Dewi Aryani: Dipercaya Berkat Kerja Nyata

Oleh: Andi Nursaiful (Administrator) - 14 March 2014
Lapangan energi umumnya diidentikkan dengan kaum pria. Tapi itu tak berlaku bagi Dewi Aryani. Wakil rakyat satu ini bertekad memfokuskan perhatiannya pada bidang energi, khususnya memperjuangkan kebijakan – kebijakan  ketahanan energi nasional melalui jalur parlemen.

Ia berkomitmen untuk turut serta memberikan kontribusi  konkrit dalam memperbaiki kebijakan dan implementasi pengelolaan energi di dalam negeri, demi kelangsungan pembangunan dan sustainable energi nasional hingga 2040 mendatang.

Anggota Komisi VII DPR-RI ini benar-benar memahami persoalan energi hingga ke akarnya, tak hanya sepintas lalu. Semua komitmen itu di tuangkannya tak tanggung-tanggung dalam disertasi doctoral yang sekarang sedang di tempuh.

Menurut lulusan terbaik Pasca Sarjana Universitas Indonesia (UI) jurusan ADM Bisnis Internasional tahun 2006, ini, permasalahan energi adalah sebuah never ending story. Ia menjelaskan, ketahanan energi nasional merupakan salah satu faktor fundamental dan urgent yang harus di lakukan pemerintah untuk dapat menjadi modal dasar pembangunan dan upaya menuju kesejahteraan rakyat negeri ini.

Sesungguhnya, persoalan energi bukan hal yang asing bagi Dewi. Ia pernah terlibat aktif di PT Wiraswasta Gemilang Indonesia (WGI), produsen pelumas merek Evalube dan PENNZOIL sebagai General  Manager of Corporate Communications dan Vice President Special Project.

Boleh jadi merupakan salah satu pengalaman yang mengantar Dewi kian tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang seluk-beluk energi di Tanah Air. Belum lagi pengalaman sebagai Humas ASPELINDO dan sebagai salah satu Ketua MASPI.  Bisnisnya kini juga tidak jauh-jauh dari urusan energi.

Sebagai sumber daya alam yang tidak terbarukan, kelak suatu hari nanti cadangan sumber daya energi nasional bisa habis jika tidak dikelola dengan baik. Sebut saja minyak mentah dan batubara yang saat ini terus tergerus sehingga mengancam kebutuhan permintaan di dalam negeri. Karena itu perlu segera di rancang strategi solutif  energi baru terbarukan lainnya.

Dengan sumber daya alam minyak bumi sekarang ini yang semakin sedikit, ketahanan energi nasional sangat rentan terhadap gejolak ekonomi global dan pertumbuhan permintaan domestik. Dan bila hal ini terus dibiarkan sangatlah berbahaya, karena itu Dewi berharap pemerintah harus focus dan serius dalam mengelola ketahanan energi nasional. Pengutamaan domestic market obligation dari  pada export market juga amat penting sebagai bagian dari komitmen mensejahterakan rakyat.  

Perempuan yang hobi membaca ini menganggap kebijakan pemerintah yang telah ada selama ini masih kurang memberikan perhatian terhadap ketahanan energi nasional. Selain itu, lanjutnya, ada beberapa institusi yang terlibat dalam mengelola ketahanan energi di dalam negeri yang tidak saling terkoordinasi sehingga akibatnya tidak mengenai sasaran.

Dewi mengaku prihatin dengan kondisi tata kelola energi yang dilakukan pemerintah. Ia bahkan geram dengan ketidakmampuan pemerintah untuk mengelola ketahanan energi nasional. Dalam pandangan pengagum Bung Karno ini, pemerintah terkesan masih setengah hati untuk mengelola energi nasional demi kepentingan rakyat Indonesia. Baginya, jika ketahanan energi nasional dikelola secara baik, maka akan memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat negeri ini ke depannya.

Tak tanggung-tanggung, sebagai bukti keseriusannya, urusan rencana strategis ketahanan energi nasional ia tuangkan dalam disertasinya sebagai kandidat Doktor Administrasi Kebijakan Publik & Bisnis UI. “Disertasi yang tengah saya susun ini memang soal scenario planning kebijakan  energi Indonesia hingga tahun 2040 ,” ungkap Dewi, yang mengikuti program fellowship di The Sloan School of Management at the Massachusetts Institute of Technology (MIT), Cambridge, Amerika Serikat (2011-2012).

Yang menarik, perempuan berparas manis ini mencoba menawarkan solusi yang merupakan bagian dari teori U yang diperolehnya dari kelas MIT Sloan, yakni solusi dini dengan tiga kata kunci, yaitu open mind, open heart, dan yang terakhir adalah open will. 

Dengan open mind kita dapat menyatakan persamaan persepsi untuk sama-sama ingin membangun dan membenahi pengelolaan ketahanan energi nasional. Lalu open heart, dengan open heart kita harus sama-sama sadar bahwa untuk membenahi ketahanan energi nasional ini merupakan sebuah kewajiban dan kebutuhan karena manusia tentu tidak akan terlepas dengan energi. Dan, yang terakhir adalah open will, dengan open will kita harus sudah  mencari dan menambah ilmu agar dapat memetakan bagaimana cara kita membenahi ketahanan energi nasional, yang tentunya kita harus sudah mulai menyiapkan strategi-strategi untuk pembenahannya.

Tentu tak ketinggalan good will dan political will dari pemerintah untuk mengelola ketahanan energi nasional. Pemerintah, katanya, tak perlu malu untuk menggandeng sejumlah institusi, seperti akademisi, baik dari dalam maupun luar negeri untuk saling bekerjasama. Hal ini tentu sangat baik karena pemerintah bisa belajar untuk mengelola ketahanan energi nasional demi kepentingan orang banyak di negeri ini.

Ia bahkan bersedia membantu pemerintah, dalam hal ini Kementerian ESDM, dalam memberikan pemikiran-pemikiran/solusi yang pro rakyat guna mencari jalan keluar tercapainya ketahanan energi nasional yang harus segera diatasi.
 
Dewigrafi
Nama Lengkap
Doktor (Cand) Dewi Aryani, M.Si Lahir Magelang, 16 Januari 1973 Pendidikan S1 Komunikasi FISIP Universitas Airlangga Surabaya, S2 Bisnis Internasional Universitas Indonesia, Fellowship MIT Sloan Management, Cambridge, AS (2011-2012), Kandidat Doktor Administrasi Kebijakan Publik & Bisnis Universitas Indonesia Pekerjaan/Jabatan Anggota Komisi VII DPR RI Organisasi Pengurus bidang Perempuan dan Anak DPP PDIP (2010-2015), Wakil Ketua Komite Tetap bidang Migas KADIN Indonesia (2010-2015), Wasekjen DPP Taruna Merah Putih PDI Perjuangan, VP Comminications & Information International Marketing Association (IMA)-Jakarta Chapter (2008-2011) , Pengelola yayasan pendidikan, Pengajar tamu di beberapa universitas



Artikel ini dimuat pada majalah Men's Obsession edisi November 2011

Update
Februari lalu, Dewi Aryani yang juga duta anti korupsi dianugerahi penghargaan The Best Legislator Award 2014 dari Berlian Organizer, kelompok kerja wartawan di Semaranag, dalam rangka Hari Pers Nasional 2014.

Dewi Aryani tercatat sebagai Lulusan Terbaik dan Tercepat Program Doktoral Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia. Pada Pileg 2014, Dewi tak berhasil melangkah kembali ke Senayan.

Dewi meraih gelar Doktor Administrasi Kebijakan Publik dan Bisnis dari UNiversitas INdonesia, dengan Disertasi: Kebijakan Energi Indonesia sampai Tahun 2035.