Search:
Email:     Password:        
 





Kevin Nasution: Swim for Life

By Syulianita (Editor) - 13 March 2014 | telah dibaca 10451 kali

Naskah : Suci Yulianita Foto : Sutanto
*artikel ini dimuat pada edisi 117, Oktober 2013

“Buah jatuh tak jauh dari pohonnya,” merupakan peribahasa yang tepat bagi Kevin Nasution. Sang ayah, yang juga perenang nasional, Radja Murnisal Nasution, telah menginspirasi hidup Kevin untuk terjun ke kolam dan menjadi perenang andalan seperti yang telah dilakukan lebih awal oleh kakak dan adiknya, Elfira Rosa Nasution dan Akbar Nasution.

Kevin mengenal olahraga renang sejak dirinya masih balita, tepatnya sejak masih berusia 3 tahun. Saat itu, ia terbiasa melihat aktivitas ketiga kakaknya yang sudah lebih dahulu berkecimpung di dunia ini. “Sejak kecil saya bangga melihat ketiga kakak saya, terutama Elfira yang sudah berprestasi sampai menjadi Ratu Asia. Dari situ saya memiliki keinginan kuat untuk menjadi perenang juga,” kenangnya, seraya menambahkan, “Apalagi papa yang melatih, saya jadi lebih yakin bahwa saya juga punya potensi seperti beliau.” Dan keinginannya itu semakin kuat tatkala sang ayah sering bercerita bahwa menjadi seorang atlit itu bisa merasakan jalan-jalan hingga ke luar negeri sekalipun karena prestasi, bahkan bisa juga memperoleh beasiswa pendidikan.

Jadilah kemudian Kevin kecil giat berlatih demi meraih impiannya itu. Ketika adzan subuh berkumandang, di saat anak-anak lain sedang terlelap dalam tidurnya, Kevin dan kakak-kakaknya justru sedang berlatih keras di bawah bimbingan sang ayah. Seperti itulah rutinitas sehari-harinya saat itu. Dan di usia 6 tahun, ia sudah mengikuti pertandingan Renang antar klub tingkat nasional, “Itu pertama kalinya saya ikut pertandingan di Jakarta, saat itu saya mewakili daerah Jambi. Rasanya senang sekali,” lagi-lagi ia mengenang masa kecilnya.

Dari situ, kariernya sebagai atlit terus berkibar. Dari yang awalnya anak daerah, sampai kemudian ia dan keluarga hijrah ke Jakarta sekitar tahun 1992 dan langsung bergabung di Pelatnas. “Itulah awalnya kita mulai terjun dan membina di Jakarta,” selorohnya. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tanggal 16 Agustus 1996 ayahnya mendirikan sebuah klub pelatihan dan pembinaan atlit renang di Jakarta. Konon klub dengan nama Pari Sakti tersebut merupakan klub terbesar di Jakarta kala itu, apalagi kredibilitas serta kualitas Radja Nasution yang memang tak diragukan lagi.

Sayangnya karier Kevin sebagai atlit nasional berakhir di Pelatnas pada tahun 1998. Ia memilih mengundurkan diri lantaran merasa hasrat dan jiwanya lebih terpanggil untuk mengajar renang, tidak lagi menjadi atlit. “Saya pilih melatih karena ingin berbagi ilmu yang saya punya kepada mereka yang ingin menjadi perenang profesional,” katanya serius. Bahkan Kevin sejatinya sudah mulai membantu sang ayah melatih renang di klubnya sejak ia masih menjadi atlit, dan saat itu masih duduk di kelas 1 SMA.

Di tengah persaingan klub renang yang semakin banyak belakangan ini, klub Pari Sakti masih tetap berjaya. Adalah Kevin bersama adiknya, Akbar Nasution yang meneruskan mengurus klub ini, serta melatih dan membina para calon perenang andal. Namun Radja Nasution juga masih sesekali turun membina murid-murid Pari Sakti. “Saya dan Akbar masih sangat membutuhkan papa. Kita masih suka minta masukan dari papa, dan papa juga sering sharing pengalaman-pengalaman beliau yang berharga. Dan itu semua untuk kemajuan Pari Sakti,” bebernya.

Diakui Kevin bahwa keutamaan klub Pari Sakti adalah tidak hanya mengajarkan how to swim, tetapi juga mencari bibit-bibit baru dan membinanya sehingga menjadi atlit renang berprestasi. “Itu yang ditonjolkan di Pari Sakti. Dan buat saya, ada rasa kebanggaan tersendiri ketika kita bisa menjadikan murid-murid Pari Sakti berprestasi dan juara,” ujarnya sembari melirik para muridnya yang sedang dilatih oleh Akbar di Kolam Renang Bulungan, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu. Selain itu, menurut Kevin, metode pembelajaran di Klub Pari Sakti juga lebih terarah dengan program program baru yang selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman.

Ya, Kevin sejatinya memang gencar sekali ingin membangkitkan kembali olahraga renang di tanah air yang sempat tertidur. Hal itu ia buktikan juga dengan keaktifannya di berbagai organisasi yang melibatkan olahraga ini, diantaranya di PRSI DKI Jakarta yang menjabat sebagai Humas dan Media Relation.

Padahal sebelumnya, wanita yang juga tertarik dan pernah mendalami ilmu teater ini, sempat vakum dari dunia renang selama lebih kurang 4 tahun lamanya, sejak tahun 2008 hingga tahun 2012. Diakuinya saat itu ia sempat merasa jenuh, bosan dan tepatnya merasa kecewa lantaran regenerasi renang yang dinilainya cukup lambat. “Saya sangat menyayangkan prestasi renang sempat menurun. Nah ketika mulai berjaya lagi dengan kehadiran beberapa atlit yang berprestasi seperti I Made Siman, saya happy banget. Dan mulai semangat untuk membina renang lagi,” ceritanya dengan penuh semangat.

Ibu dari Neeve dan Naomi ini, juga sangat menyayangkan profesi atlit, khususnya atlit renang tak lagi menjadi impian para anak muda zaman sekarang. Mereka kebanyakan lebih minat pada dunia entertainment. Padahal menurut Kevin, kesejahteraan atlit zaman sekarang lebih terjamin apalagi didukung dengan fasilitas memadai. Belum lagi kesempatan memperoleh beasiswa di luar negeri karena prestasinya itu. Seperti dicontohkan oleh Kevin, bahwa banyak perenang yang mendapatkan beasiswa di Amerika, untuk memenuhi kebutuhan atlit di tingkat universitas di negara Paman Sam tersebut.

Meski begitu, Kevin tak pernah memaksa kedua putrinya untuk menjadi seorang atlit. Wanita kelahiran Medan, 7 September 1979 ini, menyerahkan sepenuhnya kepada mereka apa yang menjadi passion mereka. Selama hal itu positif ia pasti akan mendukung sepenuhnya. Dan tak disangka putri pertamanya, Neeve, ternyata memiliki impian untuk meneruskan estafet keluarga Nasution, menjadi atlit renang.

Diakui Kevin, sejak awal ia memang mengenalkan dunia renang kepada kedua buah hatinya, namun hanya sebatas untuk menjaga kesehatan, bukan porsi latihan atlit. “Selanjutnya Neeve sendiri yang memilih untuk serius menekuni dunia ini. Dia juga bergabung di Klub Pari Sakti dan sudah sering mengikuti kejuaraan renang. Kalau adiknya masih ikut-ikutan, belum kelihatan arahnya mau kemana,” tuturnya.

Harapan ke depan, ia ingin Klub Pari Sakti terus berkibar sebagai leader di dunianya. Begitu pun dengan dirinya, ia ingin terus mendedikasikan hidupnya di dunia yang telah membesarkannya itu. “Saya ingin terus membina tim Pari Sakti, ingin terus membagikan ilmu yang saya punya, dan ingin mengembangkan renang hingga menjadi swim for life, serta ingin sekali bisa melihat dunia renang di Indonesia kembali berkibar,” ia menutup pembicaraan.

Kevin-Grafi:
Nama Lengkap Kevin Rose Nasution Lahir Medan, 7 September 1979 Tinggi/Berat Badan 162 cm/55 kg Pekerjaan Pelatih Renang Klub Pari Sakti Jakarta Organisasi PRSI DKI Jakarta, Divisi Humas dan Media Relation, Komisi Teknik Pemprov DKI Jakarta Keluarga Neeve Jasmine Latifah dan Naomi Shaquila Alexandra (putri)

Add to Flipboard Magazine.

Tulis Komentar:


Anda harus login sebagai member untuk bisa memberikan komentar.

 

                                   
   

Popular

 

Photo Gallery

Visitor


Jumlah Member Saat ini: 233250