Karya-karya Besar yang Lahir dari Balik Jeruji
By content (Administrator) - 01 March 2013 | telah dibaca 6395 kali

Semua karya sastra dan non-sastra itu ditulis dari balik jeruji. Penderitaan yang sangat telah memicu kreativitas mereka untuk menulis dengan hati. Fisik boleh dikurung, namun kemerdekaan berpikir tak bisa dikungkung. Di bawah ini adalah daftar karya-karya besar yang ditulis di penjara versi Men’s Obsession. Artikel ini dimuat di Majalah Men's Obsession Edisi 110, Maret 2013

Indonesia Menggugat adalah sebuah pidato pembelaan (pledoi) Bung Karno yang disampaikan dengan berapi-api di Gedung Landraad (pengadilan rendah) pemerintah kolonial Hindia Belanda di Bandung pada 1930.
Bung Karno, bersama tiga rekannya, Gatot Mangkupraja, Maskun, dan Supriadinata, yang tergabung dalam Perserikatan Nasional Indonesia (PNI) dituduh hendak menggulingkan kekuasaan Hindia Belanda. Dari balik penjara Bung Karno menyusun dan menulis sendiri pledoinya. Isinya mengupas keadaan politik internasional dan kerusakan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan. Pidato pembelaan ini kemudian menjelma menjadi suatu dokumen politik menentang kolonialisme dan imperialisme.
Pada saat menulis naskah pidato Indonesia Menggugat, Bung Karno menggunakan referensi tak kurang dari 80 judul buku dari berbagai bahasa. Naskah berkelas dunia yang ditulis BK pada usia 26 tahun itu terbukti sangat berperan dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

Pramoedya Ananta Toer menghabiskan separuh hidupnya di penjara. Ia pernah mengatakan bahwa sejarah hidupnya adalah sejarah perampasan. Namun justru di dalam penjaralah pikiran dan kreativitasnya menghasilkan karya-karya besar. Yang paling fenomenal adalah tetralogi empat buku yang ditulis di penjara Pulau Buru, Maluku, di bawah kekuasaan Soeharto, pada 1973.
Novel Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca, yang telah diterjemahkan dalam banyak bahasa asing, menjadi masterpiece Pram sekaligus mahakarya sastra Indonesia. Novel sejarah yang terbit dari 1980 hingga 1988 (kemudian dilarang peredarannya oleh Jaksa Agung Indonesia selama beberapa waktu), mendeskripsikan mengungkapkan sejarah nasionalisme pada awal kebangkitan nasional.
Di Pulau Buru yang sunyi, Pram menulis dengan sembunyi-sembunyi. Tulisan-tulisan itu kemudian diselundupkan ke luar, dan tak sedikit pula yang dirampas di dibumihanguskan untuk selamanya. Selain Tetralogi Buru, beberapa yang selamat, antara lain, Nyanyi Sunyi Seorang Bisu, dan Sang Pemula.

Buah karya Sayyid Quthb ini disebut-sebut sebagai the most remarkable works of prison literature ever produced. Quthb merampungkan magnum opus (kerja agung) itu sebelum akhirnya dia mati di tiang gantungan Pemerintahan Gamal Abdul Nasser pada 1966.
Menurut penulis Paul Berman, kitab tafsir ini adalah karya raksasa yang ditulis hanya dengan mengandalkan daya hafal. Kondisi buruk dan penyiksaan dalam penjara tak menghalangi Quthb untuk menulis.
Sayyid Quthb, lahir di Asyut, Mesir, pada 1906, adalah seorang ilmuwan, sastrawan, ahli tafsir sekaligus pemikir dari Mesir, dan menulis dalam berbagai bidang. Pada Mei 1955, ia dipenjara dengan alasan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah.

Don Quixote dianggap sebagai novel modern pertama yang terbit di Eropa, dan menjadi salah satu karya sastra Barat terbesar. Dalam Encyclopedia Britannica, karya ini disebut sebagai salah satu dari "Buku Terbesar di Dunia Barat," sementara pengarang Rusia Fyodor Dostoyevsky menyebutnya "kata yang paling puncak dan paling luhur dari pemikiran manusia."
Sang penulis, Miguel de Cervantes Saavedra (1547-1616) menulis karya ini di penjara Madrid, Spanyol. Di antara beberapa karyanya yang ditulis ketika masih bebas, Don Quixote secara universal dianggap sebagai masterpiece Cervantes.
Novel ini sesungguhnya adalah dua buku terpisah yang meliputi petulangan-petulangan Don Quixote, yang juga dikenal sebagai ksatria atau laki-laki dari La Mancha, seorang pahlawan yang mengemban antusiasmenya serta penipuan dirinya sendiri sehingga terjadi akhir yang tidak diharapkan dan lucu.
Di satu pihak, Don Kisot berfungsi sebagai sebuah satir romansa kaum ksatria yang menguasai dunia sastra di zaman Cervantes. Namun, novel ini juga menerangi berbagai aspek dari sifat manusia dengan menggunakan contoh-contoh konyol dari Don Quixote yang dikuasai oleh ilusinya sendiri.

Marco Polo adalah salah seorang petualang terhebat dalam sejarah. Selama 24 tahun, ia menjelajah Irak, Iran, Afghanistan, kemudian menyusuri Jalur Sutera ke China dan kembali ke Venesia melalui Indonesia, Sri Lanka, serta India, dan kembali ke Venesia, Italia, tempat awal keberangkatannya. Tempat-tempat yang dikunjungi serta masyarakat dan budaya mereka dicatat dengan baik oleh Marco Polo.
Sekembali dari Asia, Venesia dijajah oleh Genoa, dan Marco Polo pun dijebloskan ke penjara. Di balik sel, ia berteman dengan seorang penulis bernama Rustichello da Pisa. Catatan-catatan Marco Polo kemudian dikompilasi oleh Rustichello menjadi sebuah buku, The Travels of Marco Polo yang terbit pada 1298. Buku inilah yang memberikan gamnbaran detail eksotisme Asia kepada Eropa, sekaligus membuka jalur perdagangan Eropa-Asia.

Solzhenitsyn adalah salah satu sastrawan terbesar Rusia yang banyak menghabiskan hidup di penjara karena surat-suratnya yang mengecam dan menghina pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin. Bagi banyak orang Rusia, Solzhenitsyn dan karya-karyanya adalah sebuah ikon perlawanan.
One Day in the Life of Ivan Denisovich adalah sebuah novel yang dibuat Solzhenitsyn di penjara, mengisahkan kehidupan getir yang harus dijalani seorang tahanan bernama Shukov dalam kamp kerja paksa Gulag (periode Stalin pada 1951). Novel pendek ini membawa perubahan besar di Soviet.
Begitu berpengaruhnya, sampai Mikhail Gorbachev berkomentar Solzhenitsyn-lah orang yang telah membantu mengenyahkan Stalinisme dengan mengubah cara pandang jutaan orang lewat tulisan-tulisannya soal rezim yang tidak manusiawi. Solzhenitsyn pernah menerima Nobel Kesusastraan tahun 1970, namun menolak ke Swedia untuk menerima hadiah itu karena takut dilarang kembali ke negerinya.

Mein Kampf yang dalam bahasa Jerman berarti "Perjuanganku" ditulis oleh Adolf Hitler saat berada dalam penjara menyusul putsch yang gagal pada 1923. Dalam buku itu, ia menggambarkan pandangannya atas Jerman masa depan. Ia juga menggambarkan rencana masa depannya untuk bangsa Yahudi.
Saat berhasil naik ke puncak kekuasaan pada 1933, Hitler mewujudkan beberapa isi buku itu, berakibat dalam Holocaust, dan menjadi teror bagi dunia. Buku ini tersedia bebas di kantor-kantor sipil selama masa pemerintahan Nazi di Jerman. Namun setelah PD II, buku ini dianggap ilegal untuk dijual di Jerman dan Austria.

Nama aslinya adalah Sutan Ibrahim bergelar Datuk Tan Malaka. Ia dijebloskan ke penjara karena kekukuhannya mengritik kekuasan Soekarno. Dari balik sel, ia menulis buku Dari Penjara ke Penjara. Buku autobiografi ini terdiri dari tiga jilid, dan menjadi buku penting yang menjelaskan kehidupan Tan Malaka. Ini pula buku terakhir yang ditulisnya sebelum ditembak oleh tentara pada 21 Februari 1949.
Tan Malaka yang lahir di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Sumatera Barat, 2 Juni 1897, juga dikenal sebagai Bapak Republik Indonesia. Aktivis pejuang kemerdekaan, pemimpin sosialis yang militan, radikal, dan revolusioner ini banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Dia kukuh mengkritik pemerintah kolonial Hindia-Belanda maupun pemerintahan republik di bawah Soekarno pasca-revolusi kemerdekaan. Tan Malaka menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam pembuangan di luar Indonesia, dan memainkan peran intelektual penting dalam membangun jaringan gerakan sosialis internasional untuk gerakan anti penjajahan di Asia Tenggara.

Meski Raden Adjeng Kartini tidak pernah dipenjara secara fisik, namun suasana sosial budaya di masanya telah membuat Kartini “terpenjara” secara sosial dan intelektual. Namun di tengah situasi itu, ia melahap begitu banyak buku karya pengarang terkenal, seperti Tolstoy, Ritter, Vosamaer, Jonathan, Limburg, Brouwer, Kipling, yang meliputi novel, filsafat, sajak, dan drama.
Pada masa-masa pingitan itu pula Kartini banyak menulis, termasuk Habis Gelap Terbitlah Terang dan ratusan surat-surat yang dikirimkannya kepada sahabat-sahabat penanya, seperti, Rosa Abendanon, Stella, Cvink Soer, Van Kol, Tn dan Ny. Anton, serta Nina Zeehandelaar.
Saat fisiknya harus menyerah pada tradisi yang ditentangnya, yakni menjadi istri kesekian dari seorang bangsawan, Kartini membebaskan pikirannya dengan menulis. Kumpulan surat-surat panjang itu sudah diterjemahkan ke dalam puluhan bahasa asing.

Tokoh antirasis Martin Luther King Jr. dijebloskan ke penjara Birmingham, AS, lantaran melakukan aksi-aksi non-kekerasan menentang rasialisme. Dari balik jeruji itu, lahir pernyataan King yang sangat terkenal, “Ketidakadilan di mana pun adalah ancaman bagi keadilan di mana-mana."
Pendeta yang bergelar Ph.D., ini, lahir di Atlanta, Georgia, AS, 15 Januari 1929, dan tewas terbunuh pada 4 April 1968 pada umur 39 tahun. Bagi banyak orang, King dianggap pahlawan, pencipta perdamaian, dan seorang martir.
Di dalam penjara, ia menulis The Letter from Birmingham Jail, dan menyatakan bahwa ia dipanggil menyuarakan suara kenabian terhadap ketidakadilan yang terjadi pada zamannya. Ia tidak hanya berjuang melawan diskriminasi terhadap orang-orang kulit hitam, tetapi juga menentang kepemilikan tanah dan Perang Vietnam.

Lahir di Dublin, Irlandia, 16 Oktober 1854 dan meninggal di Paris, 30 November 1900, Oscar Fingal O’Flaherine Wills, nama lengkapnya, adalahs eorang penyair, penulis drama dan cerita pendek Inggris-Irlandia. Ia kondang karena serangannya terhadap kepicikan dan gaya hidup puas diri kaum Victorian.
Sastrawan yang membela nilai estetika dengan karya-karya yang estetik ini juga membela ‘seni untuk seni’. Ia banyak menulis puisi yang beraliran simbolik dan cerita-cerita pendek yang diangkat dari tokoh-tokoh golongan menengah.
Salah satu mahakaryanya The Importance of Being Earnest (1895), mengantarnya ke puncak kemasyuran, namun bersamaan dengan itu ia dituduh terlibat homoseksual sehingga mendekam dalam penjara selama dua tahun (1895-1897). Dari balik jeruji besi, lahirlah sebuah otobiografi yang memikat berjudul De Profundis dan karya puisi indah yang dianggap terbaik dari seluruh sajak yang pernah ditulisnya, Ballad of Reading Goal.

Sir Thomas Malory adalah penulis popular Inggris di abad ke-15. Namanya melambung berkat Le Morte d’ Arthur, sebuah dongeng tentang King Arthur, raja legendaris dalam mitologi Britania Raya, Guinevere, Lancelot, dan para Ksatria Meja Bundar.
Novel ini dianggap sebagai salah satu novel berbahasa Inggris pertama. Ditulis semasa mendekam di penjara pada awal 1450, dan diselesaikan pada 1470, setahun sebelum Malory meninggal (1471). Malory sendiri adalah seorang knight, yang berpengaruh secara politik dan sosial. Namun hidupnya yang diwarnai pencurian, pemerasan, dan pelarian dari penjara.

Penulis, penyair, bangsawan, dan penjelajah Inggris, ini, berperan merintis jalan bagi kolonisasi Britania Raya di Amerika Utara pada akhir abad ke-16. Namanya kondang antara lain karena buku The History of the World yang ditlisnya semasa di tahan di penjara Menara London, karena diam-diam menikahi salah satu pelayan Ratu pada 1591.
Tercatat tiga kali ia dipenjara di menara itu, termasuk seteklah Ratu Elizabeth meninggal pada 1603, Raleigh kembali dipenjara karena terlibat pemberontakan terhadap Raja James I. Semasa itulah ia The Historie of the World, berupa sejarah kuno Yunani dan Romawi.
Setelah sempat dibebaskan beberapa lama untuk untuk melakukan ekspedisi mencari kota emas El Dorado, Raleigh kembali ditangkap sekembalinya ke Inggris. Kali ini hidupnya berakhir setelah eksekusi penggal kepala terhadapnya dilakukan di Whitehall pada 1618.

Tokoh proklamator ini kenyang hidup dari penjara ke penjara di masa penjajahan Belanda. Ketika diasingkan ke Boven Digul, Papua Selatan, Bung Hatta ditemani buku sebanyak 16 peti. Di tempat pembuangan itulah ia menulis Alam Pikiran Yunani dan menulis untuk surat kabar Adil, Pandji Islam, dan Pedoman Masjarakat.
Sebelum di Digul, pada 23 September 1927 Hatta mencicipi penjara di Belanda sebab aktivitas politik di PI (Perhimpunan Indonesia). Selama di ruang tahanan, Hatta merancang pledoi (pidato pembelaan) yang siap disampaikan saat persidangan, dengan judul Indonesie Vrij (Indonesia Merdeka). Ketika ditahan di penjara Glodok tahun 1934, Hatta juga menulis beberapa karangan. Salah satunya adalah buku Krisis Ekonomi dan Kapitalisme.

Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), lahir di Sungai Batang, Sumatera Barat, 17 Februari 1908, adalah salah satu ulama dan penulis Islam Indonesia paling produktif. Karya tafsirnya, Al-Azhar, dibaca kaum muslimin dari Mesir sampai London.
Pada 27 Januari 1964, Hamka ditangkap penguasa Orde Lama dengan tuduhan berkhianat terhadap Tanah Air. Ia dituduh memberontak kepada penguasa dan ikut serta membela, dalam ceramah-ceramahnya, perjuangan PRRI oleh tokoh-tokoh Masyumi. Selama dua tahun di balik sel, HAMKA menyelesaikan penulisan tafsirnya. Pada tahun 1967, tafsir itu untuk pertama kalinya terbit dengan nama Tafsir Al Azhar.
Add to Flipboard Magazine.
Tulis Komentar:
Popular

Wanita Muslim yang Menginspirasi Dunia
24 July 2014
Film-film Islam Terbaik Sepanjang Masa
01 July 2013