CFO TANGGUH

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 25 September 2013
Naskah: Rafiudin, Foto: Humas PT Asuransi Jiwasraya

Tidak pernah terbayangkan di benak Hary Prasetyo jika ia berlabuh di perusahaan PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Apalagi, ia tidak punya latar belakang pendidikan di bidang itu. Tapi kehadirannya mampu membangun kultur fighting spirit di BUMN sektor asuransi tersebut sehingga mampu bersaing dengan kompetitor di bisnis yang sama.

Berawal dari kebijakan yang digulirkan Menneg BUMN Sofyan Djalil waktu itu yang ingin melakukan restrukturisasi perusahaan asuransi BUMN. Kala itu, Sofyan Djalil ingin membangun perusahaan asuransi BUMN lebih profesional dengan merekrut orang-orang professional dari kalangan swasta yang berlatar belakang dunia pasar modal.

Pada September 2007, Hary dipanggil Menteri untuk melakukan fit and profer test di Kementrian BUMN dan dilanjutkan dilanjutkan tes di Bapepam pada November di tahun yang sama. Lulus tes, dalam waktu yang tidak terlalu lama, Hary pun dilantik menjadi Direktur Keuangan di PT Asuransi Jiwasraya pada 15 Januari 2008.

“Ini tantangan yang luar biasa buat saya. Apalagi, sebagai Direktur Keuangan, ada lima bidang yang saya bawahi. Selain keuangan, lainnya adalah investasi, SDM, TI, dan umum pengadaan. Saya juga tidak punya disiplin ilmu asuransi sama sekali, karena latar belakang saya di pasar modal,” ucap Hary yang awalnya berkarier di bidang Pasar Modal (Capital Market) sejak tahun 1993 yang saat itu terbilang masih berkembang serta SDM yang belum banyak.