Gubernur Hebat

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 03 July 2015

Naskah: Sahrudi/dari berbagai sumber, Foto: Istimewa

 

Kepemimpinan Awang Faroek Ishak sebagai Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) semakin memperlihatkan keberpihakannya kepada rakyat. Hal itu terlihat dari peningkatan kinerja Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim yang berorientasi pada kebutuhan rakyat semakin terlihat. Tak heran kalau kemudian Pemprov Kaltim meraih peringkat 3 besar dari 26 provinsi di luar Pulau Jawa dalam penyampaian Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) 2013 yang dinilai pada 2014 dan diumumkan April 2015 lalu. Itu artinya, jika dihitung secara nasional maka Kaltim masuk peringkat ketujuh besar dengan status tinggi.

 
Prestasi tingkat nasional tersebut lebih baik dari tahun sebelumnya yang hanya mampu mencapai di peringkat sembilan. Hal ini diraih Kaltim berdasarkan peningkatkan kinerja beberapa aspek program pembangunan di daerah, mulai dari program pendidikan, kesehatan, infrastruktur, olahraga hingga kesenian serta sektor pariwisata.


Memang, meraih prestasi tersebut bukan soal mudah karena ada tahapan yang harus dilaksanakan, yakni ada 26 urusan wajib dan delapan urusan pilihan yang diperiksa Timnas evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah (EKPPD) dengan indikator yang telah ditetapkan. Semua yang diperiksa sesuai dengan dokumen yang diserahkan masing-masing provinsi, termasuk Kaltim.


Selain tingkat provinsi secara nasional, ternyata beberapa kabupaten/kota Kaltim mampu meraih prestasi yang membanggakan, antara lain Kutai Kartanegara peringkat 10 dengan status sangat tinggi, Berau peringkat 27 dengan status sangat tinggi, terendah Kabupaten Paser diperingkat 129. Sedangkan untuk tingkat kota, Samarinda menempati posisi keenam dengan status sangat tinggi, Balikpapan peringkat 11 dengan status sangat tinggi dan Bontang peringkat 12 sangat tinggi.


Dari prestasi tersebut, maka dapat dinilai bahwa kinerja penyelenggaraan pemerintahan di Kaltim sudah baik dan merata di kabupaten/kota. Dengan prestasi tersebut, Pemprov Kaltim meminta agar kabupaten/kota yang belum meraih prestasi yang memuaskan untuk terus meningkatkan kinerjanya, sementara yang telah berhasil diharapkan jangan merasa puas dari hasil tersebut. Misalnya, Paser diperingkat 129 dan Kutai Timur diperingkat 107 dengan status nilai tinggi.


Untuk meningkatkan prestasi tersebut, banyak cara yang dilakukan, contohnya penyampaian laporan penyelenggaraan pemerintahan harus sesuai dengan kondisi kinerja di lapangan. Termasuk ketika menyampaikan dokumen laporan penyelenggaraan pemerintahan, sehingga penilaian tersebut semakin baik. Artinya pelaporan tersebut menjadi perhatian pemerintah kabupaten/kota.
 
Semakin Dekat dengan Rakyat
Selain memprioritaskan pembangunan untuk rakyat, Awang juga semakin dekat dengan rakyatnya. Hal itu ditunjukkan dengan didirikannya Awang Faroek Institute yang membuka ruang diskusi antara pemimpin dan rakyat melalui forum “Rembuk Rakyat”. 


Gubernur Kaltim  Awang Faroek Ishak saat membuka Rembuk Rakyat II mengaku sangat mengapresiasi digelarnya kegiatan tersebut. Menurut Gubernur, rembuk rakyat sangat baik agar pemerintah bisa mendengar langsung aspirasi masyarakat, selain melalui saluran normatif musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang).


“Semua problem pembangunan bisa kita bicarakan di sini dan jangan takut untuk mengkritik. Justru saya sudah meminta staf-staf  saya (pimpinan satuan kerja perangkat daerah/SKPD) agar buka telinga lebar-lebar. Jangan alergi dengan kritik. Bagi saya, kritik itu adalah rahmat,” tegas Awang disambut applaus ratusan peserta rembuk.


Gubernur Awang Faroek Ishak juga berharap agar rekomendasi dari rembuk rakyat ini dapat disinergikan dengan pemerintah sehingga perencanaan pembangunan daerah akan lebih terarah dan tepat sasaran.


Rembuk rakyat sekaligus akan menjadi model bagi pemerintah provinsi untuk menyerap secara langsung aspirasi masyarakat untuk menyempurnakan perencanaan yang sudah dilakukan melalui musrenbang.


Pada kesempatan itu, Gubernur Awang Faroek juga menjelaskan kebijakan pembangunan Kaltim selama dua periode kepemimpinannya yang memberikan fokus pada pengembangan pembangunan ekonomi hijau dengan transformasi ekonomi berbasis sumber daya alam terbarukan. Strategi ini didukung dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia.


Gubernur bahkan membeberkan rencana pembangunan Kaltim pasca tambang. Menyiapkan konsep “Visit Kaltim 2050”, dimana Kaltim berkembang dengan kekuatan sumber daya alam terbarukan yang tentu saja harus didukung oleh kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas.


“Struktur yang kita siapkan adalah bangunan ekonomi Kaltim yang maju, mandiri dan kuat berbasis sumber daya alam terbarukan. Untuk itu, mari kita bersatu karena yang diperlukan daerah ini adalah kebersamaan,” tegas Gubernur.