Madame Elizabeth: Otodidak Sejati
By Syulianita (Editor) - 13 March 2014 | telah dibaca 3612 kali
*artikel ini dimuat pada edisi 107, Desember 2012
Siapa sangka bahwa kesuksesan bisnis Elizabeth berawal tak sengaja. Hobi shopping dan traveling-nya lah yang kemudian mengantarnya menjadi seorang pengusaha wanita yang bergelut di bidang fesyen. Hanya dalam tempo tujuh tahun, butik miliknya berkembang pesat, bahkan kini menjadi sumber mata pencahariannya, termasuk puluhan karyawan yang bergantung padanya.
Sejatinya, Elizabeth tidak memiliki latar belakang khusus di bidang fashion design. Ia adalah seorang otodidak sejati yang bermodalkan semangat dan niat besar, disertai ketekunan serta kesabaran yang berbalut doa.
Bisnisnya berawal dari dua koper pakaian yang ia bawa sepulang traveling untuk dijual kembali, dan ternyata laris. “Saya jadi senang jualan, sepertinya kok gampang sekali. Akhirnya sejak itu, tahun 2005, saya mulai merintis bisnis ini,” kenangnya.
Seiring waktu, Elizabeth mulai percaya diri untuk membuat label dan memproduksi busana sendiri. Walhasil, terciptalah rancangan busana wanita dan gaun-gaun anggun nan indah dengan label “Inne”.
Semua itu ia lakukan secara bertahap. Bermula dari dua buah mesin jahit dengan dua orang karyawan, kini ia memiliki puluhan mesin jahit dengan puluhan karyawan yang bekerja di showroom miliknya, di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Yang menarik, selama tujuh tahun itu pula, Elizabeth berjualan hanya dari mulut ke mulut dan dari bazaar ke bazaar, tanpa toko atau butik. Hingga saat ini, ia rutin berjualan dalam program bazaar “Ladies Day” di Cilandak Town Square, setiap hari Rabu. Tanpa rasa sungkan, ia terjun langsung melayani pembeli meskipun busana rancangannya itu sudah cukup dikenal dan laris di pasaran.
“Saya turun langsung berdagang. Saya harus datang, menunggu bazaar sampai selesai, dan pulang harus dapat uang. Itu misi saya,” ujarnya penuh semangat, seraya menambahkan “Pembeli juga maunya kalau ada saya yang melayani. Karena saya menganggap mereka sebagai teman dan senang memberi masukan kepada mereka, busana seperti apa yang pantas di tubuh masing-masing pembeli.”
Kesuksesannya itu tak lepas dari inovasi yang terus dikembangkan Elizabeth. Seperti kala pertama kali Batik booming di tengah masyarakat Indonesia, Elizabeth yang saat itu tidak menyediakan batik, segera bergerak cepat. Bahan batik yang dibelinya, ia rancang dengan gayanya menjadi sebuah gaun yang cantik dan elegan. “Waktu itu kan belum ada orang pake batik dengan model dress seksi dan elegan. Jadilah batik rancangan saya itu langsung laris begitu dipasarkan,” ucapnya.
“Kalau melihat busana model apa saja, bawaannya ingin dimodifikasi dengan gaya saya, sehingga menjadi berbeda. Dan apa saja yang saya buat, saya jual, itu selalu laku,” katanya tanpa bermaksud membanggakan diri.
Ciri khas lain busana rancangan Elizabeth adalah adanya aksesoris payet, bebatuan, brokat, atau renda yang diaplikasikan pada setiap busananya. Ia rela begadang menahan kantuk untuk mengaplikasikan aksesoris-aksesoris yang dibuatnya untuk contoh. Meski begitu, ia mengaku tak pernah merasa lelah, karena ia mengerjakannya dengan enjoy.
Selain gaun-gaun seksi nan elegan, rancangan Elizabeth juga terfokus pada busana muslim model Kaftan dengan sentuhan etnik. Kaftan ini juga yang bisa dibilang paling laris di pasaran. Untuk Idul Fitri tahun ini saja, Elizabeth mampu menjual hingga 700 potong Kaftan.
“Jauh-jauh hari saya sudah prediksi bahwa Kaftan akan dicari untuk lebaran. Untuk itu saya menyiapkannya juga dari jauh-jauh hari. Saya bikin kaftan yang berbeda dengan stok banyak. Saya buat kaftan dengan aplikasi bebatuan. Saya buat apa yang orang lain mungkin tidak terpikirkan,” ujarnya sembari menunjukkan salah satu aksesoris etnik yang dibuatnya untuk diaplikasikan pada busana kaftan itu.
Wanita yang akrab disapa Madame oleh para sahabatnya, ini, juga tidak main-main dengan kualitas produknya. Ia selalu menggunakan bahan-bahan berkualitas, dengan payetan dan batu-batuan yang juga berkualitas. Baginya, kepuasan pembeli adalah yang utama. Bahkan ia selalu membuka telinga lebar-lebar untuk setiap komplain dari para pembeli, dan tidak lepas tangan begitu saja. Ia selalu berusaha memenuhi apa yang menjadi keinginan para pembeli.
“Saya bisa bertahan hidup karena mereka. Saya berjuang sekuat tenaga dan sepenuh hati, juga karena mereka. Kalau bukan karena mereka, Saya nggak punya semangat hidup. Mereka adalah inspirasi dan motivasi terbesar dalam hidup saya,” ucapnya lirih sembari mencoba menahan air mata yang terlanjur menetes di pipinya.
Untuk itu, ke depannya ia masih memiliki rencana-rencana besar untuk mereka. Ia ingin mempersiapkan semua untuk buah hatinya itu dengan maksimal, seperti pendidikan yang terbaik dan aset yang terbaik untuk mereka. Itulah yang kini menjadi tujuan utamanya yang harus diwujudkan. “Saya bekerja keras untuk mereka. Saya ingin membekali mereka dengan maksimal. Jangan sampai mereka mengalami apa yang saya alami dulu. Saya ingin mereka merasakan hidup senang dan bahagia,” ia menutup pembicaraan.
Elizabethgrafi:
Nama Lengkap Elizabeth Lahir Jakarta, 29 Juni Tinggi/Berat Badan 158/48
Add to Flipboard Magazine.
Tulis Komentar:
Popular

Wanita Muslim yang Menginspirasi Dunia
24 July 2014
Film-film Islam Terbaik Sepanjang Masa
01 July 2013