CIMB Niaga Finance Rilis Sukuk Rp1 T

Oleh: Giatri (Editor) - 10 January 2023

PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) pada 10 Januari menerbitkan Penawaran Umum Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I CIMB Niaga Auto Finance Tahun 2023 dengan jumlah Dana Modal Investasi sebesar Rp1 triliun.

Penawaran Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I tahun 2023  terdiri dari dua Seri, Seri A dengan jangka waktu 370 Hari Kalender dan Seri B dengan jangka waktu 3 tahun sejak Tanggal Emisi. Pembayaran imbalan Sukuk akan dilakukan setiap kuartal. Sedangkan, pembayaran Pokok Sukuk Seri A dan Seri B akan dilakukan secara penuh atau bullet payment sebesar 100 persen dari jumlah pokok Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I Seri A dan Seri B pada Tanggal Pembayaran Kembali Dana Modal Investasi Seri A dan Seri B.

Presiden Direktur CIMB Niaga Finance Ristiawan Suherman mengungkapkan, seluruh dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I ini, setelah dikurangi biaya-biaya Emisi akan dipergunakan sebagai penyertaan modal kerja pada kegiatan usaha pembiayaan Syariah untuk kendaraan. Perseroan, menurutnya, akan menyalurkan pembiayaan kendaraan kepada nasabah Perseroan dengan akad Murabahah.

“Melalui Penawaran Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I ini, kami berharap dapat memberikan produk investasi inovatif yang akan diminati investor.Selain itu, dapat mendukung pertumbuhan Perseroantahun 2023, melanjutkan tren positif perseroan yang selalu tumbuh positif baik dari kinerja aset maupun pendapatan dan keuntungan selama 3 tahun terakhir. CNAF akan terus melakukan inovasi dengan memberikan pelayanan terbaik melalui digitalisasi seiring perbaikan ekonomi terutama dari industri otomotif,” ungkapnya dalam Paparan Publik Penawaran Umum Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I CIMB Niaga Auto Finance Tahun 2023 (10/01).

Ristiawan menilai pertumbuhan penjualan otomotif yang baik secara nasional saatini mempunyai faktor yang positif untuk Perseroan. Pada 2022 lalu, pemerintah telah memberlakukan diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebagai program pemulihan industri otomotif untuk kendaraan bermotor yang berdampak pada kenaikan penjualan kendaraan bermotor roda empat di tahun 2021 dan 2022.

“Dalam meningkatkan pangsa pasarnya, Perseroan terus meningkatkan pelayanan kepada konsumen dan dealer kendaraan bermotor melalui pemanfaatan kanal digital, yaitu CNAF Mobile,peluncuran produk-produk dan program pembiayaan yang menarik, kompetitif, dan inovatif serta peningkatan kompetensi sumber daya manusia”.

Ristiawan melanjutkan, saat ini keunggulan kompetitif dari Perseroan adalah dukungan dari induk usaha PT Bank CIMB Niaga Tbk dalam hal fasilitas pembiayaan bersama (Joint Financing), progam referral calon nasabah maupun kerja sama dalam pemanfaatan digitalisasi. Selain sumber pendanaan dari induk usaha, Perseroan terus melakukan diversifikasi untuk mendapatkan pendanaan yang paling efektif sesuai dengan kondisi pasar melalui kerja sama dengan Perbankan maupun Pasar Modal.

Secara kinerja, CIMB Niaga Finance pada Semester 1 tahun 2022, telah mencatat pembiayaan baru sebesar Rp4,5 triliun tumbuh sebesar 103% (YoY) dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 sebesar Rp2,2 triliun. Pembiayaan baru dengan akad syariah mencapai 62% dari total pembiayaan baru. Dengan pertumbuhan pembiayaan baru,total aset kelolaan CIMB Niaga Finance mencapai Rp8,8 triliun atau tumbuh sebesar 51% dari tahun 2021 pada periode yang sama (sebesar Rp5,9 triliun).

Sejalan dengan peningkatan aset kelolaan, pada semester 1 2022 perseroan berhasil membukukan laba sebelum pajak atau PBT (Profit Before Tax) sebesar Rp266 miliar, naik 106%YoYdibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021 sebesar Rp129 miliar. CIMB Niaga Finance juga konsisten mempertahankan kualitas aset terlihat dari rasio pembiayaan bermasalah atau NPF (Non Performing Financing) di bawah rata-rata industri, yaitu sebesar 0,89% di semester 1 tahun 2022.

Rasio-rasio keuangan lainnya juga terjaga dengan baik, di mana per semester 1 tahun 2022, return on assets (ROA) dan return on equity (ROE) Perseroan masing-masing tercatat sebesar 12,79% dan 26,55%.

Direktur PT CIMB Niaga Sekuritas Martin Simorangkir menilai industri otomotif terbukti bisa tumbuh dengan cepat setelah pandemi Covid-19. Hal itu, tentunya mendorong industri pembiayaan tetap dapat bertumbuh dengan maksimal seiring pemulihan ekonomi selama tahun 2021 dan 2022.