Benny Waworuntu (Direktur Utama Indonesia Re), Fokus Memperbaiki dan Menumbuhkan Perusahaan

Oleh: Syulianita (Editor) - 01 September 2022

Naskah: Purnomo Foto: Sutanto

Perjalanan kariernya yang lebih dari 20 tahun baik di industri asuransi jiwa, asuransi umum maupun reasuransi dengan beberapa jabatan yang beragam, menjadikan Benny Waworuntu paham betul tentang bagaimana membangun dan meningkatkan performa bisnis sebuah korporasi. Tak heran jika alumnus Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini, ditunjuk negara untuk memimpin PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re yang merupakan perusahaan pertanggungan milik pemerintah.

Seperti diketahui, pria kelahiran tahun 1967 ini ditetapkan sebagai Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. SK-41/MBU/02/2021 tanggal 4 Februari 2021. Aktivitas lain peraih gelar Ahli Manajemen Risiko Perasuransian (AMRP) ini aktif sebagai pengurus Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) sebagai Wakil Ketua Bidang Kerjasama Antar Anggota dan Lembaga sejak tahun 2020, sebagai Wakil Ketua pada Komite Tetap Asuransi dan Dana Pensiun di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) (2017-2021) dan saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Kebijakan Moneter & Jasa Keuangan Bidang Asuransi dan Dana Pensiun (2021-2026).

 

Dengan selaksa prestasi dan jabatan yang diembannya itu, Benny yang kini sebagai nakhoda di perusahaan pelat merah tahu betul bagaimana ia harus menjadikan  Indonesia Re sebagai BUMN yang wajib memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kemajuan negeri.

Karenanya ia terus memoles performa kinerja perusahaan reasuransi terbesar di Indonesia agar tetap mampu berperan sebagai penopang pertumbuhan industri asuransi nasional dengan layanan terbaik dan tata kelola usaha yang sehat.

Dengan komitmen permodalan yang besar dari pemerintah dan didukung kualitas sumber daya manusia yang tinggi serta sistem Teknologi Informasi yang canggih, Benny optimis Indonesia Re mampu memberikan proteksi dan solusi reasuransi terandalkan serta pelayanan reasuransi yang berkualitas internasional. Misalnya, proteksi korban bencana alam maupun pelayanan proteksi saat pandemi Covid-19, termasuk proteksi di bidang pembangunan infrastruktur. “Seperti dalam aktivitas pembangunan jembatan, jalan tol, dan gedung-gedung yang diasuransikan, kami berada di belakang perusahaan asuransi,” ujarnya.

Dari semua itu, perusahaan tentu memberikan pemasukan yang tinggi kepada negara baik dari sisi pajak maupun deviden. Indonesia Re juga mendukung program pemerintah seperti aktif dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Terkait lini bisnis yang dikelola Indonesia Re, dikatakan Benny bahwa Indonesia Re sebagai perusahaan induk memiliki 2 (dua) anak perusahaan, yakni PT Reasuransi Syariah Indonesia (ReINDO Syariah) sesuai namanya adalah perusahaan reasuransi yang berbasis Syariah dan PT Asuransi Asei Indonesia, sebuah perusahaan asuransi yang berkonsentrasi pada bidang asuransi ekspor dan jaminan kredit ekspor. Tentu dengan adanya anak perusahaan, Indonesia Re mempunyai target besar di industri asuransi. 

Kemudian adanya Badan Pengelola Pusat Data Asuransi Nasional (BPPDAN), sebagai salah satu fungsi yang Indonesia Re kelola, BPPDAN berperan besar dalam aktifitas pengumpulan semua data asuransi di Indonesia, untuk kemudian dilakukan riset dan data tersebut dapat digunakan oleh industri asuransi dalam rangka mengelola bisnis asuransi menjadi lebih baik melalui data yang lebih variabel. Indonesia Re juga memiliki Indonesia Re Institute. Sebagai institusi yang memfokuskan diri kepada riset dan pendidikan asuransi. Fungsinya adalah mengedukasi semua stakeholder mengenai peran asuransi.

Dari semua kiprah yang dilakukan Indonesia Re ini, Benny optimis Indonesia Re mampu memberikan solusi terbaik bagi para customer dan mengurangi konsentrasi risiko, sehingga target akhirnya adalah menambah pemasukan negara dalam bentuk deviden.

Namun harus dipahami, bahwa bisnis asuransi khususnya reasuransi ini adalah bisnis jangka panjang yang artinya perubahan tidak automatically dapat dilakukan dalam hitungan satu atau dua tahun. “Karena memang ini adalah kontrak jangka panjang dan kita bicara mengenai proteksi. Sehingga memang yang kita lakukan adalah lebih kepada rencana yang bisa mendatangkan hasil sesegera mungkin dengan memperkuat pondasi yang ada di dalam bisnis tersebut,” akunya.

Bicara soal target di tahun ini, menurut Benny ada dua hal yang perlu dilakukan. Pertama adalah perbaikan dan yang kedua adalah pertumbuhan. Di tahun 2021, ia mengakui Indonesia Re mengalami kenaikan aset. Namun bagi Benny, sebuah industri tidak hanya dilihat dari untung atau rugi, tetapi bagaimana juga melihat sistem perusahaan, agar perusahaan dapat berjalan lebih panjang dan kuat.

Menurut hasil analisa sejumlah ekonom dunia bahwa Indonesia merupakan negara yang mampu menghadapi krisis saat ini, hal itu kata Benny haruslah diikuti dengan sikap optimis. “Untuk menghadapi halhal tersebut tentunya memerlukan optimisme dari industri itu sendiri serta yang terpenting adalah terus melakukan perbaikan. Kita harus selalu melakukan perbaikan secara berkala dalam dunia bisnis. Proses ini mulai memperlihatkan hasil. Saya optimis di tahun 2022 kami melihat adanya peluang untuk bisa tumbuh lebih baik daripada kemampuan sebelumnya,” ia optimis.

Oleh karena itu, Benny telah mempersiapkan berbagai strategi di tahun 2022, antara lain dengan semangat collaborate to transform. Transformasi melalui kolaborasi dan kerjasama. Sebagai strategi pertama adalah dengan melakukan perbaikan dari proses dan kualitas bisnis, kemudian kedua adalah penguatan di beberapa bidang usaha. Antara lain memperkuat anak perusahaan. Selanjutnya memperkuat bisnis di tingkat internasional karena adanya peluang yang profitable. 

Indonesia Re juga melakukan improvement dan melakukan efisiensi di sisi keuangan, serta melakukan penguatan permodalan didukung peningkatan digitalisasi agar perusahaan memproses bisnis dan kegiatan operasional lebih baik, efektif, dan efisien. Salah satu yang menjadi kunci keberhasilan dari seluruh strategi, menurut Benny adalah pentingnya membangun komunikasi dengan para staf dan timnya untuk terus mendorong kinerja perusahaan.