Deby Vinski: The Queen of Anti Aging

Oleh: Syulianita (Editor) - 14 March 2014
Naskah : Suci Yulianita Foto : Dok. MO
*artikel ini dimuat pada edisi 085, Januari 2011

Prestasi dokter cantik satu ini di dunia kedokteran internasional sungguh luar biasa. Ia adalah satu-satunya dokter Indonesia yang berhasil menamatkan ilmu khusus anti aging di Paris dan memperoleh gelar AAMS (Anti Aging Medicine Specialist) dengan predikat cum laude. Ia juga merupakan satu-satunya dokter wanita dan satu-satunya dokter Indonesia yang tergabung dalam WOSAAM (World Society of Anti Aging Medicine). Dialah pelopor ilmu anti aging di Tanah Air.

Berkat predikat dan pengalamannya itu, dr. Deby Vinski aktif menjadi pembicara ilmu anti aging di berbagai negara, di sela-sela profesinya sebagai pengajar ilmu anti aging di beberapa universitas ternama di Monte Carlo, Paris, dan Brusel.

Yang lebih membanggakan, ia berhasil mengembangkan CAATS (Computer Anti Aging Touch Screen) yang diciptakan bersama timnya hingga menembus mancanegara, salah satunya Monako. “CAATS itu asli buatan kita, tapi juga digunakan di Monako dan di belahan dunia lainnya,” ujarnya tanpa bermaksud membanggakan diri.

Selain itu, dokter yang juga mendalami mesotherapy aesthetics dan stem cell therapy ini, juga berhasil menggelar kongres anti aging kelas dunia di Indonesia pada bulan Mei lalu, yang tentunya mendapat sambutan positif dari pemerintah dan didukung penuh oleh Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Budaya dan Pariwisata. Sungguh membanggakan jika melihat bahwa kongres itu merupakan kongres anti aging dunia yang pertama kali diadakan di Indonesia.

Atas semua prestasinya itu, tak berlebihan rasanya jika kemudian Ibu Negara Ani Yudhoyono berdecak kagum melihatnya dan memberikan penghargaan sebagai salah satu dari 100 perempuan terinspiratif. “Saya sangat berterima kasih kepada Ibu Negara, karena beliau sudah memperhatikan saya sebelum orang memperhatikan saya,” ia berkata tulus.

Ya, sejak mengenal ilmu anti aging, dr. Deby – demikian ia biasa disapa, mengaku sangat jatuh cinta akan ilmu ini dan ingin terus mengabdikan dirinya untuk ilmu anti penuaan ini. Tak heran jika kemudian ia mendirikan IIAAAM (Indonesian Institute of Aesthetics and Anti Aging Medicine) yang juga menjabat sebagai Presiden IIAAAM. Selain itu, ia pun tengah mempersiapkan kerjasama untuk ilmu anti aging ini dengan beberapa fakultas kedokteran universitas ternama di Indonesia, baik universitas negeri maupun swasta.

Ia berharap ke depannya akan semakin banyak dokter di Indonesia yang mendalami ilmu anti aging ini dan akan semakin banyak pula pasien yang dapat tertolong. Apalagi jika melihat data WHO bahwa angka pertumbuhan usia lanjut penduduk Indonesia pada tahun 2025 meningkat hingga 400 persen, dan merupakan tertinggi di dunia.