"Dayaku Raja" Kunci Sukses Layanan Kesehatan Kukar

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 23 November 2015

Naskah: Giattri/Suci Yulianita, Foto: Dok. Kukar

Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera atau Gerbang Raja yang digagas Rita Widyasari, Bupati Kutai Kartanegara, periode 2010-2015 bukan hanya menjadi slogan semata, tapi terus diaplikasikan dengan berbagai kegiatan pembangunan khususnya kesehatan.

Di Provinsi Kaltim masalah kesehatan ini dititikberatkan tidak hanya pada kesehatan umum tapi juga kesehatan ibu melahirkan. Kukar merupakan salah satu wilayah di Kaltim yang membutuhkan tambahan tenaga medis, terutama bidan desa. Seperti dilansir dari laman kaltimbkd.info, jumlah bidan desa di Kukar masih sangat terbatas. Desa-desa di daerah pedalaman Kukar khususnya masih membutuhkan sejumlah bidan desa.


Kekurangan bidan desa ini berdampak pada tingginya angka kematian ibu dan bayi. Akibat kurangnya bidan desa dan tenaga medis, masyarakat menggunakan jasa dukun beranak untuk melahirkan.


Oleh karena itu, digagaslah program satu desa satu bidan. “Kukar memiliki 236 desa. Saya menargetkan 1 desa 1 bidan, tapi masih ada bidan yang belum mau ke desa-desa. Masih kurang 33 bidan lagi,” ujar Rita Widyasari kepada Obsession News, beberapa waktu lalu.


Untuk menanggulangi kekurangan bidan tersebut, Pemkab Kukar telah memberikan beasiswa kepada para mahasiswa akademi kebidanan. Harapannya, setelah para mahasiswa ini lulus, mereka akan segera ditempatkan di wilayah Kukar yang kekurangan bidan.


Kaltim juga memiliki program andalan kesehatan bagi masyarakat di mana pemerintah daerah Kabupaten Kukar menjadikan rakyat sebagai raja, dengan pelayanan k

esehatan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat tanpa kelas.
Atas upaya yang telah dilakukan itu, pada April 2015 lalu, Rita oleh Kementerian Kesehatan dan Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia dianugerahi Award Solidaritas Bangsa yang diberikan Staf Ahli Kementerian Kesehatan Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat, Tini Suryanti S.


“Saya punya konsep ‘Daya Kuraja’ yang memiliki pengertian ‘Dasar Pelayananku Kaulah Raja’. Jadi, semua orang harus diberikan pelayanan seperti raja. Karena itu saya membangun rumah sakit tanpa kelas dengan fasilitas mirip kelas 1 dan itu sekarang sudah ada,” ungkap Rita yang juga tergerak membantu pembangunan rumah singgah bagi Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia.