Awang Faroek Ishaq (Gubernur Kalimantan Timur) Kinerja Meningkat, Rakyat Semakin Dekat

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 18 August 2015

Naskah: Sahrudi/dari berbagai sumber, Foto: Istimewa

Keberhasilan Pembangunan Kalimantan Timur (Kaltim) dalam pendidikan, kesehatan, infrastruktur, olahraga hingga kesenian serta sektor pariwisata, tidak terlepas dari sosok Awang Faroek Ishak. Selama memimpin Kaltim, ia telah mencurahkan pemikiran-pemikiran besarnya untuk mewujudkan Kalimantan Timur yang maju, mandiri dan sejahtera.

Tanggal 17 Desember 2008 menjadi momentum penting dalam hidup Awang karena ia dipercaya rakyat Kalimantan Timur untuk menjadi Gubernur. Di awal kepemimpinannya, berbagai program aksi telah dia lakukan yang terbaik guna mempercepat pembangunan di Kaltim, dan terbukti setelah lima tahun kepemimpinannya persentase penduduk miskin menurun, percepatan pembangunan infrastruktur dan perekonomian sebaliknya makin meningkat.


Kaltim saat ini telah menjadi raksasa yang telah berlari kencang menyongsong masa depan, dan terbukti pada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) 2013 yang dinilai pada 2014 dan diumumkan April 2015 lalu. Kaltim meraih peringkat 3 besar dari 26 provinsi di luar Pulau Jawa Itu artinya, jika dihitung secara nasional maka Kaltim masuk peringkat ketujuh besar dengan status tinggi.


Penilaian ini berdasarkan peningkatkan kinerja beberapa aspek program pembangunan di daerah, mulai dari program pendidikan, kesehatan, infrastruktur, olahraga hingga kesenian serta sektor pariwisata.


Sementara survey Asia Competitivness Institute - National University Of Singapore, menempatkan Kalimantan Timur di peringkat ke 3 untuk posisi daya saing dari 33 provinsi di Indonesia setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur, dimana pada lingkup stabilitas ekonomi makro menduduki peringkat 4, perencanaan pemerintahan dan institusi peringkat ke 2, kondisi keuangan, bisnis dan tenaga kerja peringkat ke 4 dan kualitas hidup serta pembangunan infrastruktur menduduki peringkat ke 2.

Tetap Menjanjikan Bagi Investor
Dengan posisi Kaltim berdasarkan survey tersebut,  perekonomian provinsi ini tetap menjanjikan bagi investor meski sektor minyak, gas, dan batubara yang dulu menjadi andalan Kaltim kini tengah terpuruk. Tengok saja data tahun 2014 dimana rasio investasi Kaltim mencapai 40% menempati urutan ke 4 nasional setelah DKI Jakarta mencapai 67 %, Jawa Barat 58 % dan Jawa Timur 41 %. Pada tahun 2014 jumlah realisasi investasi PMDN di Kaltim mampu mencapai Rp. 12,9 trilliun dengan jumlah 60 proyek sedangkan PMA mencapai US$2.145 juta US Dolar dengan jumlah 297 proyek. Sementara, pada tahun 2015 hingga Triwulan I realisasi investasi PMDN mencapai Rp. 1,5 trilliun dari 22 proyek dan PMA mencapai US$ 498,4 juta US Dolar dari 44 proyek.

 
Investasi yang masuk ke Kaltim memang masih di dominasi oleh eksploitasi sumber daya alam tak terbarukan. “Tapi, ke depan harus di dorong investasi yang memberikan nilai tambah sesuai dengan potensi yang dimiliki Kaltim,” tegas Awang. Dalam konteks inilah, percepatan pelaksanaan transformasi ekonomi akan menentukan keberhasilan pembangunan di Kaltim.  


Rasio investasi yang dimiliki oleh Kaltim tersebut tidak terlepas dari daya saing yang dimiliki oleh Kaltim sebagai salah satu bentuk outcome dari indikator hasil pembangunan yang telah di raih.  


Kini, di periode kedua yang menurut konstitusi merupakan periode terakhir bagi seorang Kepala Daerah, Awang, sang pemimpin yang merakyat, itu telah memberikan legacy atau warisan yang sangat berharga kepada rakyatnya. Meski baginya perjuangan untuk rakyat adalah pengabdian yang tak berujung.