Search:
Email:     Password:        
 





Agustin Teras Narang, SH. Pemimpin Daerah Berkualitas Nasional

By Benny Kumbang (Editor) - 24 March 2014 | telah dibaca 9077 kali

Naskah: Sahrudi, Foto: Fikar Azmy & Dok. Pemprov. Kalteng

Nama Agustin Teras Narang (ATN) tak bisa dilepaskan dari sejumlah keberhasilan yang kini dirasakan oleh rakyat Kalimantan Tengah (Kalteng). Selama kepemimpinan pria yang lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada 12 Oktober 1955, Provinsi berjuluk “Bumi Tambun Bungai dan Bumi Pancasila” ini mengalami berbagai kemajuan yang cukup pesat. Kemajuan tak hanya dari segi infrastruktur dan pembangunan fisik tapi juga kemajuan dalam mempersatukan rakyat Kalteng yang sangat heterogen baik dari segi suku, golongan, ras, maupun agama. Karena itu, dalam masa kepemimpinannya nyaris tak ada konflik horizontal antarsuku maupun agama.


Ia mengawali karirnya sebagai seorang pengacara dan pernah duduk di sejumlah jabatan lembaga advokasi hukum antara lain Lembaga Bantuan Hukum Indonesia dan Perhimpunan Sarjana Hukum Indonesia (PERSAHI). Dalam perjalanannya kemudian, dunia politik telah memikat hatinya. Suami dari Moenartining Narang ini memilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) sebagai kendaraan politiknya. Di partai itu, ia terpilih sebagai wakil rakyat selama 2 (dua) periode. Terpilihnya Teras Narang sebagai salah seorang anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan terbukti merupakan sebuah langkah besar dalam karir politiknya. Teras Narang dipercaya sebagai Ketua Komisi II DPR RI periode 1999-2004 dan Ketua Komisi III DPR RI dari tahun 2004-2005 yang membidangi antara lain masalah hukum dan hak asasi manusia. Selama menduduki jabatan tersebut, Teras memberikan kontribusi yang besar bagi bangsa dan negara. Misalnya, berhasil memimpin lahirnya undang-undang pembentukan lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sekaligus pembentukan lembaga anti suap tersebut.

Dalam perjalanannya kemudian, ia terpanggil untuk membaktikan dirinya di Kalteng karena rakyat memintanya untuk maju sebagai gubernur pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) 2005-2010. Dalam Pilkada itu ia di dukung rakyat dan menang. “Di situ saya melihat masyarakat Kalteng sudah tidak melihat perbedaan. Artinya, masyarakat sudah bisa memilah, siapa calon pemimpin yang dianggap mampu untuk menjadi pemimpin bagi rakyat,” ujarnya.

Alumni Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia ini juga sudah sejak lama dikenal sebagai tokoh lingkungan yang sangat peduli terhadap kelestarian sumber daya alam di sekitar Kalimantan Tengah. Karenanya, tidak mengherankan jika tingginya bakti lingkungan dan kemasyarakatan yang ditunjukkan Teras Narang membuatnya menerima banyak penghargaan dari berbagai kalangan, termasuk pemerintah Indonesia sendiri. Dalam bidang kepemimpinan politik, setidaknya bukti komitmen dan kecakapan kepemimpinan Teras Narang sudah dibuktikan dengan diakuinya Kalimantan Tengah sebagai salah satu propinsi yang paling efektif dalam menerapkan program otonomi daerah, dan sebagai provinsi yang aktif memerangi korupsi yang ditandai dengan diraihnya Penghargaan Anti-Korupsi yang diterima Teras Narang pada tahun 2007.

Jika dalam konsep bernegara, kita mengenal sistem Trias Politika (Montesqiue) yakni pembagian kekuasaan di bidang hukum (yudikatif), lalu ada parlemen (legislatif) dan birokrasi atau pemerintahan (eksekutif), maka Teras Narang adalah figur yang sempurna dalam konsep tersebut. Karena, ia pernah menyelami dunia hukum sebagai pengacara, kemudian memahami dunia legislatif karena pernah menjadi anggota parlemen, dan memahami pemerintahan dengan posisinya saat ini sebagai seorang gubernur atau kepala daerah (eksekutif).

Sehingga pantaslah bila dalam percaturan politik di Indonesia, ayah 3 anak ini dikenal sebagai tokoh yang diakui kapasitas dan integritasnya. Menjelang pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2014 namanya dimunculkan sebagai calon pemimpin nasional yang patut diperhitungkan.

Tampaknya, semboyan suku Dayak Kalteng; “Mamut Menteng ureh utus kuh isen mulang jete penyang kuh..” sangat tepat disematkan kepada Teras Narang, Sang pemimpin dari Borneo masa kini yang gagah berani membela kebenaran, familiar dan pantang mundur sebelum berjuang. Karena itulah , Men’s Obsession menurunkan kiprah Teras Narang dalam membangun Kalteng untuk cover story edisi kali ini. Selamat membaca.


■ Membangun Kalteng dengan Hati

Dalam perjalanan Jakarta-Palangka Raya, penulis sempat berbincang dengan seorang penumpang yang akan pulang ke salah satu daerah di Palangka Raya. Bapak berpeci hitam dan kebetulan asli warga Kalteng itu saya minta pendapatnya soal kepemimpinan Teras Narang. Belum lagi selesai bertanya, ia sudah langsung menyambar dengan cerita bertubi-tubi. Dalam salah satu ceritanya ia menyebut Teras Narang sebagai Gubernur Kalteng yang banyak melakukan perubahan. “Jalannya bagus-bagus semua, kalau saya belanja ke Banjar (Banjarmasin-red) tak perlu lagi lama-lama, siang pun sudah tiba di rumah,” ceritanya. “Dia (Teras Narang-red) juga sering masuk-masuk kampung bertemu kami, banyak tanya-tanya ke kami, jarang ya gubernur seperti itu,” celetuknya lagi.

Saat cerita ini dikonfirmasi kepada Teras Narang, ia tertawa lepas. Ia pun menceritakan bahwa itu sudah biasa dilakukannya sejak ia memimpin Kalteng kurang lebih 8 tahun lalu, tekadnya adalah mendengarkan rakyat. Hal itu sesuai dengan prinsipnya dalam memimpin. “Prinsip saya adalah, saya tidak akan bisa membantu rakyat kalau saya tidak melihat langsung kesulitan mereka. Kedua, saya tidak bisa membuat kebijakan pro rakyat jika tidak melihat secara langsung apa yang mereka butuhkan. Ketiga, saya tidak akan mampu membuat kebijakan pro rakyat jika saya tidak mendengar langsung dan mengalami langsung kondisi yang di alami rakyat. Semua itu bisa saya dapatkan dengan cara turun langsung menemui rakyat,” tegasnya.

Untuk menemui rakyatnya, tak jarang ia harus menginap di mobil. Maklum, wilayah Kalteng yang luasnya lebih dari pulau Jawa ini masih dikuasai oleh hutan, sungai, dan bukit terjal. “Jadi, menyusuri hutan, menyeberang sungai, jalan yang terjal dan jauh bahkan harus menempuh perjalanan darat 20 jam itu sudah rutin dan harus saya lakukan,” katanya. Ia lebih mendahulukan kepentingan rakyatnya dibanding kepentingan pribadi atau partainya sekalipun. Ambil contoh, pada 19 Maret 2014, Teras mendapat tugas menjadi juru kampanye nasional PDI Perjuangan. Namun di waktu yang sama, ada musibah putusnya jalan trans Kalimantan di kawasan Jalan Sampit-Pangkalan Bun. Akhirnya ia putuskan untuk meninjau lokasi bencana tersebut dan meminta izin kepada DPP PDI Perjuangan untuk tidak ikut kampanye dan DPP PDI Perjuangan mengizinkannya.

Bekerja sebagai seorang pemimpin di daerah yang kondisi geografisnya luas dan banyak dibatasi sungai dan hutan, kata Teras, harus dilakukan “dengan hati” karena sulitnya transportasi. Sementara tak sedikit rakyat Kalteng berada di pedalaman. “Jadi, kalau mau membantu dan bekerja untuk mereka, ya harus dengan ketulusan dan keikhlasan,” ujarnya serius.

Teras telah menukar kenyamanan sebagai Ketua Komisi III DPR RI dengan sebuah pengabdian langsung kepada rakyatnya.


Berjuang Membuka Keterisolasian
Satu hal yang selalu diingatkan Teras Narang agar rakyat Kalteng bisa sejahtera secara umum adalah dengan membuka keterisolasian, dan kunci untuk membuka keterisolasian itu adalah dengan tersedianya infrastruktur yang memadai. Semaksimal mungkin, ia harus bisa membangun akses yang seluas-luasnya antara satu kabupaten dengan kabupaten dan antara Kalteng dengan provinsi lain seperti Kalsel. Maklum, karena selama ini, Kalteng banyak menggantungkan diri dari Kalimantan Selatan (Kalsel) sehingga banyak kebutuhan sehari-hari Kalteng dipasok dari Kalsel. Sementara, jauh sebelum kepemimpinan Teras Narang, jalur atau jalan penghubung Kalteng-Kalsel sangat mengkhawatirkan. Semisal jalan antara Palangka Raya dan Pulang Pisau yang menjadi jalur ke Kalsel selalu terendam banjir saat sungai Kahayan meluap dan kontur jalan yang rusak karena berdiri di atas lahan gambut.

Karena itulah, ia begitu bergairah untuk menyelesaikan pembangunan Jalan Layang Tumbang Nusa (JTN) yang menjadi jalan penghubung utama antara Palangka Raya-Banjarmasin. Proyek pembangunan yang sangat monumental di era kepemimpinan Teras Narang tersebut, merupakan jalur ekonomi utama yang sangat strategis dan harus dipertahankan terus menerus fungsi serta peranannya. Dengan adanya jembatan yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, diharapkan tidak ada lagi permasalahan transportasi darat sehingga ekonomi Kalteng bisa meningkat.

Namun Teras tak berhenti dengan pembangunan JTN yang kerap dipelesetkan oleh masyarakat setempat dengan sebutan “Jembatan Teras Narang” ini. Karena masih banyak jembatan dan jalan yang juga telah dibangun dalam masa kepemimpinan Teras. Setidaknya, ada 95 jembatan dengan panjang total 16.163 meter yang telah dinikmati rakyat Kalteng. Ia juga gigih memperjuangkan pembangunan jalur kereta api dari Puruk Cahu (Kabupaten Murung Raya) ke Batanjung (Kabupaten Kapuas) yang tak lama lagi akan terwujud. Sebuah perjuangan untuk memutus keterisolasian Kalteng telah dilakukan Teras Narang.

Pemprov Kalteng tidak akan berhenti untuk membuka akses ke daerah yang belum tersentuh pemerintah. Bersama pemerintah kabupaten, provinsi terus membangun dan memperbaiki infrastruktur untuk bisa menjangkau daerah yang selama ini belum terjangkau sesuai harapan masyarakat.

Terbukti, dalam kurun waktu 8 tahun ia sudah berhasil menyulap Kalteng menjadi lebih baik dari sebelumnya. Perjalanan dari dan antar kabupaten di Kalteng atau bahkan lintas provinsi dapat dipersingkat waktunya dari yang puluhan jam jadi hanya 2 atau 3 jam saja. Transportasi udara juga semakin diperkuat dan peningkatan jadwal terbang di Bandara Tjilik Riwut terus bertambah dari Kalteng ke luar dan dari provinsi lain ke Kalteng. Sehingga, pendapatan daerah meningkat seiring dengan kemajuan perekonomian di daerah tersebut. Wajar jika pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalteng lebih unggul dibandingkan dengan provinsi lainnya yang sama-sama berada di pulau Kalimantan. Pertumbuhan ekonomi Kalteng tercatat mencapai 7,3 persen berada di atas Kalbar, Kalsel dan Kaltim. Fakta tersebut menandakan Pemprov Kalteng telah berhasil membangun daerahnya dari tahun ke tahun. Di sisi lain, angka kemiskinan di Provinsi Kalteng menginjak pertengahan 2013 lalu saja sudah memperlihatkan penurunan. Dari angka penurunan tersebut, memperlihatkan upaya yang dilakukan pemerintah Provinsi Kalteng selama ini telah terlihat hasilnya dalam rangka menekan angka kemiskinan. Terutama dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik, sangat membantu upaya pengurangan kemiskinan. “Saya bisa melakukan itu karena rakyat, karena doa mereka,” ia merendah.


■ “Saya Ini Petarung!”

Belum lama ini kasus pembakaran hutan yang menimbulkan kabut asap di provinsi Riau menjadi isu serius di dalam maupun di luar negeri. Kalteng, dulu juga pernah mengalami hal itu, dimana kebakaran hutan hebat menyebabkan kabut asap yang sangat luar biasa. Tapi seiring waktu berjalan, di era kepemimpinan Teras Narang ternyata hal itu tidak terjadi lagi. Teras, ternyata memiliki kiat sendiri untuk mengatasinya.

“Saya ini petarung!” ujarnya tegas. Istilah ‘petarung’ disini maksudnya adalah kegigihannya dalam mengingatkan rakyatnya untuk tidak membakar hutan secara asal-asalan sekalipun pembakaran hutan sebagai upaya membuka lahan ladang sudah menjadi tradisi di Kalteng. Ia ingat betul ketika pada tahun 2007 mencanangkan program “stop asap, stop bencana, stop kebakaran”, Teras dimarahi orang banyak, tak tanggung-tanggung yang memarahinya adalah sesepuh Teras sendiri seperti paman hingga kakeknya.

“Mereka marah karena membakar hutan untuk membuka ladang dan menyuburkan tanah adalah tradisi,” kenangnya. Tapi dengan pendekatan yang mengena dan cukup lama, pendapat Teras pun diterima. “Saya katakan ke mereka, boleh membakar tapi harus terkendali,” ia mengingatkan waktu itu.

Dari situ, dibuatlah peraturan jika ingin membakar lahan 2 hektar harus ada izin dari kepala desa, dan lebih dari 2 hektar harus ada izin dari camat, tapi kalau perkebunan yang membakar lahan, maka Teras tak takut untuk segera mencabut izin perusahaan tersebut. “Kalau pembakaran terkendali oleh rakyat, silakan. Tapi kalau perkebunan melakukan pembakaran, tidak ada kata maaf,” tegas Teras yang pernah dianugerahi sebagai “Gubernur Peduli Api Terbaik” dari Menteri Kehutanan RI pada 18 Juli 2011.

Tidak takut dimusuhi pengusaha ? “Yang namanya penguasa harus di atas dari pengusaha dong. Namanya juga penguasa. Apa urusannya dengan pengusaha begitu? Harus begitu,” ia tertawa. Dan, karena sikap petarungnya itu tak sedikit kalangan pengusaha perkebunan yang berani melawan perintahnya untuk tidak membakar lahan. Ia melakukan itu karena niatnya untuk rakyat juga karena Kalteng pernah mengalami kebakaran hutan dan kabut asap yang dahsyat sehingga mematikan kehidupan di Kalteng.

Di sisi lain, sikapnya yang tegas membuat ia mampu merukunkan kehidupan masyarakat Kalteng yang sangat majemuk dengan prinsip Huma Betang atau rumah besar. Dimana dalam adat Dayak, rumah tersebut adalah rumah besar tempat berkumpulnya seluruh keluarga dengan latar belakang yang berbeda. “Di keluarga saya saja ada yang muslim, ada yang berasal dari Padang, Sumatera Barat dan dari Tionghoa jadi rame. Inilah adat yang saya pegang,” kata Teras yang penganut kristiani itu. Karena dalam falsafah Huma Betang tidak boleh ada yang bertanya “siapa kamu”, “dari mana kamu” dan tidak ada istilah “kamu” tapi yang ada adalah istilah “kita”. Semangat leluhur inilah yang dipedomaninya untuk kebersamaan dan kekeluargaan.


■ Kata Rakyat tentang Teras Narang


H.Sabran Ahmad (Salah satu pendiri Provinsi Kalteng/Ketua Dewan Adat Dayak)
"Ia Berpikir Jauh ke Depan"

“Kalimantan Tengah didirikan pada tahun 1957. Kebetulan saya salah satu yang ikut berjuang mendirikan provinsi ini bersama teman-teman sejak tahun 1950. Saat itu kami masih pelajar. Setelah provinsi ini berjalan dan kini kurang lebih sudah 12 gubernur pernah memimpin Kalteng. Dulu, provinsi ini berjalan merangkak, lamban sekali. Karena kondisi situasi negara dan keuangan Negara saat itu yang rumit. Dulu, daerah ini banyak sungainya. Ada 11 sungai disini yang mengalir dari utara ke selatan. Bagi kami, masyarakat Dayak yang tinggal di sini, sungai adalah jalan raya. Begitu juga dengan hutan.

Lalu masuk era orde baru, hutan kita di jual, habis. Tapi masyarakatnya tetap miskin. Kondisi hutan ketika itu dikuasai perkebunan sawit, sungai dan danau ditutup. Ketika masuk system otonomi daerah semakin membuat kita seperti negara federal. Gubernur dan bupati seperti tidak ada hubungan, perkebunan sawit makin merajalela. Sampai kemudian masuk Pak Teras Narang memimpin Kalteng, beliau berusaha keras membangun Kalteng. Membangun jalan, meski itu tak lepas dari rencana pembangunan gubernur sebelumnya. Tapi Pak Teras karena banyak teman dan cara, ia berjuang gigih sehingga dukungan bisa datang mengalir untuk membangun Kalteng dan membuka isolasi dan ketertutupan serta keterbatasan Kalteng. Tak hanya infrastruktur dan fisik, tapi juga membangun manusia Kalteng dengan program seperti Kalteng Besuh atau Kalteng kenyang yang artinya Kalteng bisa swasembada pangan.

Di bidang pendidikan ada Kalteng Harati yang bermakna masyarakat Kalteng harus pintar, di bidang kesehatan ada Kalteng Barigas atau Kalteng yang sehat. Ini bukti perhatian besar beliau kepada rakyat. Satu tujuan mulya lainnya adalah, mengangkat harkat dan martabat orang Dayak. Saya bangga punya kader seperti beliau. Pak Teras sangat berpikir jauh ke depan.”


Thampunah Singseng (Ketua KONI Kalteng/mantan Sekda Kalteng)
"Sosok yang Punya Banyak Nilai Lebih"

“Kepemimpinan bapak Teras Narang sangat luar biasa. Meski saya pernah di bawah beberapa gubernur, beliau adalah yang kami nilai gubernur yang visioner. Mampu menjawab tantangan pembangunan dengan berpikir jauh ke depan baik untuk bidang sosial, budaya, dan ekonomi, dan politik. Misalnya pembangunan infrastruktur seperti jalan, dimana sebelum beliau sangat susah sekali kita menjangkau antarkabupaten tapi setelah delapan tahun kepemimpinan Pak Teras Narang kami bisa dengan mudah menjangkau antarkabupaten. Sehingga roda ekonomi dan kegiatan sosial bisa berlangsung dengan lancar.

Nilai lebih lainnya yang dimiliki beliau adalah kemampuannya menyatukan seluruh masyarakat Kalteng, karena sikap toleran yang sangat tinggi. Bahkan, pengalaman saya bersama beliau ketika menempatkan pejabat-pejabat di Kalteng di eselon II provinsi dan kabupaten maupun kota, beliau sangat memperhatikan sekali masalah keragaman agama, suku, dan lainnya bagi calon pejabat yang akan diangkat dengan penempatan yang adil.

Di bidang olah raga, beliau juga sangat concern. Beliau sangat menyambut baik soal penganggaran KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), sehingga kami pengurus KONI sangat enjoy dalam arti bisa mengakomodir semua kehendak atau minat dan aspirasi para atlet di bidang persiapan untuk mengikuti event olah raga nasional seperti PON. Bahkan beliau keluarkan dana pribadi untuk pembinaan cabang olah raga unggulan Kalteng yang akan ditampilkan dalam PON di Bandung, Jawa Barat nanti.

Di bidang pembangunan lingkungan, beliau sangat peduli untuk membangun Kalteng dengan sistem go green dan concern mencegah ilegal logging dan siap menjalankan tugas dari pemerintah pusat sebagai daerah pilot project REDD+ menunjukkan komitmen yang kuat dari beliau untuk menjadikan kembali Kalteng yang hijau dan bersahabat serta membangun sumberdaya alam yang berkesinambungan”.


Martin Ludjen (Tokoh Masyarakat/Ketua Dusmala Kalteng)
"Kader Kalteng yang Membanggakan"

“Pak Teras Narang adalah orang yang bisa membangun Kalteng. Dari segi pembangunan, kerukunan adat istiadat, persatuan umat beragama, dia bisa mempersatukan. Jadi kalau dia mau jadi gubernur Kalteng tiga atau empat periode, kami siap dan mendukung. Kami merasa, Pak Teras adalah satu-satunya orang yang dimiliki oleh Kalteng untuk membangun daerah ini. Tapi karena beliau sudah tidak bisa jadi gubernur untuk 3 periode, maka kami akan patuhi dan berharap jika kelak PDI Perjuangan menjadi pemenang Pemilu dapat menyandingkan Pak Teras sebagai calon wakil Presiden RI bersama Pak Jokowi. Warga Kalteng, seluruhnya akan mendukung. Kami dari warga Dayak sudah membuat pernyataan di dalam hati kami masing-masing bahwa Pak Teras itu satu-satunya putra terbaik dari orang Dayak. Namun jika Pak Teras tidak bisa bersama Jokowi, kami punya harapan agar Pak Teras dijadikan menteri kabinet. Sehingga ada orang Dayak yang pertama bisa duduk di kabinet, dan kami selalu ada di belakang Pak Teras sebagai kader terbaik Kalteng”.


Agus S. Djunaidy, M. Pd. (Kabag Protokol Setda. Prov. Kalteng)
"Inilah Era Kebangkitan Kalteng"

“Tanpa mengecilkan arti apa yang telah diperjuangkan oleh pendiri maupun pemimpin Kalteng sebelum beliau, secara objektif saya katakan, bahwa di era kepemimpinan Bapak Teras Narang bisa dikatakan merupakan era kebangkitan bagi Kalimantan Tengah, karena apa yang dicita-citakan para pendiri dan pendahulu beliau serta apa yang menjadi mimpi rakyat Kalimantan Tengah, saat ini sudah tercapai, meskipun belum sepenuhnya. Terutama infrastruktur. Betapa sulitnya infrastruktur jalan sebelum tahun 2005, antar kabupaten dan kota belum terkoneksi dengan sempurna. Kondisi saat itu misalnya dari Palangka Raya kita mau ke Kabupaten-kabupaten yang ada di DAS Barito, kita harus melewati Provinsi tetangga Kalimantan Selatan, dan itu harus ditempuh antara 15 sd 20 jam perjalanan, belum lagi harus melewati daerah tumbang nusa yang saat itu belum terbangun jembatan layang, bisa mencapai 25 jam untuk menuju kabupaten paling ujung yaitu Murung Raya.

Saat ini hanya dengan 8 jam dari Palangka Raya kita sudah bisa tembus ke Murung Raya, ke Buntok cuman 2,5 jam, ke Muara Teweh cuman 5,5 jam. Kunci keberhasilan Pak Teras sangat sederhana, karena sebelum memutuskan untuk mencalonkan diri menjadi Gubernur, visi dan misi beliau benar-benar disusun dan diangkat dari buah perjalanan untuk melihat, mengamati, mendengar dan ikut merasakan langsung apa yang menjadi kebutuhan rakyat, sehingga saat beliau dipercayakan rakyat menjadi pemimpin, beliau tau betul apa yang sesungguhnya dibutuhkan rakyat, dan seingat saya beliau dan pak Diran adalah calon yang paling akhir dalam menyusun visi dan misi, karena harus menghimpun hasil dari pengamatan dan pengalaman langsung turun ke tengah-tengah rakyat. Kalaupun ada pihak atau kelompok yang merasa tidak puas, adalah satu hal yang wajar, setiap kebijakan tentu tidak akan mampu memuaskan semua orang, namun beliau sudah berbuat maksimal untuk Kalimantan Tengah. Terkadang orang lebih suka mempermasalahkan kenapa air dalam gelas tidak terisi penuh, namun sedikit yang mempermasalahkan bahwa gelas itu sebelumnya tidak terisi sama sekali. Di mata kami, Beliau adalah pribadi yang hangat selaku orang tua, teman dan juga pemimpin. Beliau mampu memainkan kapasitas tersebut dengan tepat dan pada waktu yang tepat ”.


Johnny (Sopir Gubernur Kalteng)
"Bapak Sangat Toleran"

“Pak Teras adalah pemimpin yang sangat disiplin, tegas dan bijak. Jadi seandainya acara jam 8, ya jam setengan 8 sudah harus stand by, on time beliau. Kalau mengantar beliau untuk menemui masyarakat, jalan harus non stop. Kalau bertemu rakyat, beliau hormat. Apalagi jika ketemu tokoh atau sesepuh rakyat yang lebih tua dari Bapak, itu pasti beliau langsung menghormat. Satu hal yang membuat saya bangga adalah beliau selalu mengingatkan saya waktu sholat jika sudah masuk waktu sholat, meski beliau menganut agama Kristen. Pernah waktu dalam perjalanan tiba-tiba masuk waktu sholat jumat, eh tiba-tiba saya diminta berhenti dan disuruh sholat jumat dulu, sementara beliau menunggu di mobil.”


■ Dari Wakil Rakyat, Jadi Pelayan Rakyat

“Saya sudah meninggalkan kenyamanan saya!” Demikian salah satu pernyataan menarik Teras Narang saat kami mewawancarainya di ruang kerja beliau. Pernyataanya itu merujuk kepada hijrahnya ia dari posisi sebagai anggota DPR RI menjadi seorang gubernur. Ya, kalau dulu ia bisa memanggil pejabat tinggi karena kapasitasnya sebagai ketua komisi di parlemen, kini ia harus siap dipanggil rakyat yang meminta bantuannya. Begitulah Teras; dari seorang wakil rakyat kini menjadi pelayan rakyat. Wawancara dengan tokoh familiar ini memang sangat mengasyikan karena lepas dan apa adanya. Banyak hal diceritakannya. Berikut petikan wawancara dengan Presiden Majelis Adat Dayak Nasional ini.


Mohon ceritakan secara singkat perjalanan karir bapak sehingga bisa seperti sekarang ini ?
Saya mengawali karir sebagai pengacara di tahun 1982. Saya pertama ikut dengan ibu Kusnandar, kemudian pak R.O Tambunan dan terakhir dengan pak Albert Hasibuan. Dari situ, saya menggali pengalaman dan menggali ilmu, karena mereka itu adalah guru-guru yang luar biasa, lalu saya membuka kantor sendiri. Kemudian, tahun 1999, saya masuk DPR RI. Ketika saya masuk DPR, hidup saya sudah berkelimpahan, serba cukup, mapan. Karena sebelumnya, saat saya jadi pengacara, saya banyak klien dari properti-properti besar seperti Jaya Group, Summarecon dan lainnya. Setelah saya masuk DPR dan duduk sebagai Ketua Komisi II yang membidangi antara lain masalah hukum, langsung saya menyatakan non aktif sebagai pengacara. Karena ketika itu, pasangan kerja saya antara lain Kapolri, Jaksa Agung, Mahkamah Agung dan lembaga hukum lainnya. Karena itu saya merasa tidak tepat kalau saya masih jadi pengacara, karena saya memandang pasti akan terjadi conflict of interest jika saya masih membuka kantor pengacara.

Sewaktu bapak di DPR dan menjadi ketua Komisi yang membidangi masalah hukum dan pemerintahan, apa saja karya yang telah bapak lahirkan bersama anggota parlemen lainnya untuk bangsa dan negara ?
Saya cukup aktif di DPR saat itu, dimana saya juga yang bentuk undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), undang-undang pencucian uang, kemudian ada revisi undang-undang korupsi, dan saat itu juga membuat KPK. Jadi saya tahu persis dengan keberadaan KPK. Sehingga kalau ada orang yang berpikir untuk membubarkan KPK, maka sayalah yang paling sakit hati. Karena saya merasa bahwa KPK harus diperkuat. Meski semangat waktu pembuatan itu adalah selain memperkuat KPK, diikuti juga dengan lebih kuatnya kepolisian dan kejaksaan. Sehingga ada “persaingan” agar masalah korupsi yang kita anggap sebagai kejahatan luar biasa ini betul-betul bisa teratasi. Ketika itu Presidennya adalah Ibu Megawati, dan Menteri Hukum dan HAM adalah Pak Yusril Ihza Mahendra, jadi pemerintah saat itu sangat mendorong agar KPK segera dibentuk. Karena waktu itu memang kita sudah sangat terlambat sekali mebentuk KPK, terlambat kurang lebih 1 setengah tahun.

Kenapa dikatakan terlambat ?
Karena komitmen kita waktu itu adalah pemberantasan korupsi. Karena korupsi adalah kejahatan yang luar biasa. Kejahatan yang mengganggu hak sosial masyarakat. Karena dia mengganggu hak social masyarakat dan kita melihat perangkat yang ada, pada saat itu kita anggap kepolisian dan kejaksaan belum melaksanakan tugas secara maksimal. Sehingga kita berpandangan bahwa perlu adanya satu lembaga dan lembaga itu sendiri atas perintah dari Undang Undang tentang Tindak Pidana Korupsi nomor 31 Tahun 1999 Pasal 43. Karena itulah kita menjalankan amanat itu dengan harapan lembaga ini bisa sebagai triger atau pemicu dalam rangka untuk pemberantasan korupsi dan sebagai suatu mekanisme yang banyak mendorong pemberantasan korupsi. Pertanyaan saat itu, dan jadi perdebatan, apakah lembaga ini perlu diberikan tenaga khusus? Kami katakan harus dan kami katakana juga perlu diberikan kewenangan yang luar biasa, super body. Yaitu seperti melakukan penyadapan, tidak boleh mengeluarkan SP3 dan lainnya.

Kenapa ?
Karena kejahatan korupsi adalah merupakan kejahatan luar biasa, oleh sebab itu diperlukan adanya suatu lembaga yang mempunyai kewenangan yang juga luar biasa atau super body. Namun lembaga ini juga harus memperhatikan upaya-upaya pencegahan dan melakukan supervisi terhadap tindak pidana korupsi yang kompleksitasnya tinggi bila ditangani oleh Kepolisian atau Kejaksaan, serta juga dapat mengambil alih perkara korupsi tersebut bilamana institusi penegak hukum tersebut dianggap tidak menangani dengan baik dan cenderung lamban.

Ketika di DPR RI, bapak adalah Ketua Komisi III, posisi waktu itu sudah menjadi tokoh nasional. Karena Anda bisa memanggil Kapolri, Jaksa Agung dan perangkat lainnya di bidang hukum dan pemerintahan, tapi kemudian memilih menjadi kepala daerah ?
Terus terang, saya tak pernah bercita-cita dan berangan-angan menjadi gubernur. Ceritanya begini, setiap kali saya melakukan kunjungan kerja ke Kalteng sebagai wakil rakyat dari daerah ini, saya tidak pernah berada di Palangka Raya. Saya selalu berada di kabupaten, kecamatan, mengunjungi masyarakat langsung dan mendengar keluhan mereka. Jadi, dari situ, ada rasa bahwa rakyat Kalteng ini harus dibangun. Karena kami ini dirusak oleh keadaan. Dimana dengan sumber daya yang melimpah mengakibatkan kami ini menjadi orang yang sepertinya hanya menikmati. Ibaratnya, lebih banyak duduk daripada bekerja, lebih banyak menebang pohon daripada menanam, lebih banyak membeli daripada berkebun, lebih banyak membeli ikan dan ayam daripada beternak. Karena apa? Karena dia punya duit. Saya bilang ini sudah salah. Apa akibatnya? Mereka jadi konsumtif. Hanya jadi konsumen. Padahal daerah mereka juga adalah daerah yang memproduksi. Nah, saya saat itu hanya bisa berjuang di DPR. Menjelang enam bulan pemilihan kepala daerah Kalteng, saya baru menyatakan siap maju sebagai calon gubernur.

Kenapa ?
Maaf saja, karena saya melihat siapa-siapa yang nanti akan maju sebagai gubernur ini. Setelah saya lihat, waduh kalau seperti ini (calon gubernur yang maju-red), tidak akan ada perubahan di Kalteng. Mohon maaf saja, saya perhatikan satu-satu, saya bertanya kalau hanya ini yang tampil mana calon yang Kalteng baru? Mana ada pembaharunya? Akhirnya, saya merasa ada terpanggil. Kalau saya ditanya, kenapa saya mau maju sebagai calon gubernur, saya tak bisa jawab. Karena ada sesuatu yang sepertinya menggerakkan saya. Menyuruh saya maju dan maju. Saya tidak tahu apakah yang menyuruh saya itu leluhur kami, apakah itu tanah kami. Ingat, tanah ini hidup. Apakah tanah ini yang bicara? Tapi yang pasti ada suatu gerakkan yang memacu dan memicu saya untuk maju sebagai gubernur.

Dalam memimpin daerah, bapak tentu punya target. Kira-kira apa target awal memimpin Kalteng ?

Target saya, pertama jadi gubernur adalah, jika dalam tiga tahun saya tidak bisa membangun Kalteng dan meningkatkan APBD daerah ini menjadi lebih dari 1 triliun rupiah, saya akan mundur.

Tapi ternyata bapak bisa meraih target itu ?
Alhamdulillah, saya mulai memimpin tahun 2005, lalu dua tahun kemudian, tahun 2007, APBD Kalteng sudah bisa tembus 1 triliun rupiah.

Bapak juga sukses membuka keterisolasian di Kalteng dengan membangun jembatan dan jalan, membuka jalur penerbangan ?

Ini semata-mata bukan karena saya, tapi itu adalah memang yang diingini oleh rakyat. Dan, saya bisa seperti ini juga karena do’anya rakyat. Bayangkan, dulu, warga empat kabupaten seperti Murung Raya, Barito Timur, Barito Utara dan Barito Selatan, itu kalau mau ke Palangka Raya harus mutar dulu ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Itu bisa memakan waktu 16 sampai 20 jam, sekarang hanya dengan 2 setengah sampai 3 jam sudah sampai. Karena ada 4 jembatan dan 1.999 km jalan yang di bangun. Bukan karena apa-apa, tapi karena itu kebutuhan rakyat. Sampai-sampai rakyat pernah memplesetkan Jalan Tumbang Nusa yang disingkat JTN jadi Jalan Teras Narang, haha..saya bilang tidaklah, itu rakyatlah.

Kira-kira, apa lagi yang ingin bapak bangun untuk Kalteng ?

Masih banyak. Dari sisi pendidikan, kesehatan, dan ekonomi kerakyatan. Karena rakyat Kalteng ekonominya masih belum bergaung, lalu masalah pemanfaatan tata ruang pun belum berpihak kepada rakyat. Masalahnya keuangan, networking, sehingga kami masih jadi pemain kecil. Karena keterbatasan anggaran, pengetahuan, networking nah ini harus dibuka. Sehingga kelak putra daerah bisa jadi pemain. Bukan penonton. Ini memang butuh waktu. Tapi saya sudah buat system, untuk mengarah kesana. Harapan saya, siapapun pemimpin Kalteng nanti bisa mewujudkan harapan saya yang belum terwujud. Menjadikan Kalteng Sejahtera dan tentunya yang lebih luas, Indonesia yang sejahtera.

Ngomong-ngomong, di balik kesibukan yang begitu ketat, apa masih punya waktu untuk keluarga ?

Wah, banyak. Dengan keluarga saya biasa berteleponan. Apalagi anak saya yang dua sudah berkeluarga ada yang jadi dosen di Universitas Indonesia dan satunya sudah S-2, saya sering bilang ke istri bahwa kita tinggal berdua nih.. haha.

Tapi wajah bapak masih terlihat bugar meski kerja luar biasa, apa resepnya ?
Banyak turun menemui rakyat, hahaha… kenapa? Karena banyak yang mendoakan saya supaya sehat.


■ Terasgrafi
Nama : A. Teras Narang, SH.
Lahir   : Banjarmasin, 12 Oktober 1955
Pendidikan : Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, Fakultas Hukum

Riwayat Pekerjaan/Jabatan

• Pengacara pada Kantor Pengacara Kusnandar and Associates, Jakarta, 1982 – 1982
• Pengacara pada Kantor Pengacara R.O. Tambunan, SH, Jakarta, 1982 – 1989
• Pengacara pada Kantor Pengacara Albert Hasibuan, SH, 1984 – 1989
• Pimpinan Kantor Advokat dan Pengacara A. Teras Narang, SH and Associates, 1989 – 1999
• Anggota DPR RI masa bakti 1999 – 2004 dari Fraksi PDI Perjuangan, Daerah Pemilihan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah
• Ketua Komisi II DPR RI masa bakti 1999 – 2004
• Anggota DPR RI masa bakti 2004 – 2009 dari Fraksi PDI Perjuangan, Daerah Pemilihan Kalimantan Tengah
• Ketua Komisi III DPR RI masa bakti 2004 – 2005
• Gubernur Kalimantan Tengah periode 2005 – 2010
• Gubernur Kalimantan Tengah periode 2010 – 2015
Riwayat Politik
• Anggota PDI Perjuangan dari tahun 1997 s/d sekarang

Pengalaman Organisasi
• Sejak tahun 1980 s/d 1992 menjabat selaku Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Bantuan dan Pengabdian Hukum Indonesia (PUSBADHI)
• Sejak tahun 1985 s/d sekarang Anggota IKADIN (Ikatan Advokat Indonesia)
• Tahun 1986 s/d sekarang menjabat selaku Sekretaris I Pengurus Pusat Perhimpunan Sarjana Hukum Indonesia (PP. PERSAHI)
• Sejak tahun 1996 s/d 1999 menjabat selaku Ketua IKADIN Jakarta Timur
• Ketua Umum Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) periode 2006 – 2010
• Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) periode 2010 – 2015

Penghargaan
• Tanda Kehormatan “Bintang Mahaputera Utama” tahun 2009 dari Presiden RI
• Tanda Penghargaan Lencana Melati dari Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka tahun 2006
• Penghargaan atas Kepedulian dan Sikap Dinamis Mendorong Tumbuh dan Berkembangnya Pers yang Sehat di Bumi Tambun Bungai dari PWI Cabang Kalimantan Tengah, 3 Maret 2006
• Penghargaan Prakasa Pembangunan Manusia Indonesia tahun 2006 dari Pemerintah RI, tahun 10 November 2006
• Penghargaan atas Pencapaian Kinerja Terbaik Peringkat Kelima tahun 2006, Bidang Sumber Daya Air, Sub Bidang Pengelolaan Rawa, Kategori Provinsi dari Menteri Pekerjaan Umum RI, 3 Desember 2006
• Penghargaan Prakarsa Pembangunan Manusia Indonesia tahun 2007 dari Pemerintah RI
• Penghargaan telah menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2006 kepada Presiden RI melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, 3 April 2007
• Penghargaan sebagai yang terbaik dalam Pelaksanaan Kerjasama dan Sosialisasi Pemberantasan Korupsi dari KPK, 12 April 2007
• Penghargaan Manggala Karya Kencana dari BKKBN, 12 Juni 2007
• Penghargaan telah menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2007 kepada Presiden RI melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara secara tepat waktu sebagai pelaksanaan Inpres Nomor 7 tahun 1999, 20 April 2008
• Penghargaan telah menyampaikan Penertapan Kinerja (PK) tahun 2008 kepada Presiden RI melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara secara tepat waktu sebagai pelaksanaan Inpres Nomor 2 tahun 2004, 20 April 2008
• Penghargaan Provinsi Pengembangan Model Desa Prima dari Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan
• Sebagai Terbaik III, Penghargaan Perdagangan, Pariwisata & Daerah tahun 2008 dari Dewan Perwakilan Daerah RI
• Penghargaan Merentas Ketertinggalan Award 2008 dari Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, 24 April 2008
• Penghargaan dan Tanda Kehormatan Wredatama Nugraha Utama dari Pengurus Besar Persatuan Wredadatama (Pensiunan Pegawai Negeri Sipil) RI, 19 Juni 2008
• Penghargaan sebagai Pembina dalam Meningkatkan Pengembangan Pendidikan Menengah pada Sekolah Pertanian Pembangunan dari Menteri Pertanian RI, Juli 2008
• Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional tahun 2008 dari Presiden RI
• Penghargaan yang Telah Mampu Meningkatkan Produksi Beras diatas 5 Persen tahun 2008 dari Presiden RI, 17 Desember 2008 dari Presiden RI, 17 Desember 2008
• Penghargaan atas Keberhasilan Meraih Prestasi sebagai Provinsi Terbaik Nasional (Peringkat V) periode 2004 – 2008 dari Media OTONOMI, 18 Maret 2009
• Penghargaan keberhasilan dalam menyelesaikan dan menetapkan APBD tepat waktu selama tiga tahun berturut-turut (2007 – 2009) dari Menteri Keuangan RI
• Penghargaan sebagai Gubernur Paling Visioner tahun 2009 Bidang Pengelolaan Keuangan Daerah dari Majalah Birokrat Profesional, 19 agustus 2009
• Penghargaan Tingkat Pratama atas kepedulian dan kinerja yang tinggi dalam Percepatan Pemberantasan Buta Aksara di Provinsi Kalimantan Tengah dari Menteri Pendidikan Nasional RI, 8 September 2009
• Penghargaan Daerah Berprestasi berdasarkan Kinerja Keungan, Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan dari Menteri Keuangan RI, 30 Oktober 2009
• Penghargaan “Indonesia Green Region Award 2010” dari Majalah SWA dan KBR68 H, Jakarta 10 Juni 2010
• Penghargaan dari Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah Nomor: KEP/176/VII/2010 sebagai Bapak Pembaharuan di Provinsi Kalimantan Tengah yang telah menciptakan Pembaharuan di Bidang Pembangunan Nasional Khususnya Terciptanya Situasi Kamtibnas yang Kondusif. Palangka Raya, 1 Juli 2010
• Penghargaan sebagai Provinsi yang telah Mampu Meningkatkan Produksi Beras di atas 5 persen dari Presiden RI, Jakarta, 1 Desember 2010
• Sebagai Pelopor Pembangunan Perkebunan dari Dirjen Perkebunan, Medan 10 Desember 2010
• Sebagai Gubernur Peduli Api Terbaik dari Menteri Kehutanan RI, Jakarta 18 Juli 2011
• Penghargaan dari Mendagri sebagai Gubernur Pembina Terbaik Nasional tahun 2010 Kategori Pendamping Lokal (PL) Lokasi sulit, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan, Jakarta 21 Maret 2012
• Menerima “MIPI Awards 2012” dari Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia karena pengabdiannya yang konsisten dalam mendorong perbaikan penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, Jakarta 26 Mei 2012
• Penghargaan sebagai Provinsi yang Telah Mampu Meningkatkan “Produksi Beras diatas 5 persen” dari Presiden RI, Jakarta 11 Juni 2012
• Penghargaan Aksara Madya oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI atas Capaian Kinerja dan Kepedulian yang Tinggi dalam Percepatan Pemberantasan Buta Aksara di Provinsi Kalimantan Tengah, Jakarta 16 September 2012
• Tanda Penghargaan Ksatria Bakti Husada Kartika dari Menteri Kesehatan RI atas jasa luar biasa dalam menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, Jakarta8 November 2012
• Penghargaan dari Menteri Dalam Negeri RI atas Kesuksesannya Mengkoordinasikan dan Memfasilitasi Program e-KTP se Provinsi Kalimantan Tengah sehingga Berhasil Menyelenggarakan Perekeman dan Fisik e-KTP 100 persen Jakarta 7 Mei 2013
• Penghargaan Anubhawa Sasana Desa oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atas Jasa-Jasanya Membina dan Tengah sebagai Desa atau Kelurahan Sadar Hukum, 18 Juni 2013
• Penghargaan Anugerah Invosasi Perkebunan dari Menteri Pertanian RI, sebagai Pemerintah Daerah Berprestasi dalam Pengembangan Inovasi Perkebunan, Jakrta 30 Agustus 2013
• Men’s Obsession Awards 2014 Kategori Most Inspirational Regional Leader dari Majalah Men’s Obsession


Add to Flipboard Magazine.

Tulis Komentar:


Anda harus login sebagai member untuk bisa memberikan komentar.

 

                             
   

Popular

Photo Gallery

Visitor


Jumlah Member Saat ini: 233250