Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc. (Rektor Universitas Lambung Mangkurat)

Oleh: Syulianita (Editor) - 01 August 2021

Serukan Semangat Inovasi Dalam Pendidikan Tinggi

Naskah: Angie Diyya Foto: Sutanto/dok. Pribadi

Sejak terpilih menjadi Rektor ULM, Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc. telah menjuruskan berbagai program strategis dalam menjadikan ULM sebagai universitas terkemuka dan berdaya saing di bidang lingkungan lahan basah.

 

Institusi pendidikan berperan penting dalam menjawab tantangan dan strategi menghadapi era disrupsi. Pesatnya perubahan teknologi mendorong perubahan lanskap pendidikan. Namun, di tengah kondisi pandemi saat ini ada berbagai tantangan yang dihadapi, salah satunya proses perkuliahan yang seharusnya dapat dilakukan secara tatap muka harus kembali ditunda.

Bekerja dari rumah berlaku bagi seluruh staf tenaga pendidik dan kependidikan, sehingga dosen diminta tetap menjalankan kegiatan perkuliahan secara daring. Mahasiswa pun diharapkan tetap aktif mengikuti kelas perkuliahan melalui penugasan dosen secara jarak jauh tersebut.

Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc. memiliki pandangan mengenai hal ini. “Menunda kuliah tatap muka adalah pilihan terbaik saat ini. Kita harus bersama-sama mencegah meluasnya penularan virus Covid-19. Namun, saya juga menyadari ada potensi learning loss jika perkuliahan terus menerus dilakukan secara daring. Oleh karena itu, universitas perlu mencari cara-cara inovatif untuk meningkatkan efektivitasnya. ULM secara berkala meningkatkan kemampuan dosen dalam mengembangkan modul perkuliahan daring yang dikoordinasikan oleh LP3 (Lembangan Peningkatan dan Pengembangan Pembelajaran) ULM,” ungkapnya menjelaskan.

Potensi learning loss karena ketiadaan perkuliahan tatap muka berpeluang menurunkan kualitas lulusan lembaga pendidikan. Tetapi, bisa dikompensasi dengan memanfaatkan berbagai platform teknologi. Ia menyebutkan, “Potensi yang dimiliki oleh mahasiswa ibarat bara api yang siap menyala. Oleh karena itu, dosen perlu membuat lecutan-lecutan agar bara api itu menyala dan terus membesar. Mengutip Plutarch, pikiran bukanlah bejana untuk diisi, melainkan api untuk dikobarkan. Dosen harus mampu menjadi inspirasi bagi mahasiswa, dan mendorong rasa ingin tahu. Dosen juga harus menumbuhkan semangat belajar dan mendorong kolaborasi.“

Menurut Prof. Sutarto, sebenarnya tantangan terbesar dalam proses adaptasi menuju era online tidak terletak pada infrastruktur teknologi, karena teknologi informasi dan komunikasi sudah tersedia dengan platform yang bervariasi. Tantangannya terletak pada kesiapan sumber daya manusia dan keinginan untuk berubah. Kita perlu menumbuhkan sikap mental untuk mau dan siap belajar secara mandiri dengan memanfaatkan seluruh media belajar yang beragam.

“Saya juga menekankan pentingnya penguasaan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. ULM memiliki perpustakaan digital yang bisa mengakses berbagai buku dan jurnal ilmiah dari penerbit bereputasi. Namun, untuk bisa memanfaatkannya tentu diperlukan kemampuan memahami teks-teks yang ditulis dalam bahasa Inggris. Untuk mempersiapkan mahasiswa ULM bersaing di tingkat global, kami bekerja sama dengan Universitas Cambridge dengan mengadopsi modul-modul belajar bahasa Inggris dengan platform digital yang terhubung ke gadget. Belajar bisa di mana saja dan kapan saja, itulah keunggulan teknologi informasi dan komunikasi yang bisa menggantikan perkuliahan tatap muka langsung,” papar Guru Besar Matematika yang pernah menjadi pembicara di ICME13 (13th International Congress on Mathematics Education) di Hamburg, Jerman ini.

Dalam upaya tetap meningkatkan kegiatan penelitian dan karya ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di tengah kondisi pandemi, sejumlah langkah telah dijalankan. “Sejak tiga tahun lalu saya mengeluarkan regulasi Dosen Wajib Meneliti. Program ini bertujuan mendorong seluruh dosen ULM yang berjumlah lebih 1.200 orang wajib melakukan penelitian, baik sebagai ketua maupun anggota penelitian. Ketika regulasi dikeluarkan dosen tidak terlalu antusias, sehingga dana yang dianggarkan tidak terserap seluruhnya. Sosialisasi pun dilakukan intensif kepada seluruh dosen. Surat peringatan dilayangkan kepada dosendosen yang enggan meneliti. Ternyata responsnya sangat baik. Pada tahun kedua dana penelitian yang disediakan sebesar 12 miliar rupiah hampir terserap seluruhnya,” jelasnya.

Setahun setelah regulasi itu dikeluarkan, terjadi pandemi Covid-19. Banyak dosen yang menghadapi kendala dalam proses penelitian karena kampus ditutup (lockdown). Pengumpulan data menjadi terhambat, baik di laboratorium maupun di lapangan. Sehingga ia memberikan sedikit relaksasi dalam pemenuhan kewajiban penelitian, seperti kewajiban publikasi di jurnal masional dan internasional, paten, buku, dan keluaran (output) penelitian lainnya. Tapi kendala tersebut tidak dibiarkan berlarutlarut. Dosen diizinkan mengadakan penelitian di lab dan di lapangan dengan mematuhi protokol kesehatan ketat.

Selanjutnya untuk menjaga konsistensi dosen dalam melakukan penelitian, diberikan berbagai insentif. Itu sangat diperlukan agar terbangun atmosfer akademik yang baik di kalangan sivitas akademika. Insentif tersebut, antara lain insentif publikasi artikel pada jurnal nasional dan internasional, buku, dan paten. Pada tahun 2022 mendatang ULM akan membangun infrastruktur riset berupa gedung Laboratorium Terpadu dengan peralatan canggih. Dana pembangunan sebesar 52 miliar rupiah sudah diperoleh melalui SBSN (Surat Berharga Syariah Negara).

Di samping itu, hal terpenting dalam menjaga kualitas SDM lulusan ULM adalah kurikulum yang selalu up to date. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang, perguruan harus mampu membekali mahasiswa dengan pengetahuan terbaru. Sosok yang dahulu memang bercitacita menjadi guru ini mengatakan proses pendidikan harus mampu menghasilkan mahasiswa yang memiliki kemampuan learning how to learn menjadi semangat dalam menyiapkan SDM yang mampu berkompetisi pada skala internasional.

Berbicara tentang harapan untuk ULM baik di tahun ini maupun tahuntahun mendatang, Prof. Sutarto menyebutkan bahwa sesuai dengan visi dan misi ULM, fokus keunggulan telah ditetapkan pada kajian lingkungan lahan basah. ULM akan menjadi perguruan tinggi terkemuka dan berdaya saing dalam bidang tersebut setidaknya pada tahun 2027. Target utamanya adalah memiliki pusat unggulan iptek dalam bidang kajian lingkungan lahan basah di Asia Pasifik. Ia juga menyatakan ULM harus terus melakukan berbagai pembaharuan tridarma perguruan tinggi. “Hal itu meliputi pendidikan/ pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. ULM tidak bisa sekadar menyelenggarakan peran tridarma sebagai business as usual. Era disrupsi saat ini mengajarkan kepada kita, cara-cara lama akan ditinggalkan, mereka yang tidak bisa berubah maka akan digilas oleh perubahan itu sendiri. Kalau perlu kita melakukan disrupsi internal agar terjadi percepatan dalam mengadopsi inovasi dalam pendidikan tinggi,” ujarnya semangat dan penuh optimis.