Awang Faroek Ishaq (Gubernur Kalimantan Timur) Kinerja Meningkat, Rakyat Semakin Dekat

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 18 August 2015

Tak banyak masyarakat di luar Kaltim yang tahu kalau Awang Faroek Ishak atau kerap disingkat AFI ini adalah pemilik gelar Pangeran Ngebe Suroprojo Datu Mangku Negeri Utama dari Kesultanan Banjar karena Awang dinilai memiliki dedikasi dalam pengembangan budaya dan membina kerukunan antaretnis, termasuk kepada etnis Banjar di Kaltim. Pria kelahiran Tenggarong, Kaltim pada 31 Juli 1948, ini juga dikenal sebagai dosen dan menduduki jabatan Lektor Kepala Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman, Samarinda dan Uuniversitas 1945 Samarinda.


Peraih program Doktor Ekonomi dari Universitas Airlangga, Surabaya dengan predikat cumlaude, ini juga meraih S2 Ketahanan Nasional di Universitas Indonesia selepas menyelesaikan kuliahnya IKIP Malang. Saat mengikuti pendidikan penyenjangan Sespanas (Sekolah Staf Pimpinan Nasional) di Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI tahun 1990 ia meraih prestasi sebagai lulusan terbaik pertama dan dalam Kursus Reguler Angkatan XXV Tahun 1992 meraih predikat penghargaan Prestasi Tinggi dan Dapat Diandalkan.


AFI merintis karir dari bawah yang diawali pada tahun 1973  sebagai Staf Direktorat Pembangunan Kantor Gubernur Kaltim dan Kasubdit Perencanaan pada Direktorat  Pembangunan Kaltim. Kemudian pada tahun 1976 menjabat Asisten Ahli Madya di FE Universitas Mulawarman lalu diangkat sebagai Kepala Biro Kemahasiswaan di universitas yang sama. Barulah pada tahun 1979 ia diangkat sebagai Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan tiga tahun kemudian menjadi Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman sampai kemudian pada tahun 1986 ia kembali menjadi Lektor Kepala FE Universitas Mulawarman .


Karirnya di politik dimulai sebagai kader Golkar dan pada tahun 1987-1992 berhasil menuju Senayan menjadi Anggota DPR/MPR RI dan berlanjut pada periode 1992-1997. Ia sempat mendapat posisi Wakil Ketua Komisi II, Sekretaris Koordinator Polkam Fraksi Karya Pembangunan. Di tahun 1997-1999 ia menjadi Staf Ahli Gubernur Kaltim Bidang Pemerintahan dan Kesra. Tahun 1998-1999 menjabat Kepala Bapedalda Kaltim, kemudian menjadi Penjabat Bupati Kutai Timur.


Di tahun 2000 ia menjadi Bupati Kutai Timur periode I. Sebagai Bupati ia sempat menjabat dalam 2 periode hingga kemudian mengundurkan diri untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Kaltim. AFI menjabat sebagai Gubernur Kaltim periode pertama (2008-2013) dan periode kedua (2013-2018).


Karena itu, jangan heran kalau prestasi atas kinerja dan pengabdiannya selama ini mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. Namun bagi pria yang memiliki kegemaran bernyanyi, bersepeda dan kadang golf, ini pekerjaan yang dilakukannya adalah untuk rakyat bukan yang lain.


Sejumlah prestasi yang diraihnya selama mengabdi antara lain Penghargaan ”Anugerah Pangripta Nusantara” (APN) 2015. “Ini saya terima langsung dari Menteri Kementerian Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas RI. Penghargaan yang diterima menyebutkan Kaltim Terbaik Kedua Nasional untuk Kategori Peningkatan Kualitas Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD),” katanya.


Kemudian meraih penghargaan sebagai Peringkat Ketiga Besar dari 26 provinsi di luar Jawa dalam penyampaian Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) 2013 yang dinilai tahun 2014 dan diumumkan pada bulan April 2015 lalu.


“Demikian pula Syukur Alhamdulillah, kita kembali memperoleh kembali Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK-RI terhadap pengelolaan keuangan Pemprov Kaltim Tahun Anggaran 2014,” ia menambahkan.


Sementara, penghargaan “BKN Award 2015” yang diserahkan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla pada Rakornas Kepegawaian di Jakarta terdiri dari; Terbaik Pertama untuk Kategori Pengelola Kepegawaian. Di bawah Kaltim sebagai peringkat kedua dan ketiga Provinsi Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Kemudian Terbaik Pertama Pelayanan Mutasi Kepegawaian, lalu diraih juga   Peringkat Kedua Implementasi SAPK, Peringkat Kedua BKD Provinsi Inovatif, Peringkat Ketiga  Perencanaan Kepegawaian, dan Peringkat Ketiga Implementasi Penilaian Kinerja. Tentu saja masih banyak penghargaan lain yang diperolehnya (lihat box-1). n