MO Decade: 10 Politisi dengan Koleksi Uniknya

Oleh: Andi Nursaiful (Administrator) - 11 February 2014
Fadly Zon
“Kalau kita mau tahu hari ini, kita harus tahu masa lalu. Kalau kita mau tahu hari depan, kita harus tahu hari ini.” Itulah yang mendasari berdirinya Fadli Zon Library (FZL) di Jalan Danau Limboto C2/96, Jakarta Pusat.

Perpustakaan yang didirikan Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Fadli Zon, ini, bukan perpustakaan biasa, namun khusus mengoleksi warisan budaya sekaligus warisan intelektual Indonesia.

Di perpustakaan pribadi ini, tersimpan 45 ribu buku, yang umumnya berumur lawas dari zaman Hindia Belanda (1700-an), majalah, naskah kuno, dan ribuan lembar koran sejak abad ke-19.

Koleksi keris dan tombak dari berbagai kerajaan di Nusantara, prangko sejak pra-filateli awal abad ke-19, prangko pertama Hindia Belanda (1864) hingga 2011, koleksi uang logam (koin), medali, uang kertas, set koin dari zaman Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Samudera Pasai (Aceh) hingga zaman VOC. Kaca mata para tokoh, seperti, Moh. Hatta, Mr. Sjafroeddin Prawiranegara, Mr. Moh. Roem, Taufiq Ismail. Tongkat, dasi, dan ikat pinggang Bung Hatta, serta berbagai jas yang dikenakan Mr.Roem, tak terkecuali saat perjanjian Roem-Royen.

Karena kecintaannya terhadap Heritage Indonesia, ayah dua anak ini diganjar enam rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). Selain FZL, Fadli juga mendirikan Rumah Budaya di Aie Angek, Tanah Datar, Sumatera Barat.