Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, Keluarga Harmonis Adalah Mutlak

Oleh: Syulianita (Editor) - 17 August 2022

Menjaga keutuhan dan kebahagiaan keluarga telah menjadi prinsip hidup yang utama bagi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Keharmonisan sebuah keluarga adalah awal cara untuk mencapai kesuksesan dalam berkarier. “Di balik seorang suami yang hebat, pasti ada istri yang luar biasa selalu menyayangi dan memberikan dukungan kepada suami dan anak-anaknya,” ujar Sigit.

Itulah sebabnya, di tengah kesibukannya, ia selalu memanfaatkan waktu luang di akhir pekan untuk bercengkerama bersama keluarga, selepas kegiatan pekerjaan sehari-hari yang padat dengan beragam aktivitas. “Meskipun, mengemban jabatan sebagai kapolri adalah sebuah tanggung jawab besar, tetap saja hari minggu adalah waktu bersama keluarga, harus makan bersama-sama, dan berinteraksi dengan anak-anak. Saya selalu berusaha menyempatkan waktu buat keluarga dari pagi sampai sore,” lanjut suami dari Juliati Sapta Dewi Magdalena—biasa disapa Diana Listyo—yang memiliki dua putra dan satu putri ini.

Anak laki-laki pertama mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polisi ke-21 ini sudah menikah dan berprofesi sebagai seorang dokter dan anak lakilaki keduanya bekerja sebagai bankir di bank swasta nasional. Sementara, putri semata wayangnya tengah menempuh studi menyelesaikan kuliahnya. Adik lakilaki dari Juliati yang bernama Gunawan mengungkapkan bahwa salah seorang putra Sigit sempat tertarik masuk Akademi Kepolisian (Akpol). Namun, sepanjang mengikuti seleksi, sang ayah tak tertarik memanfaatkan posisinya dan lebih membiarkan anaknya mendaftar secara alami. Setelah tiga kali mendaftar dan mengikuti seleksi ternyata gagal, akhirnya karena memahami karakter ayahnya, dia tidak memaksakan kehendak dan mencoba berkarier di industri perbankan.

Keceriaan dan rasa kekeluargaan selalu tercermin dari sosok Sigit, sehingga mempengaruhinya dirinya dalam dunia kerja dengan memberikan aura positif terhadap rekan-rekan kerjanya di kepolisian. Itulah sebabnya, dia menghimbau agar seluruh jajaran Polri selalu menyanyangi istri dan membina rumah tangga yang harmonis. Sigit menyatakan dirinya siap menambah alat ukur menaikkan karier seorang anggota polisi, dilihat dari harmonis atau tidaknya keluarga mereka. Ia berkata, “Kebijakan tersebut dibuat bukan semata-mata karena takut kepada ibu-ibu, melainkan ini merupakan salah satu cara dalam menyayangi istri dan menjaga keharmonisan keluarga. Apalagi, selama ini mereka selalu tak pernah lupa mendoakan kita.”

Peduli akan sesama telah menjadi karakter Sigit maupun sang istri yang low profile dan sederhana. Salah satunya, sejak lama mereka berdua memiliki kebiasaan mulia senang mengasuh anak yatim, mengadopsinya, dan membuat penampungan khusus untuk mereka. Karena selama ini dikenal suka menolong ketika ada informasi anak yatim yang perlu dibantu, pasangan ini pun langsung tertarik mengasuh jika disetujui. Anak-anak tersebut ada yang sudah SMA maupun kuliah, mereka dibiayai pendidikannya dan ada juga yang diberikan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari.

Wabah Covid-19 menimbulkan berbagai dampak, baik ekonomi maupun sosial. Salah satunya adalah banyaknya anak yang harus menjadi yatim piatu, akibat orang tua meninggal dunia, karena ganasnya virus corona. Sebagi bentuk empati dan kepedulian, Polda Jawa Tengah mengagas program ‘Aku Sedulurmu’ yang di-launching oleh Diana Listyo di Semarang pertengahan Agustus tahun lalu. Ini merupakan program bantuan pendidikan untuk membantu anak yang terpaksa menjadi yatim piatu, akibat kehilangan orang tua akibat Covid-19. Ia pun dikukuhkan sebagai ibu asuh bagi anak-anak tersebut.

Kapolda Jateng Urjen Pol Ahmad Luthfi menerangkan dari 333 anak yatim piatu yang sudah masuk data, tercatat ada tiga daerah memiliki jumlah anak yatim piatu terbanyak, yaitu Kabupaten Sukoharjo, Klaten, dan Karanganyar. Selain bantuan pendidikan, mereka juga akan dibantu dari pengadaan seragam, sepatu sekolah, hingga buku dan biaya yang ditimbulkan dari kegiatan sekolah.

Dari sisi kegiatan yang menyehatkan jiwa dan raga, Sigit memperhatikan aktivitas bersepeda saat ini semakin disukai dan diminati oleh seluruh masyarakat di tanah air. Melihat fenomena tersebut, sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) ia kemudian tertarik untuk fokus mengembangkan olahraga sepeda di Tanah Air. Dengan adanya fenomena tersebut, ia menaruh perhatian untuk memperhatikan sarana, prasarana, dan hal lainnya untuk meningkatkan prestasi di cabang olahraga sepeda. PB ISSI bertekad akan terus memperhatikan kemajuan budaya gowes yang kian digandrungi masyarakat Indonesia. 

“Harapannya, di samping mengejar prestasi, tentunya budaya dan gaya hidup bersepeda seperti visi dari ISSI bisa kita kembangkan. Kita lihat semakin hari semakin banyak bermunculan komunitas sepeda dan jika terus ditingkatkan bisa menjadi salah satu alternatif pilihan beraktivitas,” ujarnya. Pengembangan olahraga sepeda, menurut Sigit dapat dilakukan dengan menambah ruterute baru untuk masyarakat bersepeda. Hal ini, tentunya dapat mendorong kemajuan di sektor pariwisata atau sport tourism. Ruang investasi baik dari dalam maupun luar negeri pun akan semakin terbuka lebar dan ujung-ujungnya secara otomatis akan turut meningkatkan perekonomian bangsa. (Elly S.)