Supomo - Direktur Utama LPDB-KUMKM

Oleh: Syulianita (Editor) - 21 August 2021

Gerak Cepat Menyelamatkan KUMKM di Era Pandemi

Naskah: Sahrudi Foto: Dok. LPDB-KUMKM

Cepat bergerak dan tepat sasaran, begitulah istilah yang tepat untuk mengilustrasikan Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) dalam menjalankan perannya menyelamatkan KUMKM di era pandemi Covid-19 ini. Tengok saja performa LPDB-KUMKM dimana untuk akhir Juli lalu, LPDB-KUMKM telah berhasil menyalurkan dana bergulir sebanyak Rp1 T yang telah disalurkan kepada 118 mitra.

"Dengan rincian, untuk pola pinjaman konvensional sudah menyalurkan sebesar Rp506 miliar yang disalurkan kepada 75 mitra, sedangkan untuk pola pembiayaan syariah sudah menyalurkan sebesar Rp494 miliar yang disalurkan kepada 43 mitra. Ini merupakan pencapaian yang baik dan saya sangat optimis penyaluran dana bergulir hingga akhir tahun nanti dapat mencapai target,” ucap Supomo, Dirut LPDB-KUMKM menjawab pertanyaan Men’s Obsession.

Diakuinya, pandemi ini memang benar-benar sangat mempengaruhi kondisi perekonomian di Indonesia. “Tapi, kami dari manajemen LPDBKUMKM langsung bergerak cepat dengan mendata mitra-mitra LPDBKUMKM yang kondisi usahanya mengalami kesulitan-kesulitan akibat dampak dari Covid 19 ini,” imbuhnya.

Tahun lalu saja, lanjut Supomo, pihaknya sudah menerapkan beberapa kebijakan seperti restrukturisasi Pinjaman/Pembiayaan kepada koperasi dan UMKM yang terdampak Covid-19 serta program Pemulihan Ekonomi Nasional untuk membantu para pelaku usaha khususnya Koperasi dan UMKM. “Alhamdulilah, banyak mitra kami yang terdampak, perlahan-lahan usahanya mulai bangkit dan dapat bertahan ditengah pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.

Dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional khususnya bagi pelaku Koperasi dan UMKM, Supomo menyampaikan bahwa LPDB-KUMKM memiliki beberapa program, salah satunya adalah program Inkubator Wirausaha dan di tahun 2021 ini telah berkerja sama dengan 8 Inkubator terpilih yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia yakni; Badan Inovasi dan Inkubator Wirausaha Universitas Brawijaya (BIIW); Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi Universitas Airlangga; Cubic Inkubator Bisnis; Pusat Inkubator Bisnis-Oorange Universitas Padjajaran; Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana; Siger Innovation Hub (SigerHub); Pusat Pengembangan Inovasi dan Inkubator Bisnis Teknologi Universitas Tanjungpura Kalimantan Barat; Pusat Inkubator Bisnis Universitas Ottow Geissler Papua.

Supomo berharap dengan adanya program inkubator ini dapat membantu pelaku usaha ataupun startup dalam mendapatkan proses pembelajaran karena tujuan dari inkubasi ini adalah untuk menciptakan lapangan kerja bagi para pelaku usaha. “Bukan hanya membuka lapangan pekerjaan baru, tetapi juga membantu perekonomian nasional untuk tumbuh kembali yang saat ini tengah menghadapi himpitan akibat pandemi Covid-19, dan juga meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia,” ia menyampaikan.

Satu hal yang membuat kinerja PPDB-KUMKM selama ini mendapatkan apresiasi adalah karena bergerak pro aktif dengan melakukan upaya ‘jemput bola’ untuk memperluas akses permodalan bagi Koperasi, salah satunya adalah melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis di daerah. “Pelaksanaan Bimbingan Teknis atau Bimtek yang sering dilakukan LPDB ini merupakan inisiatif dari kami untuk mengenalkan keberadaan dan peran aktif LPDB-KUMKM di dalam masyarakat. Kegiatan ini juga merupakan upaya menyosialisasikan pinjaman/pembiayaan LPDB-KUMKM kepada pelaku Koperasi dan UMKM, khususnya dalam mengirimkan proposal pinjaman/pembiayaan dalam hal menunjang permodalan bisnis mereka,” beber Supomo. Harapannya, dengan dilakukannya Bimtek ini dapat mempermudah calon mitra di daerah dalam mengajukan pinjaman/ pembiayaan dana bergulir ke LPDB KUMKM.

Kegiatan Bimtek, lanjutnya, dilakukan secara daring maupun luring. Namun mengingat kondisi pandemi Covid-19 ini masih belum berakhir, saat ini LPDB-KUMKM lebih sering mengadakan Bimtek secara daring melalui aplikasi zoom yang diikuti oleh beberapa pelaku usaha seperti Koperasi maupun dari Dinas Koperasi dan UMKM setempat. “Jadi, walaupun masih ditengah pandemi saat ini, kita akan terus melakukan berbagai cara dalam menyosialisasikan program-program yang sedang kami jalankan” tegasnya.

Supomo tak menafikan bahwa pandemi menjadi kendala yang dihadapi oleh LPDB dalam melakukan penyaluran dana bergulir. Mulai dari keterbatasan dalam pengecekan langsung ke lapangan untuk memastikan koperasi penerima pinjaman/pembiayaan memiliki kondisi yang sehat, baik dari sisi kelembagaan, operasional dan keuangan. Selain itu, LPDB juga tidak memiliki kantor cabang. “Namun kita memiliki lima kantor satuan tugas wilayah di lima Provinsi di Indonesia yakni Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Riau, dan Sulawesi Selatan. Walaupun begitu, kendala tersebut dapat kami atasi dengan terus bersinergi bersama Dinas Koperasi dan UKM di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, serta para pemangku kebijakan atau stakeholder guna mempercepat dan menyukseskan penyaluran dana bergulir, agar dapat mencakup ke seluruh wilayah di Tanah Air,” tekadnya.

Hal itu sesuai lima strategi yang diimplementasikan dalam percepatan penyaluran dana bergulir untuk pemulihan ekonomi nasional. “Pertama, percepatan perluasan penyaluran melalui komunitas. Kedua melakukan fleksibilitas layanan dengan memberikan tarif murah dan pemberian grace period. Ketiga, fokus kepada koperasi sektor riil dibidang pertanian, perikanan, dan peternakan. Keempat, melakukan pengembangan skema venture approach untuk mendorong koperasi dibidang pangan atau berbasis ekspor dan yang kelima, optimalisasi peran koperasi besar untuk memberikan multiplayer effect. Inilah tantangan besar dan target ke depan. Kami juga akan terus berkomitmen untuk menyaluran dana bergulir sesuai dengan target yang diberikan tahun ini yakni sebesar Rp1,6 Triliun,” pungkasnya.