Fakta Seputar Lembur

Oleh: Syulianita (Editor) - 15 September 2014
Naskah : Sahrudi/dari berbagai sumber


Mengejar target untuk menyelesaikan pekerjaan tenggat waktu waktu alias deadline, adalah alasan utama kenapa seseorang harus bekerja full time dan lembur. Padahal, bukannya tidak mungkin, kerja lembur mengharuskan mereka untuk memaksakan diri secara fisik dan mental. Karena cenderung memaksakan, kebanyakan dari mereka yang bekerja lembur pun menggunakan cara-cara tertentu untuk tetap awas, misalnya mengonsumsi banyak kafein. Padahal cara tersebut bukan menghilangkan lelah, namun hanya bersifat untuk memompa semangat untuk sementara waktu.

Hal ini memang sebuah dilema. Di satu sisi, pekerjaan adalah sebuah tanggung jawab. Sementara di sisi lain, kesehatan merupakan kebutuhan hidup. Tapi pilihannya tidak berarti; mau pekerjaan selesai atau kesehatan terjaga? Mengingat kesehatan adalah kebutuhan dan pekerjaan juga hal yang penting, maka jawaban yang tepat adalah; pekerjaan selesai hidup tetap sehat. Bagaimana untuk mencapai itu? Dikupas dari berbagai sumber jurnal kesehatan, satu hal yang harus Anda perhatikan ketika harus berjibaku dengan pekerjaan di saat deadline adalah usahakan jika harus melakukan lembur lakukanlah sesekali jika mendesak. Karena jika dilakukan hampir setiap hari, tentu ada risiko kesehatan. Mungkin kita masih ingat, belum lama ini publik Indonesia dihebohkan dengan berita meninggalnya seorang pekerja kreatif setelah bekerja nonstop selama 30 jam. Tentu, kita berharap itu adalah peristiwa terakhir. Jangan sampai terulang lagi. Lepas dari kasus tersebut, tapi sejumlah fakta yang ada menyebutkan bahwa bekerja lembur, apalagi secara rutin adalah sesuatu yang sangat membahayakan kehidupan.


Ini adalah beberapa alasan mengapa kerja lembur sebaiknya tidak menjadi rutinitas harian.

• Studi terbaru menunjukkan bahwa orang yang rutin bekerja lembur lebih rentan depresi karena jam kerja yang panjang berarti waktu yang pendek untuk dihabiskan mengurusi keluarga dan diri sendiri.

• Jika pekerjaaan kita mengharuskan lebih banyak duduk dalam waktu yang lama, maka sadarilah bahwa gaya hidup sedentari tersebut berbahaya bagi kesehatan. Hasil penelitian dari University of Missouri, orang yang terlalu banyak duduk, meski mereka meluangkan waktu berolahraga, tetapi beresiko tinggi menderita penyakit kronis seperti diabetes atau perlemakan liver.