NEU MEN Merangkai Cerita Lewat Karya Budaya Wastra Indonesia

Editor Oleh: Redaktur - 22 August 2025

 

Di tengah gempuran tren global, semakin banyak anak muda Indonesia yang berani melangkah dengan karyanya sendiri. Mereka tak lagi hanya menjadi konsumen, melainkan pencipta yang menjadikan budaya sebagai sumber inspirasi.

Di usia yang relatif muda, Ashraf Fauzan Ramdhani berani mengambil keputusan besar. Ia meninggalkan kenyamanan dunia korporat untuk membangun NEU MEN, sebuah brand fesyen pria asal Bandung yang menjadikan wastra Indonesia sebagai identitas. Bersama sang kakak, Ashraf memulai perjalanan dari ide sederhana di ruang tamu rumah pada masa pandemi. Dari titik itu, lahirlah koleksi yang bukan sekadar pakaian, melainkan karya dengan cerita budaya yang melekat di setiap detailnya.

Ashraf menuturkan, usaha ini terinspirasi dari bisnis fesyen sang ibu. “Awalnya hanya iseng karena bosan bekerja dari rumah, tapi dalam enam bulan pendapatan kami sudah menyamai gaji korporat. Dari situ saya percaya anak muda tak perlu menunggu mapan untuk memulai sesuatu. Asalkan punya ide jelas dan keberanian, langkah kecil bisa berkembang jadi sesuatu yang besar,” katanya.

NEU MEN hadir dengan ciri khas memadukan batik, tenun, bordir, hingga printed anti-alergi ke dalam potongan kasual maupun semi-formal yang bisa digunakan lintas kesempatan. Identitas budaya diwujudkan lewat motif peta Nusantara, Monas, hingga seni daerah, sementara bahan ramah lingkungan dan pemanfaatan ulang sisa kain menjadi bagian dari DNA produksi. Prinsip ini bukan hanya menjawab tren global fesyen berkelanjutan, tetapi juga menegaskan komitmen NEU MEN pada kearifan lokal.

 

Semangat itu tampak jelas dalam koleksi khusus kemerdekaan. Setelah menghadirkan seri Saka yang terinspirasi panjat pinang, tahun ini NEU MEN memperkenalkan Meraga, gabungan kata “merdeka” dan “raga” yang menggambarkan kebebasan berekspresi sekaligus kebanggaan budaya. Dengan wastra merah putih dan sentuhan modern, koleksi ini menjadi simbol perjuangan dan semangat muda yang relevan di era sekarang.

Perjalanan NEU MEN tidak hanya menghasilkan karya, tetapi juga membuka peluang kerja bagi lebih dari 20 orang dari komunitas sekitar. Mulai dari ibu-ibu rumah tangga yang menyulam hingga tenaga produksi, pemberdayaan ini memberikan dampak ekonomi nyata bagi keluarga sekaligus memperluas keterampilan mereka. Ashraf menegaskan, “Kalau kami bisa memulai dari rumah, siapa pun bisa memulai langkahnya sendiri. Kuncinya konsistensi dan keberanian belajar.”

Pertumbuhan NEU MEN semakin meluas setelah memanfaatkan platform digital. Penjualan mereka meningkat pesat lewat fitur interaktif dan program ekspor yang menghadirkan produk ke Malaysia, Singapura, hingga negara lain. “Shopee menjadi mitra strategis yang membantu kami membangun kedekatan dengan pelanggan. Lebih dari 90% pertumbuhan kami datang dari sini, terutama lewat Shopee Live yang memungkinkan interaksi langsung,” jelas Ashraf. Bagi NEU MEN, perjalanan ini masih panjang, tetapi keberhasilan sebelum usia 30 tahun membuktikan bahwa ide yang berangkat dari akar budaya bisa menembus pasar global.