi jangan punya kepentingan pribadi dan kelompok dimana kita duduk, dimana kita menjabat, ini jangan punya ambisi mau menjadi ini, tapi niatan yang tidak semata-mata dengan sekarakter dirinya, tidak sepenanggungjawab dirinya, apa pun bentuk yang ambisi untuk menjadi seseorang yang berambisi berlebihan maka disitu ada niatan yang tidak baik, ini bahaya, apapun bentuk yang ambisi. Dan bila diminta untuk menjadi seseorang dan diminta untuk memperjuangkan, mudah-mudahan dikasih jalan sama yang di atas.

Ketika Anda terjun ke politik, bagaimana pendapat keluarga?

Pertama saya minta ijin kepada orangtua saya, dua tahun lalu itu tidak diijinkan karena orangtua takut ditangkap, stigmanya masih jaman dulu. Cuma saya punya niatan bahwa saya yang dulu terlahir bukan siapa-siapa dan terlahir ditinggal oleh ayah dan sampai saat ini belum pernah ketemu, saya punya prinsip bahwa saya mesti berjuang, berjuang menjadi seorang anak yang tanpa dibesarkan oleh sosok ayah, tapi saya bisa menjadi orang yang lebih hebat daripada yang masih dilindungi oleh orangtuanya. Dan prinsip itulah yang saya pakai bahwa saya juga bisa menunjukan kalau saya mampu untuk menjadi yang terbaik tanpa dibesarkan oleh seorang ayah.

Apakah tidak khawatir jika kelak di DPR nanti kesibukan bertambah dan keluarga banyak ditinggalkan ?

itu sudah dibicarakan sama isteri bahwa ini adalah tekad bulat saya sebagai suami untuk menjadi yang terbaik di masa yang akan datang, saya tidak ingin bahwa anak saya yang saat ini bersama saya, tidak bersama dengan ayahnya. Saya menjadi wakil rakyat di DPR nanti berpedoman kembali ke masyarakat dan keluarga saya terutama isteri dan mungkin nanti anak akan sudah bisa menerima apa yang saya dapatkan saat ini dan diamanahkan oleh masyarakat.

Anda punya banyak pengalaman dan cerita sukses, pernah tidak diminta untuk menjadi motivator?

Banyak Cuma terkadang menjelaskan itu memulai darimana agak rumit makanya saya membuat buku itu menjadi suatu informasi atau motivasi yang membacanya jadi layaknya kita tidak boleh memandang orang sebelah mata maka mungkin juga Allah kasih jalan kepada orang yang kita cemooh suatu saat dia bisa menjadi seseorang.


Oh ya, di tengah kesibukan yang luar biasa, bagaimana Anda menjaga kebugaran tubuh ?


Olahraga saya golf dan biasanya sebelum puasa saya nge-gym, terus jaga pola makan karena jangan sampai nanti karena aktivitasnya banyak duduk dan kurang gerak nanti badannya akan kurang sehat. Vitamin C dan yang paling penting jaga pola makan.

Kegiatan sosial yang Anda tekuni ?

Bantu anak yatim piatu, kaum dhuafa dan selalu memberikan bantuan yang sifatnya kembali ke alam bahwa Allah memberikan kita rezeki, bagian dari rezeki kita adalah rezeki orang lain. Aktivitas itu tidak pernah berhenti saya lakukan, sebulan tiga kali bahkan bisa sampai empat kali karena doa kita adalah untuk kita juga.

Kalau boleh tahu, apa sih Filosofi hidup Anda?

Kita jangan punya pemikiran atau akal yang akhirnya membuat orang menjadi sakit hati dan tidak boleh jahat kepada orang lain, jadi prinsipnya adalah apa yang kita kerjakan, kiat pertanggungjawabkan dari diri kita sendiri, jangan hanya manis di bibir, tertawa riang gembira, tapi hatinya tidak sesuai dengan yang dikatakan. Banyak orang munafik, mulutnya manis, mukanya tersenyum, tapi hatinya busuk, itu bahaya. Di kala kita menjadi orang jahat tapi jahat itu untuk kebaikan, jangan jahat untuk menjahati orang.



Add to Flipboard Magazine.
Komentar:

httpHendrikRaywhite.agenproperti.com

 

                             
   

Popular

Photo Gallery

Visitor


Jumlah Member Saat ini: 233250