The Best Young Leader

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 28 October 2013
Naskah: Sahrudi, Foto: Fikar Azmy

Prinsip“The right man in the right place” sangat tepat disematkan pada Ronald Tauviek Andi Kasim, CFA. Betapa tidak, sejak duduk sebagi Presiden Direktur PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), sejak itu pula peraih Bachelor in Finance dan Master in Business Administration dari Creighton University, Omaha, Amerika Serikat, ini tak hanya bisa meningkatkan performa perusahaan tapi juga melakukan diversifikasi bisnis.

Tiga tahun memimpin PEFINDO, Ronald telah membuktikan bahwa “tangan dingin” nya mampu mengantarkan perusahaan ini menuju prestasi yang terus meningkat. Betapa tidak, setahun setelah menjadi pucuk pimpinan PEFINDO, tepatnya tahun 2010, pemegang Chartered Financial Analyst dan sertifikat Series 27 yang dikeluarkan National Association of Securities Dealer ini sudah mampu mengangkat kinerja seluruh lini bisnis PEFINDO sehingga memenuhi target yang memuaskan dan melampaui pencapaian tahun sebelumnya. Di tahun 2012, pria kelahiran Jayapura 23 Maret 1967 ini mengantarkan PEFINDO menguasai 91 persen pasar dengan merating penerbitan surat utang senilai 66,748 triliun rupiah dari total penerbitan senilai 72,95 triliun rupiah. Kemudian untuk tahun 2013 ini, dengan total target emisi obligasi korporasi yang mencapai 80 triliun rupiah, PEFINDO menargetkan bisa terus menguasai 90 persen pasar pemeringkatan. Kini, PEFINDO juga telah menerima mandat pemeringkatan obligasi dari 47 perusahaan dengan total nilai emisi Rp 40,9 triliun per Agustus 2013.

Ronald, masih ingat betul, sebelum duduk sebagai pucuk pimpinan PEFINDO ia di-wanti-wanti oleh para stakeholder PEFINDO untuk tidak hanya membesarkan PEFINDO sebagai lembaga pemeringkatan tapi juga memikirkan diversifikasi bisnis ke usaha lainnya.  Karena itulah, ketika pemerintah mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/1/PBI/2013 tentang lembaga pengelola informasi perkreditan dimana BI membolehkan lembaga biro kredit dikelola lokal maupun asing, Ronald tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Naluri bisnisnya mengatakan jika PBI yang berlaku sejak 18 Februari 2013 adalah ‘pintu masuk’ bagi PEFINDO untuk segera melakukan diversifikasi usaha dengan mendirikan biro kredit sebagai anak usaha PEFINDO.