Smartcom Masuk Indonesia, Hadirkan Teknologi PTT untuk Operasi Kritis Industri Berisiko Tinggi

Oleh: Angie (Editor) - 30 April 2025

 

Ketika keselamatan dan efisiensi operasional menjadi taruhan utama, komunikasi di sektor-sektor berisiko tinggi tak bisa lagi bergantung pada sistem konvensional. Di tengah semakin kompleksnya tantangan industri, mulai dari medan ekstrem, keterbatasan sinyal, hingga kebutuhan koordinasi realtime, Indonesia membutuhkan sistem komunikasi yang lebih andal dan tahan uji.

Hal ini tak hanya menyangkut produktivitas, tapi juga menyentuh aspek yang lebih luas seperti keamanan publik dan keberlangsungan operasi. Seiring dengan peningkatan proyek infrastruktur dan ketatnya standar keselamatan, komunikasi berbasis teknologi canggih menjadi kebutuhan mendesak, dan bukan lagi sekadar pilihan.

Smartcom, penyedia teknologi komunikasi push-to-talk (PTT) berbasis Singapura, melihat celah kebutuhan ini. Resmi memulai operasinya di Indonesia, Smartcom hadir dengan solusi komunikasi misi kritis yang telah digunakan di berbagai proyek berskala besar di Asia. Perusahaan ini menggabungkan perangkat keras bersertifikasi ATEX untuk lingkungan berbahaya, dengan perangkat lunak TASSTA yang sesuai standar ETSI/3GPP, serta koneksi operator lokal seperti Telkomsel untuk menjaga kestabilan sinyal bahkan di jam sibuk.

 

“Setelah uji coba bersama Korlantas dan Kereta Api Indonesia, kami melihat bahwa tantangan komunikasi di Indonesia luar biasa terutama saat harus bekerja di lokasi terpencil, kondisi darurat, atau dalam situasi berskala besar seperti arus mudik,” ujar Asri Ariani Fauziah, Business Development Lead PT Smartcom Indonesia Nusajaya. “Kami hadir dengan solusi yang sudah teruji dan kini disesuaikan sepenuhnya untuk pasar Indonesia.”

Teknologi Smartcom dirancang untuk sektor migas, logistik, keselamatan publik, hingga penyelenggara acara berskala besar. Perangkat yang ditawarkan mencakup smartphone dan tablet khusus yang dilengkapi fitur GPS real-time, video push untuk inspeksi jarak jauh, hingga integrasi drone untuk area yang sulit dijangkau. Semuanya dibangun dengan prioritas keamanan dan keandalan.

Di sisi jaringan, fitur intelligent network switching membantu sistem memilih operator terbaik secara otomatis, mengatasi masalah cakupan sinyal yang kerap menjadi kendala. Model layanan berbasis langganan juga menjawab hambatan investasi awal yang biasanya menjadi penghalang bagi banyak organisasi.

 

“Teknologi komunikasi misi kritis ini bisa menjadi tulang punggung keamanan industri kita, jika seluruh sektor mulai membangun sistem komunikasi yang saling terintegrasi dan tahan gangguan, maka risiko besar di lapangan bisa ditekan,” ujar Imran Jaffar, Direktur PT Smartcom Indonesia Nusajaya.

Untuk mendukung adopsi teknologi ini, Smartcom juga membentuk tim lokal di Jakarta yang dipimpin oleh para veteran industri telekomunikasi nasional. Selain menghadirkan layanan teknis 24/7, mereka juga sedang melokalkan antarmuka dan alur kerja sistem ke dalam Bahasa Indonesia. Tak hanya menerjemahkan, tim ini merancang ulang interface agar sesuai dengan standar dan terminologi operasional lokal.

Solusi Smartcom saat ini sudah tersedia melalui mitra resmi di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Uji coba dan demo teknologi sedang berlangsung di berbagai sektor, termasuk fasilitas energi dan logistik pelabuhan. Perusahaan menargetkan 10.000 pengguna aktif di tahun pertama sebelum memperluas operasional ke Malaysia dan Vietnam.

Kebutuhan akan komunikasi yang cepat, aman, dan tak terganggu di saat kritis, kehadiran teknologi semacam ini menjadi sangat relevan. Saat koordinasi lapangan tak boleh gagal, sistem komunikasi bukan hanya alat bantu, tetapi penentu keselamatan dan keberhasilan misi.