Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. (Rektor ITS)

Oleh: Syulianita (Editor) - 01 August 2021

Menjadikan ITS Kampus Berkelas Dunia

Naskah: Albar Foto: Dok. Pribadi

Misi untuk menjadi universitas kelas dunia selalu dipegang oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Karenanya pemimpin ITS juga harus punya orientasi dan wawasan yang luas untuk menjadikan kampusnya dikenal di penjuru negeri. Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari M.Eng, menjadi ilmuan yang dipercaya sivitas akademik untuk memimpin perguruan tinggi sains dan teknologi terbaik di Indonesia itu.

ITS sejak dahulu selalu dikenal sebagai perguruan tinggi yang memiliki semangat militan tinggi, semangat kepahlawanan 10 Nopember. Di masa pandemi, semangat dan ritme kerja ini terus dijaga agar sivitas akademika tetap bisa berprestasi, baik di skala nasional maupun Internasional. “Ini bisa tercipta karena budaya yang telah terbentuk baik antarmahasiswa maupun sinergi dosen dan mahasiswa, sehingga menghasilkan inovasi dan prestasi. Pendampingan dan motivasi dari dosen pembimbing sangat diperlukan agar dapat mengobarkan semangat mahasiswa untuk tetap berprestasi, produktif, dan keterpanggilan hati membantu sesama menciptakan produk bermanfaat di masa pandemi,” ujar Prof. Ashari.

Peningkatkan performa akademik terutama dalam proses belajar mengajar di masa pandemi, merupakan tantangan tersendiri bagi jajaran perguruan tinggi. ITS yang pada 2021 menerima mahasiswa sejumlah 6320 orang, cepat beradaptasi karena sebelum pandemi pun sudah siap dengan pembelajaran jarak jauh. Selaku Rektor ITS, Prof. Ashari menyebutkan langkah-langkah yang dilakukan dalam mempersiapkan ITS menjadi World Class Research and Innovative University pada era Revolusi Industri 4.0 dan Education 4.0.

“Kita tidak bisa memprediksi pandemi Covid-19 ini kapan berakhirnya sehingga sangat mempengaruhi segala aspek di negara kita, mulai dari ekonomi, sosial, budaya, hingga pada level aspek psikologis masyarakat. Salah satu kekurangan dari pembelajaran daring adalah mahasiswa akan cepat merasa jenuh mendengarkan kuliah secara online dan dengan keadaan berada di rumah tanpa kehadiran rekan-rekan mahasiswa lainnya. Pengalaman belajar berbeda tentu menimbulkan gap efisiensi materi pembelajaran yang disampaikan. Kondisi itu pasti dialami semua sektor atau instansi yang bergerak dalam bidang jasa pendidikan, hingga semua perguruan tinggi di Indonesia,” jelas lulusan Teknik Elektro Curtin University, Australia ini.

Untuk mengatasi masalah perbedaan budaya belajar era pandemi, ITS menyiapkan berbagai strategi pengembangan inovasi metode pembelajaran secara daring, salah satunya Massive Open Online Courses (MOOC) ITS. MOOC mengemas materi pembelajaran dalam bentuk video atau multimedia, berisi kombinasi penyampaian teori, simulasi, case study, virtual visit, dan sebagainya. ITS juga membangun smart classroom di berbagai departemen yang dapat dimanfaatkan para dosen untuk melakukan pengajaran secara luring maupun hybrid, yaitu daring dan luring bersamaan. Penggunaan virtual laboratory untuk praktikum mahasiswa secara daring pun diperluas.

ITS memperluas pengakuan SKS atas kegiatan kemahasiswaan, sesuai program Kemendikbud Ristek, yaitu MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Kegiatan mahasiswa dalam mengikuti kompetisi, magang di industri, penelitian di laboratorium, KKN di suatu wilayah dapat disetarakan dengan SKS mata kuliah. “Tidak berhenti di sana, kami juga memedulikan aspek psikologis mahasiswa dalam masa pandemi ini. Kami menekankan para dosen wali agar lebih intens berkomunikasi dengan mahasiswa untuk menjaga motivasi belajar,” lanjut peraih Satyalancana Karya Satya ini.

Sejak menjabat sebagai Rektor ITS pada 2019 lalu, banyak prestasi yang telah diraih kampus ini. Bahkan, Prof. Ashari mengungkapkan selama pandemi berbagai inovasi dan riset dilakukan. ITS terhitung sangat produktif dan telah menghasilkan produk inovasi yang sudah dimanfaatkan di berbagai rumah sakit Indonesia. Tercatat ada 97 inovasi dan riset yang dilakukan pada 2020. Beberapa riset dan karya fenomenal yang dimanfaatkan masyarakat, antara lain robot medical assistance RAISA yang membantu perawatan pasien Covid-19 di 17 rumah sakit di Indonesia, Robot Violeta robot sterilisasi otomatis dengan memanfaatkan sinar UV, membuat disinfektan permanen antivirus CoFilm Disinfectant Coating Antivirus, Portable Hospital, dan Low Cost Ventilator Robot. ITS juga baru meluncurkan PlasmaHub, aplikasi untuk membantu permasalahan donor plasma konvalesen. Di era Revolusi Industri 4.0, ITS juga meraih predikat Informatif dalam Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2020 oleh Komisi Informasi Pusat serta masih banyak lainnya.

Selain itu, ITS juga tetap konsisten menorehkan prestasi baik di kancah nasional maupun internasional. Di antaranya, meraih peringkat 1 Indonesia, serta peringkat 64 Dunia dalam THE (Times Higher Education) Impact Rankings 2021, mendapatkan penilaian kampus terbaik di Indonesia di bidang Internasionalisasi dalam QS World University Rank (WUR) 2022, peringkat tiga Perguruan Tinggi Terbaik se-Indonesia versi THE Asia University Rankings 2021, dan peringkat tiga versi Webometric Juli 2021. Kemudian, ITS juga meraih peringkat 164 di Asia pada pemeringkatan Quacquarelli Symonds (QS) Asia University Rankings (QS AUR) 2021, naik 34 peringkat dibandingkan tahun lalu. Serta menduduki peringkat kelima Most Sustainable University in Indonesia dalam pemeringkatan UI GreenMetric 2020 dan lainnya.

ITS juga memiliki berbagai macam prestasi dosen di kancah internasional, yang menunjukkan bahwa dosen di ITS memiliki kompetensi yang diakui secara internasional. Antara lain, penghargaan Chevalier dans L’Ordre des Palmes Academiques diberikan kepada dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Dr Ir Ria Asih Aryani MEng, oleh Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Olivier Chambard. Penghargaan membanggakan ini diberikan atas kontribusinya membantu mengirimkan mahasiswa double degree dari Indonesia untuk melanjutkan pendidikan S2 dan S3 ke Prancis. Penghargaan lain dari Kementerian Luar Negeri Jepang didapatkan oleh Prof Dr Agus Zainal Arifin SKom MKom, guru besar dari Departemen Teknik Informatika ITS, atas jasanya dalam peningkatan saling pengertian antara Jepang dan Indonesia. Prof Ashari sendiri sebagai Rektor ITS, juga sempat menorehkan prestasi internasionalnya atas berbagai inovasi yang telah dihasilkan ITS dan sebagai leader perguruan tinggi paling inovatif ini. Ia menerima penghargaan Innovation Award The 2020 Curtin University Alumni Achievement Awards pada Mei 2020 lalu.

Seakan tak cukup sampai di sana, prestasi gemilang ITS menyeluruh hingga mahasiswanya. Tim mahasiswa ITS berhasil meraih medali emas dan medali perunggu dalam ajang internasional World Invention and Technology Expo (WINTEX). ITS menorehkan empat gelar juara di ajang Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2020, juga Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-33 tahun 2020. ITS pun kembali menjadi juara ketiga kalinya dalam Kontes Robot Indonesia (KRI) 2020, serta berhasil memboyong gelar Juara Umum pada Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2020. Terbaru, Tim Nawasena ITS mampu menyabet juara 2 dalam 8th International Student Design Competition 2021 yang diselenggarakan Worldwide Ferry Safety Association (WFSA) dan diumumkan dari New York, Amerika Serikat.

Dengan semua keberhasilan ini, Prof. Ashari berpesan agar para mahasiswa selalu semangat, tetap berinovasi, dan berusaha improving diri. “Pandemi jangan dijadikan halangan besar, namun sebagai challenge untuk menunjukan potensi dalam berprestasi. Tanamkan semangat aktif dalam studi, riset, maupun pengabdian yang berguna bagi negara dan masyarakat. Semoga kita selalu diberi kesehatan serta tetap mematuhi protokol kesehatan di mana pun berada,” pungkasnya.