Prof. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, MT. (Rektor UNIKOM)

Oleh: Syulianita (Editor) - 02 August 2021

Sistem Digital & ICT Ampuh Saat Covid-19

Naskah: Sahrudi Foto: Dok. Pribadi

Sejatinya menggunakan Sistem Digital & ICT (Information and Communication Technology) dalam proses belajar mengajar di Universitas Komputer (UNIKOM) telah menjadi Core Competency di semua Program Studinya. Sehingga, ketika pandemi Covid-19 semua lembaga pendidikan khususnya perguruan tinggi diharuskan melakukan proses belajar mengajar secara daring, UNIKOM telah jauh menerapkan dan memperkuat Sistem Digital dan ICT-nya sejak awal berdiri pada tahun 2000.

"Ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan proses kuliah dilakukan secara online, Implementasi sistem digital & ICT dilakukan melalui pemanfaatan internet untuk menjangkau semua mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia. Sistem ini ampuh untuk proses perkuliahan daring, sehingga tidak menghambat interaksi dosen dan mahasiswa, baik proses kuliah, tugas, bimbingan, studio, dan praktikum,” ujar Rektor UNIKOM, Prof. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, MT. kepada wartawan Obsession Media Group.

“Saat ini, internet menjadi tulang punggung dunia pendidikan dan masyarakat luas untuk berinteraksi, bahkan menurut APJII hingga kuartal II tahun 2021 jumlah penggunanya mencapai 73,7% dari populasi penduduk di Indonesia atau sekitar 196,7 juta pengguna. Interaksi dosen dan mahasiswa selain menggunakan PC dan laptop juga melalui Mobile Subscriber Integrated Services Digital Network Number (MSISDNN) atau lebih dikenal sebagai HP dengan pengguna mencapai 338,2 juta orang,” ujar Prof. Eddy.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa Sistem Digital dan aplikasi ICT selain memudahkan interaksi antara dosen dan mahasiswa juga dapat menjadikan Perguruan Tinggi tersebut unggul dan kompetitif di era industri 4.0.

Ketika menyampaikan materi pada Seminar Asosiasi Badan Penyelenggara Pendidikan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI) Pusat, beberapa waktu lalu, Prof. Eddy memaparkan strategi yang perlu dilakukan perguruan tinggi saat ini. “Kedelapan poin tersebut antara lain, melakukan adopsi Teknologi Informasi dan Digitalisasi layanan. Atau digitalization is a must not a choice; kedua buat paradigma yang tepat dalam berinvestasi. Look at the investment value, do not look the price,” jelasnya.

Ketiga, membangun kesadaran kolektif dan partisipasi aktif seluruh Institusi dalam membangun budaya digitalisasi. Sesuai dengan yang ia sampaikan, “To win the marketplace, you must first win the workplace. Keempat penguatan kualitas dosen dan mahasiswa dibalik digitalisasi. Kelima desain ulang proses bisnis dalam penggunaan ICT, karena redesign can add value faster. Keenam, perbaikan kinerja dan inovasi pemasaran perguruan tinggi. Kemudian, investasi pada fasilitas New Normal, karena tidak semua bisa dilakukan secara daring. Dan terakhir mitigasi finansial, sesuai ucapannya bahwa, “Risk is like fire, if controlled it can help you, if uncontrolled it will destroy you.”

Intinya, lanjut Prof. Eddy, para pimpinan perguruan tinggi saat pandemi ini harus piawai mengelola Sumber Daya (man, money, machine, material, managerial). Untuk itu, tentu harus dilakukan adaptasi-adaptasi dalam berbagai hal dalam era normal baru ini. “Itu harus dilakukan oleh semua institusi, tidak hanya dunia pendidikan saja, tetapi di semua bidang,” tegasnya. 

Karena itulah, Prof. Eddy menyambut baik pengumuman Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim soal kuliah tatap muka 2021. Pihaknya akan menyiapkan sistem kuliah Hybrid, yaitu kuliah luring (ofline) atau tatap muka dan daring (online). Kuliah luring berlaku untuk praktikum dan studio, sedangkan kuliah daring untuk mata kuliah yang bersifat teoritis. “Tentu harus tetap menerapkan protokol kesehatan ketat guna mencegah terjadinya penularan Covid-19,” katanya.

Kampus Juara

Seperti diketahui, UNIKOM dikenal sebagai kampus swasta yang sarat dengan prestasi nasional, regional maupun internasional terutama di bidang teknologi IT dan robotic. UNIKOM telah meraih beragam prestasi membanggakan, tidak hanya bagi kampus, tetapi juga Indonesia. Di level Internasional, antara lain Juara Dunia ICT 2019 World Skills Competition di Kazan, Rusia, No. 1 International Art Contest 2020 di Senzen, China, No. 1 International Web Technologies 2020, 9 tahun Juara Dunia kontes Robot Internasional 2009-2018 di USA, Juara Asia Pasific ICT Award (APICTA) 2009- 2019, Juara ASEAN ICT Skills Competition, 10 tahun Juara Nasional Kontes Roket Indonesia, dan berbagai prestasi lainnya.

Pada 28 Juli 2021 pemeringkat Ranking Dunia, Webometrics menempatkan UNIKOM sebagai 100 Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia 2021. Pada 28 Januari 2021 Webometrics juga menempatkan UNIKOM sebagai 100 Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia.

Pemeringkat Ranking Dunia lainnya, 4 International Colleges & Universities, 4ICU, UniRank menempatkan UNIKOM sebagai 50 Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia 2020 dan 55 Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia di Januari 2021. Pemeringkat Ranking Dunia, SCImago, menempatkan UNIKOM sebagai 55 Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia pada 2021. Kemendikbud di tahun 2020 menempatkan UNIKOM sebagai 100 perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Tahun 2019 Kemenristekdikti juga menempatkan UNIKOM sebagai 100 Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia dari 4700 perguruan tinggi yang ada di Indonesia. 

Tahun 2021 ini, UNIKOM meraih Juara 1 Nasional pada Hibah Rekognisi Pembelajaran Lampau Kampus Merdeka Kemendikbud 2021. Juga 2 Tim mahasiswa UNIKOM berhasil lolos ke tingkat Nasional dalam lomba Inovasi Teknologi Digital yang diselenggarakan Kemendikbud Ristekdikti dan akan berlomba dalam waktu dekat.

Satu hal yang mendorong para mahasiswa dan dosen untuk berprestasi di berbagai event akademik, tak lain karena kepedulian pimpinan UNIKOM dalam memberikan apresiasi bagi yang membawa nama harum kampus, baik itu berupa penghargaan plakat dan piagam, maupun berupa materi dan studi lanjut S2 dan S3.

Salah satu contohnya ketika tim UNIKOM menjadi Juara 1 Nasional kompetisi ICT Microsoft, “Microsoft memberi hadiah Rp100 juta dan rektor juga memberi jumlah yang sama Rp100 juta kepada pemenang,” ujar Prof. Eddy sambil tersenyum. Kenapa? Karena kampus sudah punya dana sendiri. “Kami siapkan dana kompetisi khusus untuk itu. Dana ini bisa mereka gunakan untuk riset, membangun sistem, sarana prasarana, dan pendukung lainnya. Jika mereka mau pergi ke Eropa atau Amerika, dana itu dapat digunakan. Sehingga tidak tergantung pada pemerintah,” ungkapnya.

“Itulah salah satu cara UNIKOM memotivasi para dosen dan mahasiswa untuk berkreasi dan berinovasi guna mempersiapkan diri berkompetisi di level nasional dan internasional,” Prof. Eddy menutup pembicaraan.