Search:
Email:     Password:        
 





Run For Indonesia: Rumahnya Para Pelari

By Giatri (Editor) - 24 January 2018 | telah dibaca 3248 kali

Naskah: Meutia dan Giattri, Foto: Dok. RFI

Run for Indonesia (RFI) bukan sekadar wadah untuk memiliki tubuh sehat dengan cara mudah dan menyenangkan, tapi juga ibarat rumah bagi para anggotanya, di mana ikatan persaudaraan begitu kental terasa.

Terbentuk RFI bermula saat lebih dari 150 penggemar olahraga lari dari Indonesia turut serta dalam event lari Standard Chartered Marathon Singapore (SCMS), 7 Desember 2014 silam. Mereka bersepakat memakai jersey bertuliskan “Run for Indonesia”. Mulanya jersey itu dikenakan untuk memudahkan sesama pelari saling mengenal saat berada di course, sekaligus mengkampanyekan kebiasaan sehat orang Indonesia kepada masyarakat Singapura, dan pelari mancanegara yang berpartisipasi pada race tersebut.

Usai SCHM, mereka tetap berkumpul dan berlatih bersama. Mereka kemudian sepakat kembali mengikuti sejumlah race bersama. Untuk mengikat persaudaraan di antara pelari, maka atas pemikiran beberapa anggota penggagas dibentuklah Komunitas “Run For Indonesia”.

Walaupun bisa disebut komunitas, dengan konsep #rumahpelari juga terbuka bagi para pelari dari berbagai komunitas untuk bergabung dan berlari bersama. Tak heran jika di WhatsApp grup RFI, sangat beragam keanggotannya.

“Dan berlatar belakang berbeda-beda mulai dari mahasiswa, TNI, Kopasus, jurnalis, dokter, hingga Walikota. Usianya pun beragam, bahkan ada yang berusia 78 tahun bernama Opa Ben,” kata Ketua Run for Indonesia Safrita Aryana yang akrab disapa Rita.

Hingga saat ini WAG RFI terbagi dalam 12 grup lebih, belum termasuk WAG RFI regional seperti Medan, Bandung, Bogor, Kendari, Soroako dan sebagainya. Belum lagi WAG yang berdasarkan minat seperti RFI Trail, RFI Triathlon, RFI Ultrans hingga RFI Target yang beranggotakan para pelari dengan pace kencang dan berupaya menerapkan target dalam setiap race-race yang diikutinya.

“RFI memang ingin terus menyebarkan semangat hidup sehat, berdasarkan persaudaraan, kekompakan, dan saling menyemangati untuk hidup lebih sehat. Seperti tagline-nya ‘Kompak saling jaga’ untuk Indonesia yang lebih baik,” tutur Rita.

RFI juga berusaha menjadi komunitas lari yang menjunjung tinggi keragaman, dan anti SARA. “Jika sudah bergabung tidak adalagi kesenjangan sosial, semuanya sama berstatus teman lari,” tandas Rita.

Rita adalah salah seorang anggota Komite RFI selain Willy Sanjaya, Andre Ismangun, Sucandra Tanjung, Adriansyah Chaniago dan Agus Hermawan. Selain Komite, RFI digerakan oleh para koordinator grup yang mereka sebut sebagai Kapten.

RFI memiliki beragam kegiatan menarik, di antaranya kegiatan besar yang melibatkan anggota di seluruh Indonesia. Biasanya kegiatan ini diadakan di suatu tempat secara terpusat.

Ada juga kegiatan yang di gelar per daerah, seperti di Solo, Semarang, Sidoarjo, Bandung, ataupun Jakarta. Kegiatan ini diinisiasi oleh anggota di daerah tersebut. Salah satu kegiatan utamanya bernama Jemput Kawan Lari.

“Nah, kalo di RFI itu larinya long run di atas 10k. tapi tidak sampai berdarah-darahlah,” ujar Agus.

Kegiatan RFI tidak hanya seputar berlari dan mengikuti race bersama saja, namun kegiatan charity pun telah berlangsung secara berkesinambungan di komunitas ini. Seperti Nusantara Run, sebuah ajang lari amal untuk menggalang dana bagi para guru.

NR Chapter 5 yang dihelat pada Desember 2017 lalu menempuh etape Purwokerto-Dieng sejauh 127.9 kilometer yang diikuti 200-an orang pelari dan berhasil mengumpulkan dana Rp 2 milyar dari para donatur.

Dengan slogan #rumahpelari dan #Kompak_SalingJaga, RFI selalu mendukung berbagai event lari di mana pun. Tidak hanya berlari dan menjadi tim support di perjalanan, mereka yang tidak berlari pun berusaha mendukung acara seperti Nusantara Run.

Tim NR5-RFI dengan kordinator Listya Nurina Saroinsong mengumpulkan dana dengan cara menjual jersey edisi khusus. Sebanyak 500-an lembar jersey pun terjual dan berhasil mengumpulkan dana Rp 40 jutaan lebih yang seluruhnya disalurkan untuk Nusantara Run, di luar dana yang dikumpulkan para pelari secara individual.

Menutup pembicaraan, Agus mengungkapkan, RFI memiliki visi agar olahraga lari bukan sekadar gaya hidup, namun dapat memberikan prestasi untuk Indonesia.

“Menjadikan lari sebagai salah satu trend yang berpengaruh untuk masyarakat Indonesia tentu memerlukan peran penting dari berbagai pihak, termasuk pemerintah. Saya berharap pemerintah lebih peduli dengan dunia olahraga lari ini,” harapnya.

Di tahun 2018, tambah Rita, virus hidup sehat dengan berlari akan terus RFI sebarkan ke berbagai kalangan.

“RFI percaya masyarakat  yang sehat berkat gaya hidup sehat  juga akan semakin produktif yang berdampak positif bagi negeri ini.  Sudah terbukti juga, olahraga menyebabkan para penggiatnya menjadi manusia yang sehat, bahagia dan optimistik,” pungkas Rita.


Add to Flipboard Magazine.

Tulis Komentar:


Anda harus login sebagai member untuk bisa memberikan komentar.

                       
   

Popular

Photo Gallery

Visitor


Jumlah Member Saat ini: 233250