Happy Ending Kisah Kim Ji Won dan Son Suk Ku di My Liberation Notes

Oleh: Giatri (Editor) - 04 June 2022

Ada begitu banyak pertanyaan yang membingungkan tentang ending dari drama My Liberation Notes. Di sini akan dijelaskan akhir antara dua karakter utama, yakni Goo Ja-gyeong (Son SUk Ku) dan Yeom Mi-jeong (Kim Ji Won) atau yang dikenal dengan workship couple. Betapa jenius pembuat drama ini menggunakan koin sebagai metafora untuk menjelaskan akhir cerita.

Setelah perkelahian hebat di klub yang dikelola oleh Hyeon-jin. Goo diserang oleh pria yang sudah dianggap kakaknya tersebut, bahkan pria itu membawa kabur uangnya.

Keesokan harinya, Goo meninggalkan pesan suara untuk Hyeon-jin, “Kini saat aku bangun di pagi hari, di antara orang-orang yang mendatangiku, ada kau juga. Kau ada di antara orang-orang yang membuatku mengumpat sejak pagi. Hyung… aku akan menyambutmu dengan ramah. Mari bertemu saat masih hidup.” Goo memilih memaafkan Hyeon-jin ketimbang mengutuknya. Ia mengingat betul apa yang dikatakan oleh Mi-jeong, “Tiap pagi, tersenyumlah kepada orang-orang yang kau temui. Senyumlah seramah itu.”

Kemudian kita melihat adegan seorang anak kecil membukakan lift untuk Goo yang mengingatkannya pada apa yang Mi-jeong katakan padanya. “Saat saya membukakan pintu untuk anak di toserba, ada seorang anak dan anak itu berkata terima kasih.” Itu membuat Mi-jeong bahagia selama tujuh detik. Begitulah caranya bertahan. Beberapa menit bahagia setiap hari sudah cukup baginya untuk bertahan hidup. Pertemuannya kembali dengan Mi-jeong membuat Goo akhirnya dapat menemukan alasan kebahagiannya bahkan dalam hal kecil sekalipun. Seperti melihat anak perempuan di dalam lift.

Setelah itu, Goo pergi menuju toserba untuk membeli minuman keras. Saat ingin mengambil minuman keras di sakunya, ia menjatuhkan koin 500 won. Namun, koin tersebut tidak terjatuh ke saluran pembuangan, melainkan tersangkut. Inilah bagian terpenting untuk memahami akhir dari drama ini.

Pembuat drama ini menggunakan adegan koin ini semacam simbolis yang menerangkan akhir cerita. Kita melihat koin menggelinding di trotoar dan menuju ke saluran pembuangan. Ini adalah simbol yang sempurna untuk menjelaskan bagaimana Goo minum setiap hari dan menuju kegelapan dan penghancuran diri. “Aku merasa tersiksa ketika sadar dan tidak mabuk. Jika aku sadar sepenuhnya, rasanya orang-orang langsung datang mengerubungiku.  Semua orang  bahkan yang sudah mati. Saat bangun di pagi hari, para manusia yang tertidur itu juga bangun dan datang kepadaku satu per satu tanpa henti. Di kepalaku aku melawan dan menghancurkan mereka yang mendatangiku dan mengumpat mereka. Di dalam tubuhku bak ada air kotor yang mengalir. Ayo bangun. Ayo minum. Jika minum semua orang-orang ini akan menghilang. Karena itu aku lebih baik saat mabuk daripada tak mabuk.”

Namun, koin itu masih tergantung di tepi yang berarti ia masih punya waktu untuk memilih nasibnya apakah ia ingin tinggal dalam kegelapan selamanya atau ingin keluar darinya. Ia juga melihat koin 500 won bergambar burung yang terbang. Ini mengartikan kebebasan. Lantas, ia pun mengambil koin itu dan meninggalkan minuman keras di jalan. Ini menunjukkan, Goo memutuskan untuk memulai hidup baru.

Sementara Mi jeong yang selama ini merasa kosong, akhirnya mampu bebas. Ia yang selalu merasa tidak layak dicintai, akhirnya bisa merasakan bagaimana dicintai sampai ingin gila. Ia yang selalu tersenyum terpaksa, akhirnya bisa tersenyum dengan benar. Ia juga telah pindah ke Seoul, bisa berbaur dengan rekan kerjanya, dan tidak muak dengan pekerjaannya.

Ia juga memiliki Goo yang menjadi tempatnya berlindung. Mi Jeong mengatakan, tidak ada apa-apa selain cinta di hatinya. Artinya, ia pun telah membuang rasa benci dan memaafkan mantannya, Jung Chan-hyeok, yang membawa kabur uangnya.

Keduanya mengatakan bahwa hidupnya terbagi menjadi dua, yakni sebelum mengenal pasangan yang artinya tidak bahagia dan sesudah menemukan pasangan yang artinya mereka bahagia. Penjelasan tersebut dapat menggambarkan bahwa keduanya tetap bersama. Mereka berdua, tidak sendiri-sendiri.

Di akhir, Goo juga menuturkan sembari tersenyum, “Selangkah demi selangkah dengan susah payah.” Jika menilik kembali di episode 15, saat adegan Goo dan Mi-jeong di Izakaya Jungjeong, Goo mengatakan kepada Mi-jeong, “Rupanya kau masih berjalan selangkah demi selangkah dengan sekuat tenaga hingga kini. Ayo berjalan bersama, selangkah demi selangkah dengan sekuat tenaga…”

Kita pun tahu, ke mana Goo akan menuju dan siapa yang ditunggu oleh Mi-jeong dengan tersenyum lepas.