Koleksi Vintage Anthon Novianto

Oleh: Giatri (Editor) - 12 January 2015
Naskah: Giattri F.P, Dok. Pribadi

 
Jika mengenal Anthon Novianto langsung terlintas sosok Mike Wolfe yang dikenal dalam tayangan real time “American Pickers” di saluran History Channel. keduanya memiliki kegemaran yang senada yakni berburu berbagai benda vintage touch, namun bedanya Anthon berburu bukan untuk money oriented melainkan untuk mengoleksinya.

Sejak muda Anthon memang menyukai barang-barang lawas, baginya Old objects aren’t just pretty objects – they’re a window on the past.

“Kartu pos komik, kaset lawak, barang-barang di masa kecil saya tidak pernah saya buang. Kebiasaan tersebut kebawa sampai sekarang bahkan kalau saya ada rejeki, saya masih berburu barang-barang vintage yang menurut saya menarik,” ungkap Anthon.

Hingga saat ini koleksi benda kesayangan itu menyentuh ribuan dan terpajang apik di function house miliknya yang bernama “The Roemah 7a”. Dari kejauhan rumah yang terletak di bilangan Lebak Bulus, Jakarta Selatan itu nampak asri dan terkesan klasik. Sebuah joglo besar menjadi bagian depan rumah ini. Tidak ketinggalan, mobil tua warna putih merk Reliant Regal Mark I Convertible 1954 lansiran Inggris mejeng di depannya. Menurut data yang Anton himpun, mobil unik beroda tiga tersebut hanya ada empat di dunia dan tersimpan di The National Motor Museum - Beulieu di Inggris.

“Di Indonesia kita memiliki mobil yang kelima, yaitu yang saya miliki ini. Saya gak tahu bagaimana mobil ini bisa sampai kesini,” ungkap Anton antusias.

Memasuki The Roemah 7a, terlihat banyak pajangan barang vintage. Anthon menyebutnya barang vintage bukan antik karena menurutnya kedua barang tersebut memiliki makna yang berbeda.

"Barang antik itu seperti tempat tidur raja yang bisa dilihat di museum, sedangkan barang vintage itu barang yang memiliki nilai nostalgia dan kisah menarik untuk diceritakan karena pernah mengalami menggunakan barang itu sehingga ada keterikan dengan benda itu," kisah Anthon.

Di ruangan depan, bisa dilihat sederet televisi tahun 70-an merk JVC yang masih berbentuk tabung menyerupai helm dengan berbagai warna. “Saat itu kan sedang booming hal-hal yang berbau ruang angkasa. Saya juga sempat memiliki radio jvc. Sayangnya hilang,” kenang Anthon.

Tak jauh dari deretan TV JVC, terdapat lemari yang berisi komik-komik zaman dahulu yang dilihat dari tampilannya sudah berumur lebih dari 10 tahun. Di salah satu pojok rumah pun terlihat display yang sangat menarik. Anthon memajang Ningyo, boneka tradisional Jepang di dalam kotak-kotak kaca.

Anthon membeli langsung Ningyo dari negeri sakura ketika ia memperoleh beasiswa untuk belajar di Tokyo dari tahun 2001-2003. Selama 2 tahun, ia mempunyai kesempatan untuk mempelajari, menikmati dan mengkoleksi boneka itu. Di sela-sela waktu belajar ia bergerilya ke setiap pasar-pasar loak, antik, flea market, di seluruh pelosok kota Tokyo untuk memburunya.

“Kalau membeli baru harganya mahal sekali dibandingkan dengan harga sebuah robot canggih sekalipun. Waktu itu, di toko harganya 1 juta yen kalau di kurskan Rp 80 juta. Paling murah tidak ada yang di bawah sejuta. Kalau di flea market hanya sekitar 100 yen,” cerita Anthon.

Di sisi lain rumah, terdapat pajangan vespa-vespa mini yang digantung di dinding. Vespa ini sudah berumur puluhan tahun, tak sengaja Anthon dapatkan dengan kondisi yang memprihatinkan, ia cat ulang dan mengganti joknya. “Waktu saya beli harganya sekitar Rp 200 ribu. Begitu saya restorasi lalu pajang di media sosial dan masuk majalah harganya harganya naik, sekarang menjadi Rp 2,5 - 3 juta,” ujar Anthon.