Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng. (Rektor Universitas Gadjah Mada Yogyakarta)

Oleh: Syulianita (Editor) - 01 August 2021

Sukses Pertahankan Reputasi UGM

Naskah: Gia Putri Foto: Dok.Pribadi

Di bawah nakhodanya Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta melakukan percepatan transformasi digital. Maka tak ayal, UGM kokoh mempertahankan reputasinya sebagai universitas terbaik di Indonesia.


Hal itu bisa dilihat dari QS World University Rankings (WUR) tahun 2022 yang dirilis oleh Lembaga pemeringkatan Quacquarelli Symonds (QS) beberapa waktu lalu, yang menyebut pada 2022 UGM mempertahankan posisinya di peringkat 250 besar dunia, lebih tepatnya di peringkat 254. Dengan hasil ini, UGM tetap menjadi universitas terbaik di Indonesia versi QS WUR. Terdapat enam aspek utama yang dinilai dalam QS WUR, yaitu Academic Reputation, Employer Reputation, Citations per Faculty, Faculty Student Ratio, International Faculty, dan International Students. Data-data tersebut diambil dari dua sumber kredibel, yakni Survei Global QS dan Elsevier Scopus.

Prestasi yang tak kalah membanggakan adalah UGM kembali menduduki posisi pertama dalam pemeringkatan universitas terbaik di Indonesia versi 4 International College & Universities (4ICU) UniRank 2021. Pemeringkatan tersebut merupakan bentuk apresiasi dari 4ICU atas kinerja seluruh sivitas akademika UGM dalam memanfaatkan teknologi informasi dibidang pendidikan, pengajaran, dan penelitian. 

Artinya, terdapat pengakuan dari dunia internasional terhadapad opsi digital di UGM. Tentunya, pencapaian yang diperoleh ini dapat diraih berkat sejumlah pengembangan yang tak henti dilakukan oleh UGM. Pengembangan yang dilakukan tidak hanya pada infrastruktur teknologi informasi, tetapi juga mengembangkan konten-konten digital yang berkualitas.

Program-program studi di UGM juga terus meraih dan mempertahankan pengakuan dunia Internasional. Pengakuan tersebut dapat dilihat dari perolehan akreditasi yang diberikan oleh lembaga kredibel berskala internasional. Saat ini UGM mempunyai 68 prodi dengan status Akreditasi Internasional dan atau Sertifikasi AUN-QA nya aktif. Dan teranyar, selama tahun 2021 sampai bulan Juli ini, 8 prodi UGM (3 Prodi Fakultas Pertanian, 2 Prodi Fakultas Farmasi, 2 Prodi Dep. Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, 1 Prodi Fakultas Kehutanan) berhasil meraih dan mempertahankan pengakuan internasional dari ASIIN, yakni lembaga akreditasi internasional yang berasal dari Jerman untuk bidang studi teknik, ilmu komputer, ilmu alam, dan matematika.

Tak ingin cepat berpuas diri, Prof. Panut merupakan sosok sederhara yang memiliki filosofi hidup ‘ikhlas bekerja untuk memberi manfaat’ ini pun berharap bisa memperkuat reputasi UGM di kancah internasional serta memperbesar kontribusi UGM untuk kemajuan bangsa Indonesia dan masyarakat dunia. Selain itu, Prof. Panut juga memiliki impian besar, ingin Indonesia kelak bisa menjadi Negara Adidaya Teknologi.

“Saya ingin melihat Indonesia ini melalui Perguruan Tinggi bisa menjadi bangsa yang produktif, yang menguasai science technology. Sehingga ketergantungan kita kepada luar negeri itu bisa berangsur-angsur dikurangi. Kita akan sangat bangga ketika kemampuan kita di bidang sains dan teknologi juga bagus,” tegas Ketua Forum Rektor Indonesia periode 2021-2022 ini.

Terus Berinovasi Atasi Pandemi

Prof. Panut mengatakan, UGM terus melakukan inovasi dan menciptakan terobosan yang bermanfaat bagi masyarakat dan kemajuan bangsa, termasuk mengatasi pandemi Covid-19. Berbagai produk inovatif berhasil dikembangkan UGM selama pandemi. “Alhamdulillah, UGM telah beberapa kali mendapatkan penghargaan di bidang inovasi. Hal tersebut menunjukkan risetriset yang ada di UGM dapat dihilirkan menjadi produk-produk komersial,” paparnya.

Prof. Panut menyampaikan inovasi di UGM dilakukan dengan tiga basis utama. Pertama, inovasi yang dilakukan berdasar hasil-hasil riset para dosen dan mahasiswa (academic driven). Kedua, inovasi berbasis pada kebutuhankebutuhan yang ada di masyarakat (community driven). Dan yang ketiga adalah berbasis pada kebutuhan pengembangan industri (industry driven).

Saat ini, UGM memiliki lima bidang prioritas inovasi, yakni kesehatan dan farmasi, agro industri, manufaktur dan rekayasa, teknologi infromasi, energi baru dan terbarukan. Sementara di bidang sosial, yaitu heritage, art and culture, dan sustainable management.

Lebih lanjut ia menyebutkan sejumlah inovasi UGM yang terkait dengan upaya penanganan Covid-19. Salah satu inovasi yang dihasilkan adalah GeNose C-19 sebagai alat deteksi cepat Covid-19 melalui embusan napas berbasis kecerdasan buatan (AI). Alat ini telah digunakan di berbagai tempat publik, seperti stasiun kereta api, bandara, serta rumah sakit untuk skrining Covid-19.

UGM juga berhasil mengembangkan ventilator untuk pasien Covid-19. Pengembangan ventilator tersebut telah melalui uji klinis di lapangan dan saat ini sedang menunggu jadwal paparan Kemenkes untuk selanjutnya menunggu izin edar. Inovasi lainnya yakni lahir melalui CIMEDs (Center for Medical Innovation and Devices). Sejak awal pandemi, pusat kajian ini telah memproduksi berbagai alat pelindung diri (APD).

Penelitian berbagai bahan imuno stimulan juga dilakukan dalam upaya menciptakan produk-produk untuk mendukung imunitas di masa pandemi. Sementara di bidang sosial, di UGM terdapat gerakan Sambatan Jogja atau SONJO. SONJO merupakan gerakan kemanusiaan yang fokus pada upaya membantu masyarakat yang berisiko terdampak Covid-19 di DIY.

Belum lama ini, Prof. Panut meresmikan Wisma Mardliyyah Islamic Center (MIC) UGM sebagai selter penderita Covid-19 bergejala ringan. Selain MIC, selter yang disiapkan oleh UGM yaitu Hotel UC, Wisma Kagama, Asrama Darmaputera Baciro, Asrama Darmaputera Karanggayam, Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM, Asrama Wanagama, dan Asrama Laboratorium Geologi di Bayat, Klaten.

Tidak hanya itu, UGM juga telah membantu mengkoordinasikan pasokan oksigen di rumah sakit, khususnya RSUP Dr. Sardjito dan Rumah Sakit Akademik UGM. ‘‘Pengiriman oksigen untuk rumah sakit serta penyiapan selter dan kelengkapannya ini merupakan kontribusi UGM bekerjasama dengan para mitra, alumni, dan donatur,” pungkas Prof. Panut.