Run for the Oceans, Lari Demi Laut Bersih

Oleh: Giatri (Editor) - 09 June 2022

Riset menunjukan laut akan dihuni lebih banyak limbah plastik dibanding ikan pada tahun 2050. Prihatin akan kondisi tersebut, adidas bersama Parley for the Oceans kembali mengajak komunitas lari di seluruh dunia mengikuti Run for the Oceans.

Run for the Oceans digelar pada 23 Mei - 8 Juni untuk memperingati Hari Laut Sedunia tanggal 8 Juni. Tahun ini, tidak hanya lari, peserta juga bisa mengikuti beragam aktivitas olahraga lainnya, mulai dari tenis, olahraga kursi roda, hingga sepak bola.

Di setiap 10 menit berlari yang terekam via aplikasi, seperti adidas Runtastic app, Joyrun, Codoon, Yeudongquan, atau Strava, peserta berkontribusi membersihkan sampah seberat 1 botol plastik dari pantai, pulau terpencil, hingga pesisir pantai, sebelum sampah tersebut mencapai lautan (maksimum 250 ribu kg sampah plastik). Run for the Oceans yang diinisiasi sejak 2017 lalu, telah menyatukan 8.2 juta pelari diseluruh dunia, dengan total jarak berlari lebih dari 81.7 juta kilometer.

Di Indonesia sendiri, inisiatif Run for the Oceans 2022 ditandai dengan acara lari bersama sejauh 5K di Bali pada 23 Mei 2022. Acara ini diikuti oleh para brand ambassador adidas, seperti Jennifer dan Irfan Bachdim, Andrea Dian Bimo, Melanie Putria, Aghniny Haque, Regina Poetiray. Ada pula adidas Runners Jakarta, komunitas penggiat lari di Bali, dan organisasi yang berfokus pada ekosistem.

President Director of adidas Indonesia Benjamin Handradjasa mengungkapkan, “adidas memiliki komitmen untuk menjaga kelestarian laut. Dan, pada 2024, kami optimis dapat menjalankan bisnis yang lebih sustainable.”

CEO dan pendiri Parley Cyrill Gutsch mengatakan, hingga kini limbah plastik masih menjadi ancaman bagi hidup kita. Namun, miliaran orang telah menyadari hal tersebut. Run for the Oceans adalah sebuah momen yang dapat mengubah kesadaran menjadi aksi nyata, di mana kita dapat menjadikan gerakan ini lebih besar lagi.

Sejak awal 2015, adidas telah merilis lebih dari 50 juta pasang sepatu bersama Parley Ocean Plastic. Sedangkan pada 2021, memproduksi hampir 18 juta pasang sepatu. Bahan yang digunakan berasal dari limbah yang diambil di pantai serta pesisir. Pada 2022 ini, keduanya merilis Adizero X Parley dan Ultraboost 22 X Parley. Ini merupakan kolaborasi pertama mereka yang mengusung konsep jejak karbon rendah, yakni hanya 3.5 kg per pasangnya.

Dari pengambilan bahan dasar, tahap proses, pengemasan, hingga masa akhir dari produk tersebut, adidas telah memperhitungkan dan mengomunikasikan jejak karbonnya, menyesuaikan dengan standar yang diakui secara internasional: ISO 14067.

Menutup pembicaraan, SVP Sustainability adidas Katja Schreiber menuturkan, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kelestarian alam, adidas berkomitmen sebisa mungkin untuk mengganti bahan poliester dengan poliester daur ulang dalam produk pada 2024 mendatang.