Oleh: -

Integrasi pelindo akan memberikan banyak manfaat besar dalam pengembangan konektivitas maritim. Lalu lintas dan jaringan logistik akan semakin efisien dan kuat. Dengan demikian, tujuan ini sejalan dengan salah satu pilar poros maritim dunia.

 

Foto Pelabuhan Tanjung Priok/Edwin B.

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki potensi untuk menjadi Poros Maritim Dunia. Untuk itu, Presiden Joko Widodo telah mencanangkan lima pilar utama untuk mewujudkannya. Kelima pilar tersebut adalah membangun budaya maritim, pengelolaan sumber daya laut, pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim, mengembangkan diplomasi maritim, serta membangun kekuatan pertahanan maritim.

Salah satu tujuan Integrasi PT Pelabuhan Indonesia I, II, III, IV (Persero), yang akan dilebur menjadi satu dengan sebutan nama awal “Pelindo Bersatu” adalah mewujudkan konektivitas maritim nasional dan jaringan ekosistem logistik yang lebih kuat. Tujuan ini sejalan dengan salah satu pilar Poros Maritim Dunia, yakni pilar pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim untuk peningkatan kesejahteraan dan ekonomi nasional.

“Penggabungan ini dilakukan dalam rangka mewujudkan industri kepelabuhan nasional yang lebih kuat dan meningkatkan konektivitas kemaritiman di seluruh Indonesia, serta meningkatkan kinerja dan daya saing BUMN di bidang kepelabuhan,” ungkap Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dalam konferensi pers ‘Rancangan Penggabungan PT Pelabuhan Indonesia I, II, III, IV (Persero), beberapa waktu lalu.

Menurut Kartika, Integrasi Pelindo ini merupakan salah satu bagian dari program strategis pemerintah dan inisiatif Kementerian BUMN untuk melanjutkan proses konsolidasi BUMN dalam layanan kepelabuhan. Serta diusulkan masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN), sesuai arahan Presiden Jokowi.

Berdasarkan kajian yang telah dialkukan atas opsi restrukturisasi BUMN Pelabuhan, penggabungan adalah opsi yang paling sesuai karena dapat memaksimalkan sinergi dan penciptaan nilai tambah. 

Dalam rancangan penggabungan, Pelindo II akan menjadi Perusahaan Penerima Penggabungan. Sementara, Pelindo I, Pelindo III, dan Pelindo IV akan bubar demi hukum tanpa proses likuidasi. Proses Integrasi Pelindo ini rencananya akan terlaksana awal bulan depan.

“Pelindo ke depan akan memiliki kontrol dan kendali strategis yang lebih baik. Pengembangan perencanaan akan menjadi lebih holistik untuk jaringan pelabuhan, yang akhirnya akan menurunkan biaya logistik,” terang Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono.

Menurut dia, pemofokusan klaster-klaster bisnis akan meningkatkan kapabilitas dan keahlian yang akan berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan melalui kualitas layanan yang lebih baik dan peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber daya keungan, aset, dan SDM.

 

Manfaat Bagi Masyarakat, Negara, dan BUMN

Integrasi Pelindo memberikan banyak manfaat yang signifikan terhadap pemangku kepentingan, seperti masyarakat, pelaku industri, BUMN Pelabuhan dan Negara.

Bagi masyarakat, bisa merasakan penurunan harga barang yang diangkut. Penurunan harga ini merupakan dampak dari meningkatknya produktivitas dan efisiensi, melalui standarisasi proses bisnis dan pelayanan di pelabuhan saat terintegrasi nanti. Selain itu, masyarakat juga akan diuntungkan dengan efisiensi lalu lintas barang antarpulau melalui integrasi hub dan spoke yang lebih terkoordinasi.

Dan tak kalah penting, Integrasi Pelindo ini akan membuka banyak lapangan pekerjaan baru melalui investasi di sektor pelabuhan yang semakin meningkat, misalnya operator alat, lapangan, administrasi, dan lainnya.

Bagi negara, penggabungan Pelindo akan mempermudah koordinasi pemerintah dengan 1 (satu) pengelola BUMN Pelabuhan Indonesia. Selain itu, integrasi ini diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan nanti.

Manfaat lain yang didapat dengan menggabungkan Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV adalah membuka peluang yang lebih besar untuk masuknya investasi, antara lain Foreign Direct Investment atau penanaman modal asing lewat value creation di tingkat klaster bisnis, termasuk kerja sama investasi melalui Sovereign Wealth Fund (SWF).

Sementara untuk Pelindo sendiri, membuka kesempatan Pelindo terintegrasi untuk go global alias masuk dalam daftar sepuluh operator peti kemas kelas dunia. Tepatnya integrasi ini akan meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia dengan total throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEU.

Bukan cuma itu, integrase Pelindo I hingga IV juga akan meningkatkan efisiensi operasional dan belanja model (capex). Capex diarahkan pada kebutuhan prioritas, misalnya peralatan dan infrastruktur.

Selain itu, penggabungan akan menyatukan sumber daya keuangan, meningkatkan leverage dan memperkuat permodalan. Penggabungan ini juga mendorong Pelindo terintegrasi untuk lebih fokus pada bisnis sesuai dengan klasterisasi yang akan dibentuk pasca integrasi nanti.

 

Kata Mereka Soal Integrasi Pelindo

Guru Besar Ilmu Manajemen Universitas Indonesia Prof. Rhenald Kasali, Ph.d menuturkan, Integrasi Pelindo jadi kekuatan besar dunia logistik. Penggabungan BUMN Operator pelabuhan, yakni Pelindo  I, II, III, dan IV dinilai menjadi langkah yang paling tepat dan relevan untuk menyesuaikan dengan kondisi industri yang semakin pesat seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi serta kondisi industri yang semakin pesat seiring dengan kemjuan teknologi dan informasi serta kondisi pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai. Menurut dia, teknologi dan pandemik inilah yang dinamakan disrupsi ganda atau double disruption.

Pakar Kemaritiman ITS Surabaya Saut Gurning mengatakan, merger Pelindo ini positif. Untuk itu, dalam masa integrasi diskrepansi kinerja dari peralatan hingga sistem informasi terminal perlu dipersiapkan, bahkan harus semakin baik.

Sementara, Martin Manurung, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI memaparkan, intregasi ini sudah ditunggu banyak kalangan. “Diharapkan segera terwujud agar perekonomian kita memiliki daya saing yang lebih baik sebagai dampak dari efisiensi biaya logistik,” pungkasnya.