VO2 Max Dinilai Lebih Akurat dari Timbangan, Indikator Gaya Hidup Sehat Generasi Muda

Gaya hidup sehat tak lagi sebatas timbangan atau tensi. Kini, generasi muda mulai menaruh perhatian pada indikator kebugaran yang lebih ilmiah: VO2 max. Istilah ini merujuk pada kapasitas tubuh dalam menyerap dan menggunakan oksigen saat beraktivitas fisik. Semakin tinggi angkanya, semakin baik kondisi jantung, paru-paru, dan sistem metabolisme seseorang.
Tren ini mencuat di tengah meningkatnya kesadaran akan kesehatan holistik. Bukan cuma kalangan atlet, VO2 max kini juga ramai diperbincangkan di media sosial, dibahas oleh pelatih kebugaran, hingga direkomendasikan oleh dokter.
Lifestyle influencer Gerald Vincent, dalam salah satu kontennya di TikTok, menyebut bahwa kebugaran tidak harus datang dari olahraga berat. “Kalau kita konsisten bergerak 15 menit per hari saja, itu sudah cukup membantu meningkatkan imun tubuh dan mencegah penyakit ringan seperti batuk,” katanya. Ia menambahkan, aktivitas ringan seperti dance bisa menjadi alternatif yang menyenangkan sekaligus menyehatkan. “Kalau kamu suka dance, kenapa enggak? Gerakan singkat ini bantu jantung dan paru-paru tetap aktif.”
Di sisi medis, VO2 max dianggap sebagai salah satu indikator paling akurat untuk menilai kebugaran jantung dan harapan hidup. Bahkan, beberapa studi menunjukkan bahwa peningkatan VO2 max berkorelasi langsung dengan umur panjang dan kualitas hidup yang lebih baik.
Dokter spesialis paru dan onkologi, dr. Moh Ramadhani Soeroso, Sp.P(K), menjelaskan bahwa tubuh yang aktif akan membantu paru-paru menyerap oksigen lebih efisien. “Ketika kita bergerak, suplai oksigen meningkat. Tubuh memproduksi lebih banyak mioglobin, zat yang menyimpan oksigen di otot. Ini mempercepat proses pembakaran energi dan mencegah penumpukan asam,” ujarnya dalam sebuah unggahan edukatif di media sosial.
Menurut dr. Deni, sapaan akrabnya, gerakan ringan selama 15 menit saja sudah berdampak langsung pada sistem pernapasan dan metabolisme tubuh. “Ini investasi kecil untuk paru-paru yang lebih sehat. Tidak perlu alat, tidak harus ke gym,” tambahnya.
Kabar baiknya, berkat kemajuan teknologi, banyak perangkat wearable seperti smartwatch kini mampu mengukur estimasi VO2 max secara real-time. Hal ini memudahkan pengguna untuk memantau dan meningkatkan performa tubuh mereka secara konsisten.
Di tengah maraknya tren kebugaran yang dibagikan lewat Instagram, TikTok, maupun aplikasi fitness, VO2 max menjadi tolok ukur baru yang dianggap lebih objektif. Banyak anak muda mulai menggunakannya sebagai status kebugaran, bahkan saling membandingkan progres dengan teman melalui fitur kompetisi di aplikasi.
Artinya, gaya hidup sehat kini makin berbasis data. Dari sekadar selfie di gym, kini berlanjut ke grafik performa tubuh. VO2 max menjembatani keinginan untuk tampil bugar dengan pendekatan yang ilmiah dan terukur.
Dance, lari ringan, atau naik turun tangga kini jadi langkah awal yang masuk akal. Tidak perlu rumit. Cukup luangkan 15 menit sehari untuk bergerak aktif, dan tubuh akan merespons secara signifikan.
“VO2 max bukan cuma soal kuat atau tahan lari jauh. Ini tentang seberapa efisien tubuh bekerja. Jantung, paru-paru, hingga otot semua berperan. Dan kabar baiknya, semua bisa mulai dari rumah,” tutup dr. Deni.