Oleh: -

Terapkan Prinsip Manajemen Risiko Proaktif

Naskah: Nur Asiah Foto: Dok. Pribadi

Berlatar belakang Sarjana Teknik Mesin di Boston University, Amerika Serikat, Endy Pattia Rahmadi Abdurrahman tidak merasa canggung ketika menekuni karier di dunia finansial. Untuk mendalami pemahamannya, dia kemudian melanjutkan studi hingga mendapatkan gelar Master Administrasi Bisnis dari South New Hampshire University.

Berawal dari Executive Trainee di HSBC Indonesia pada Desember 1989, pria yang akrab disapa Endy kemudian dipercaya sebagai chief operating officer (2007-2009) dan chief risk officer (2009). Sempat menjabat sebagai Chief Executive Officer di Bank Muamalat Indonesia sejak 2014 hingga 2017, dia akhirnya berlabuh di PT Pos Indonesia (Persero) pada September 2020.

Menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko di perusahaan berpelat merah tentu berbeda dengan perusahaan swasta. Menurut Endy, dia banyak belajar, menyerap, dan memahami, tetapi juga banyak memberikan warna serta nuansa baru atau berbeda untuk perbaikan. Sebagai chief of financial officer (CFO), dia memegang peran strategis sebagai enabler untuk bisnis serta fungsi lainnya di perusahaan dalam mendukung perusahaan memenuhi target jangka pendek maupun panjang. CFO juga berkontribusi dalam perencanaan strategis dengan melihat apakah suatu program itu layak, mengujinya, dan memberi tahu CEO tentang kemungkinan perubahan rencana atau rencana alternatif untuk mencapai hasil yang diinginkan berdasarkan rincian pelaksanaan.

Berkaitan dengan peranan sebagai strategic partner, Endy terus melakukan transformasi sumber daya manusia, sistem, proses, sales, maupun digitalisasi. Dan untuk mendukung pencapaian PT Pos Indonesia (Persero) hingga akhir 2022, pria berdarah Palembang ini melakukan sentralisasi anggaran dan memastikan digunakan dengan efektif serta efisien. Sehingga setiap penggunaan anggaran dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan menghasil financial return yang sepadan, sekaligus meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan. Sementara digitalisasi laporan keuangan dilakukan agar laporan keuangan, termasuk cashflow perusahaan, dapat diakses real time oleh semua stakeholder. Dengan demikian setiap pemangku kepentingan memahami apa yang menjadi faktor-faktor penting yang wajib menjadi perhatian untuk ditingkatkan maupun diperbaiki. 

Endy mengakui tantangan terberat adalah membawa perubahan mindset (cara pikir dan cara pandang). Namun itu semua dapat dilalui dengan baik berkat komunikasi terbuka tanpa vested interest pribadi, kecuali untuk kepentingan perusahaan serta semua pemangku kepentingan. Keberhasilan tersebut salah satunya ditunjukkan melalui peningkatan pendapatan perusahaan yang belum dikurangi bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) pada akhir tahun 2021 sebesar Rp946 miliar dari Rp777 miliar pada 2020. Dan pendapatan bersih sekitar Rp589 miliar, meningkat sebesar Rp247 miliar dari 2020.

Prestasi demi prestasi pun terukir dengan apresiasi yang didapatkan PT Pos Indonesia, baik dari masyarakat maupun pemerintah. Pada ajang TOP GRC & Performance Excellence Award 2021 perusahaan yang baru saja merayakan hari jadi ke-275 Agustus tahun lalu ini berhasil mendapatkan empat penghargaan. TOP GRC 2021 #4 Stars, The Most Committed GRC Leaders 2021 untuk Direktur Utama, The High Performing Board of Commissioners on GRC 2021, dan Special Appreciation on GRC Development untuk Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko yang dikepalai Endy. PT Pos Indonesia juga mendapatkan dua penghargaan dari Business News untuk GRC dan Performance Excellence Award 2021, yakni The Best GRC for Corporate Governance & Compliance 2021 (Logistic Industries) diberikan kepada PT Pos Indonesia dan The Best Chief Financial & Risk Management Officer 2021 (Logistic Industries) diberikan kepada Endy.

Penerapan tata kelola (governance) perusahaan yang baik dan penerapan manajemen risiko yang proactive maupun prudent menjadi landasan utama agar dapat berkembang. Kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku pun menjadi kunci penting, sehingga perusahaan dapat maju dan sukses secara berkesinambungan untuk kepentingan semua stakeholders; pemegang saham, pegawai, nasabah dan masyarakat serta regulator. Untuk itu Endy menargetkan untuk terus memastikan penggunaan anggaran yang disiplin, meneruskan program efisiensi, serta memastikan tata kelola perusahaan yang lebih baik.

Keberhasilan Endy tidak terlepas dari gaya kepemimpinan yang diterapkannya. Di antaranya lead by example, yakni dengan memberikan contoh. Tanda seorang pemimpin yang baik terletak pada kemampuan mereka untuk ‘walk the talk’. Memimpin dengan memberi contoh berarti membimbing orang lain melalui perilaku, alihalih hanya kata-kata. Ini berarti menyelaraskan praktik, rutinitas, dan perilaku kebiasaan dengan nilai-nilai inti yang dianutnya. Endy mengungkapkan bahwa gaya leadership ini memiliki beberapa keuntungan, seperti mampu meningkatkan semangat kerja karyawan, membangun kepercayaan dan rasa hormat, menumbuhkan budaya kerja yang positif, dan terutama meningkatkan produktivitas.

“Lebih mudah bagi tim untuk menjadi produktif ketika melihat pemimpin mereka melakukan kerja keras, menjaga komitmen, dan fokus pada hasil bersama. Cenderung ada keinginan yang lebih dalam untuk bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang membuat tim bangga,” tutur Endy. Ketika tindakan dan kata-kata seorang pemimpin selaras, tim tidak membuang energi untuk mencoba memecahkan kode maksud atau agenda mereka. Melalui contoh, para pemimpin juga mengajar tim untuk mengembangkan proses yang lebih efektif dan efisien.

Komunikasi terbuka juga menjadi jurus andalan pria kelahiran 3 Januari 1963 ini. Dengan cara ini, dia menerima informasi yang dapat membantu mengatasi masalah yang mencegah tim mencapai potensi penuh mereka. Karyawan pun dapat berbagi pemikiran dan ide yang berkaitan dengan tugas dan pekerjaan mereka sehingga tujuan perusahaan bisa dicapai lebih mudah. Endy juga menekankan agar selalu mengutamakan kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi serta team work yang kohesif.