Rivan A Purwantono - Direktur Utama PT Jasa Raharja

Oleh: Syulianita (Editor) - 23 August 2021

Di Balik Pandemi, Pasti Ada Hikmah

Bulan Ramadan didesain untuk membuat seluruh umat muslim mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam situasi saat ini, kata Rivan, menjadi tantangan perjalanan ibadah yang spesial, karena kita semua diuji oleh sang pencipta menghadapi situasi luar biasa.

“Ini adalah Ramadan dan Lebaran tahun ketiga di tengah pandemi. Rasanya paling spesial yang saya alami. Belum lama, saya harus kehilangan orang-orang terdekat, yakni orang tua, sahabat, hingga tetangga. Namun, itu sudah ketetapan Allah SWT, manusia tidak bisa menolak. Saya percaya di balik pandemi pasti ada hikmah. Kita belajar banyak hal, ditempa menjadi pribadi yang lebih kuat, memiliki daya tahan, tidak kehilangan harapan, dan berikhtiar dalam menghadapi situasi ini,” jelas dia.

Meski situasi Indonesia masih dalam bayang-bayang pandemi, Rivan tak pernah mengeluh sedikit pun, melainkan menjalankan apa yang telah ditetapkan sang pencipta dengan tulus dan ikhlas. Hari pertama lebaran pun, biasanya ia selalu berkumpul dengan keluarga tercintanya, namun ia rela harus menjalankan tugasnya sebagai abdi negara. “Alhamdulillah, saya tidak perlu beli baju, karena baju lebaran saya adalah seragam,” ungkapnya.

Sebagai orang nomor satu di Jasa Raharja, ia harus turun langsung memantau dan memastikan agar pelaksanaan mudik lebaran 2022 berjalan dengan aman dan sehat. “Ini menjadi tantangan besar, karena setelah dua tahun lamanya, pemerintah akhirnya mencabut larangan mudik lebaran,” papar Rivan.

Sektor darat pada masa mudik lebaran tahun ini, sambungnya, menjadi yang paling krusial. Sekitar 47 persen dari 85,5 juta orang diprediksi akan melakukan mudik menggunakan jalur darat, baik kendaraan pribadi maupun angkutan darat seperti bus. Jumlah pemudik tahun ini meningkat sekitar 45 persen dibandingkan mudik tahun 2019. “Jasa Raharja siap mengawal agar mudik Lebaran tahun 2022 berjalan lancar, aman, dan sehat,” tandasnya.

Rivan: "Ayah adalah Idola dan Panutan Saya"

"Saya tak menyangka bahwa hari itu adalah hari terakhirnya. Keadaannya sangat bugar, tak memperlihatkan tanda-tanda menderita penyakit apa pun. Kemarin masih bersama, esoknya ia menghadap Sang Kuasa. Keluarga begitu kehilangan, karena ayah bukan hanya sekadar sosok yang berperan sebagai pemimpin dan penyedia kebutuhan dalam keluarga. Tapi juga berperan penting dalam mengajarkan ilmu yang terkadang tidak terpikirkan oleh orang tua lainnya. Ayah paling sensitif terhadap sikap saya, contohnya begitu melihat saya dalam kondisi sikap yang berbeda, ayahlah yang mampu dengan tenang membuat saya terbuka. Ketika saya salah, tanpa marah mendengarkan dan memberikan solusi," ungkap Rivan.

Sang ayah juga mengajarkan pentingnya menjaga silaturahim. Sebagai mahluk sosial, manusia tak bisa hidup sendiri. Setiap orang harus saling membantu dan menolong satu sama lain. Karena itulah pentingnya merajut dan memperkokoh tali silaturahmi antarsesama.

“Ada kisah yang sangat berkesan. Ketika saya masih menjadi mahasiswa di Universitas Gajah Mada, ayah menitipkan pesan, ‘tolong agar semua adik-adikmu kuliah di UGM, apapun fakultasnya’. Lalu saya mencari tahu apa yang menjadi minat mereka. Dan, Alhamdulillah, keinginan ayah dapat terpenuhi, mereka bisa diterima. Namun, ternyata di balik itu semua, ada makna yang jauh lebih penting. Kita dikumpulkan dalam satu rumah, hubungan kami sebagai kakak beradik menjadi sangat hangat dan kompak sampai sekarang. Sebagai anak tertua, saya ditempa menjadi pemimpin yang baik dalam keluarga,” papar pria yang hobi bermusik ini.

Dari silaturahmi itu pula, sambung Rivan, sang ayah memiliki banyak relasi dan sahabat. Orang yang gemar menjalin silaturahmi, namanya akan lebih dikenang dan abadi meskipun dirinya telah tiada.

“Ayah pernah menjadi wakil kepala cabang di suatu bank di Kudus. Dedikasinya terhadap pekerjaan sangat luar biasa. Ia pun rajin membina hubungan dan memberikan pelayanan paripurna, baik kepada nasabah, maupun masyarakat sekitar. Singkat cerita, sewaktu saya menjadi bankir dan ditugaskan di sana, saya mudah mendapat nasabah. Meskipun ayah sudah tidak di sana, namanya masih melekat karena relationship yang dibangun sangat baik,” kisahnya.

Beragam pelajaran hidup yang berharga tersebut, tegas Rivan, akan selalu ia ingat dan terapkan di mana pun ia berada. “Saya ingin menjadi sosok istimewa seperti ayah. Kepala keluarga yang baik dan pemimpin yang sangat berdedikasi terhadap pekerjaannya,” pungkasnya berharap.