Smart City, Tak Lagi Sebuah Mimpi

Oleh: Syulianita (Editor) - 17 December 2014
Naskah : Sahrudi/dari berbagai sumber

Apa yang terbayang dalam benak Anda, tentang smart city ? Ya, sebuah kota ‘cerdas’ yang mampu mengatasi persoalannya hanya dengan satu sentuhan teknologi. Misalnya, ada sudut kota yang kotor karena banyak sampah, tak lama kemudian datang pembersih sampah secara otomatis membersihkannya. Atau, ketika di salah satu ruas jalan terjadi kemacetan, maka traffic light akan mengatur sendiri durasi lampu merah, kuning atau hijau sampai kemudian kendaraan yang berjejalan tersebut akan terurai secara perlahan. Setidaknya, seperti itulah gambaran smart city yang ideal. Semua bergerak secara machine to machine, dengan sensor yang saling berkomunikasi dengan actuator untuk menjalankan fungsi masing-masing.Sebuah teknologi yang juga melibatkan cloud computing, social media dan Geographical Information System.

Intinya, smart city adalah kota dengan gaya hidup yang lebih efisien, efektif, dan modern. Seperti pernah dikemukakan Managing Director CISCO Smart Cities International, Hardik Bhatt, dalam sebuah diskusi dengan komunitas IT dan pegiat ekonomi kreatif belum lama ini bahwa konsep pengembangan kota pintar tidak bisa hanya diwujudkan oleh salah satu pihak, melainkan seluruh komponen masyarakat, baik pemerintah, swasta, maupun warganya. Untuk itu diperlukan inisiatif-inisiatif dari para stakeholder untuk mewujudkannya. Ya, penggabungan konsep digital dengan penguatan komunitas lokal untuk mewujudkan local-based application memainkan peran strategis dalam mewujudkan kota-kota pintar. Karena itu, sangat penting mewujudkan sebuah ekosistem smart cities yang melibatkan peran aktif pemerintah maupun masyarakatnya.

Saat ini, sudah banyak kota-kota dunia yang menjelma menjadi smart city. Sedikitnya, ada 10 kota terbaik yang mengadopsi smart city. Smartcitieshub.com yang beranggotakan profesional di bidang tata kota, merilis daftar sepuluh kota terbaik itu berdasar nilai dan parameter seperti kualitas hidup, inovasi, e-government, adopsi teknologi "hijau," dan sebagainya.

Kota apa sajakah itu?