Oleh: -

Naskah: Angie Diyya Foto: Sutanto

Berprofesi menjadi seorang pengacara diakui Kenny Wiston bukanlah cita[1]citanya sejak awal. Namun, ia mengatakan kariernya saat ini merupakan jalan yang dipilihkan oleh Tuhan untuknya. “Sebenarnya, dulu saya tidak terpikir akan menjadi advokat, citacita saya adalah menjadi diplomat. Itu sebabnya saya mengambil kuliah jurusan Hukum Internasional di Universitas Andalas dan di saat yang sama juga mengambil Diploma Bahasa Inggris di STBA Prayoga, Padang,” ungkapnya saat ditemui Men’s Obsession.

Ia mengisahkan, setelah lulus dari Fakultas Hukum Universitas Andalas tahun 1992, dirinya merantau ke Jakarta untuk melamar ke Deplu atau setidaknya perusahaan multinational. Sembari mencari info lowongan Kenny mengajar bahasa Inggris untuk menutupi biaya hidup selama di Jakarta. Terlahir dari orang tua yang berprofesi Marinir, Kenny merasa tidak mungkin meminta biaya kuliah lagi dari mereka. Tak kunjung jelas mendapatkan pekerjaan tetap, ia memutuskan hijrah ke London pada tahun 1993 untuk bekerja dan mengumpulkan biaya demi lanjut menempuh studi. Namun kenyataan berkata lain, di London ia bekerja di restoran padang, bar, dan pub yang penghasilannya hanya mencukupi untuk bertahan hidup, hingga keinginan berkuliah pun harus pupus. 

“Setelah kembali ke Jakarta tahun 1996, saya akhirnya diterima di Biro Oktroi Rooseno sebuah Patent, Trademark & Copyright Boutique Lawfirm. Inilah karier pertama saya di office work pasca lulus fakultas hukum. Setelah itu, ketika krisis moneter 1998 saya memperoleh beasiswa dari British Chevening ke Inggris. Ada dua offering yang saya dapatkan, yaitu di Queen Mary University of London dan University of Sheffield. Karena saat itu saya sudah berkeluarga, saya memilih University of Sheffield yang biaya hidupnya lebih terjangkau agar bisa membayar sewa rumah untuk keluarga.”

Lulus tahun 1999, Kenny magang di sebuah kantor hukum di London. Ketika kembali ke Jakarta ia bergabung di Coudert Brothers, Law Firm Perancis yang berbasis di Amerika dan kemudian ke SSEK Law Firm. Di sanalah ia menggali ilmu dari workload dan para rekan. Setelah itu, Kenny memutuskan berkarier sendiri bersama teman-teman lulusan hukum UI, namun tak bertahan lama. Ia lalu bertemu dengan sahabat lama yang berkecimpung di bidang HKI, Amris Pulungan, dan membuat Boutique Firm untuk Intellectual Property bernama Pulungan, Wiston & Partners. Setelah sistem terbentuk dan established, Kenny berpamitan dan mendirikan Kenny Wiston Law Offices seorang diri untuk jasa di luar HKI, namun tetap berkomitmen tetap bersama Amris Pulungan untuk semua pekerjaan HKI.

“Berangkat dari pengalaman di corporate dan litigasi, saya mendirikan Kenny Wiston Law Offices pada tahun 2006. Tanpa memiliki klien dan karyawan saat itu, saya terus bekerja membuat format dan karya tulis. Berselang beberapa bulan kemudian pekerjaan pertama yang saya tangani adalah masalah perburuhan, klien pertama Hotel Grand Hyatt Jakarta. Saya bersyukur bisa survive untuk membayar biaya operasional. Perlahan saya mulai merekrut junior lawyer dan lainnya,” ujarnya. Sekarang Kenny menangani brand chain Hyatt di seluruh Indonesia.

Seiring waktu, firma hukumnya mulai menangani banyak pekerjaan. Pada tahun 2009, Kenny berkesempatan menangani construction offshore project dari PT Transgasindo Indonesia, salah satu anak perusahaan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang menjalankan proyek perbaikan pipa bawah laut. Dari sana pula ia banyak belajar tentang project contract administration, claims and counter claims serta legal keproyekan. Lanjut ke PT Nusantara Regas, joint venture company Pertamina dan PGN, yang kala itu membangun Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di perairan Jabar sebagai proyek regasifikasi kapal apung pertama di Indonesia. Kenny dipercaya menangani segala masalah kontrak dan hukum keproyekan termasuk administrasi kontrak. Selesai dengan FSRU Jabar, PGN juga membangun FSRU di perairan Lampung. Kenny diminta bergabung dan memperkuat project management team PGN.

Tahun 2013, ia menangani proyekproyek PGN. Sampai hari ini, firma hukum saya sudah membawahi sekitar 20 orang lawyer, sebagian besar dedicated membantu proyek PGN untuk transmisi dan distribusi pipa gas. Sementara di kantor di bilangan Serpong, bersama tujuh orang lainnya, menangani kasus family law, perdata, perburuhan, korporasi, legal audit, merger & acquisition. Sedangkan untuk HKI Kenny tetap bersama Amris Pulungan sesuai komitmennya.

Berbicara tentang strategi yang dilakukan agar firma hukumnya tetap dapat bersaing, Kenny menyatakan pentingnya work right from the beginning. “Untuk meminimalisasi permasalahan, semua kemungkinan sudah dipikirkan dan disampaikan secara jelas kepada klien. Sebisa mungkin tidak membuka ruang terjadinya perselisihan, jadi harus komprehensif membuat kontrak,” jelasnya. Menurutnya, ia tidak pernah mencari klien dan tidak mempunyai strategi marketing khusus. Selama ini ia hanya bekerja memberi jasa, dan menyampaikan possibilities dan chances. “Bahkan untuk kasus perceraian pun saya selalu meminta klien untuk shalat istikharah dan mempertimbangkan ulang,” lanjutnya. Dalam bekerja sebagai legal service provider, Kenny berprinsip memberi jasa hukum itu harus proporsional. Membela orang artinya kita membela hukum itu sendiri agar penerapan hukum berjalan sebagaimana mestinya. “Menegakkan hukum!” tidak semata-mata alasan komersial atau karena ego ingin menang maupun ingin tersohor.

Memimpin dua puluh lawyer muda yang bekerja di firmanya, Kenny senantiasa memberikan ruang. “Saya selalu memberi ruang untuk bergerak, tetapi jika saya lihat terjadi penyimpangan atau kesalahan, saya tegur di awal. Tidak dibiarkan berlarut-larut demi kebaikan mereka dan kebaikan firma,” pungkasnya. Hal itu dilakukan agar semua dapat belajar dari kesalahan. Sebab standar profesi seorang advokat menurut Kenny adalah memiliki kompetensi, mau belajar, tidak cepat puas, dan mau mendengar masukan. Sosok yang berwibawa namun santai ini memaparkan hal yang perlu dimiliki oleh para advokat. “Harus memiliki loyalitas dan integritas. Bermental baja memang adagium umum. Jangan takut memulai. Do what you love and love what you do. Intinya adalah kelola nafsu dan hati,” tegasnya.

Di akhir pertemuan, Kenny menyebut di luar pekerjaan ia biasa meluangkan waktu bersama keluarga. Ia bahkan sengaja membeli kantor yang lebih dekat dengan rumah. Pengagum sosok Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin dan penegak hukum ini juga berbagi prinsip menjalani hidup. “Enjoy the life, balance life, dan jangan terlalu banyak pressure. Hindari energi negatif, dan tidak perlu overthinking, itu saja,” pungkasnya.