Obsession Awards 2020; Rising Star Companies

Oleh: Syulianita (Editor) - 18 April 2020

Naskah: Purnomo Foto: Istimewa

 

Sebagai perusahaan yang baru menjalankan operasi selama kurang lebih 10 bulan PT MRT Jakarta dapat dikatakan sebagai The Rising Star Company. MRT Jakarta berhasil mengangkut penumpang sejumlah 24.621.467 penumpang, dengan jumlah penumpang perhari sejumlah 90.000-an/hari. Jumlah tersebut terakumulasi dari tanggal 24 Maret sampai 31 Desember 2019.

 

Kinerja PT MRT Jakarta sudah terlihat semakin maju. Laba PT MRT Jakarta di tahun pertama operasi diproyeksikan sebesar Rp60 miliar. Keuntungan diperoleh dari pendapatan non-farebox, seperti iklan, telekomunikasi, naming rights atau penamaan stasiun, dan penyewaan ruang ritel. Sementara, pendapatan farebox atau dari tiket mencapai Rp180 miliar dengan posisi rata-rata penumpang per hari sebanyak 90.000 orang. Sedangkan, pendapatan non- farebox, seperti naming rights mencapai Rp225 miliar. Selain itu, pendapatan subsidi bisa mencapai Rp560 miliar dan pendapatan lain-lain dari bunga bank dan selisih kurs.

 

Kini MRT tengah membangun kembali jalur MRT Jakarta menuju Kota Tua sampai dengan Ancol Barat. Pembangunan fase II itu akan dimulai pada 2020. Targetnya pembangunan akan selesai pada 2024 mendatang. Sementara pada bulan ini, perusahaan patungan antara PT Kereta Api Indonesia dan PT MRT Jakarta membentuk PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ). MITJ ini akan mengelola dan menata 72 stasiun kereta api yang berada di Jabodetabek, termasuk kereta api bandara, dan KRL Commuter Line.

 

Akan ada 4 stasiun yang menjadi pilot project dari penataan stasiun yang terintegrasi dengan moda lainnya, yaitu Stasiun Pasar Senen, Stasiun Sudirman, Stasiun Tanah Abang, dan Stasiun Juanda. Selain itu, ke depannya MITJ akan segera melakukan studi untuk konsep integrasi transportasi Jabodetabek, dan bahkan studi kelayakan (Feasibility Study) untuk Jalur Loopline Elevated.

 

Sementara, untuk perkembangan QR Code Ticketing di MRT Jakarta akhirnya menggunakan QR Code Ticket untuk tap-in dan tap-out. Untuk menggunakan QR Code tiket, penguna wajib membeli tiket perjalanannya melalui aplikasi yang dikembangkan oleh MRT Jakarta. Setelah membeli tiket di aplikasi MRT Jakarta, akan tersedia QR Code untuk tap-in. Setelah tap-in, QR Code tiket akan berubah menjadi tap-out. Untuk saat ini, mesin QR Code scanner terpasang secara terpisah di depan gate yang telah terpasang sebelumnya.

 

Dari sisi rute, untuk perkembangan fase II, MRT Jakarta membaginya dalam 2 bagian, yaitu Fase IIA yang menghubungkan Bundaran HI – Kota, dan Fase IIB yang menghubungkan Kota – Ancol Barat. Untuk Fase IIA Bundaran HI – Kota sejauh 6,3 km, dibagi menjadi 6 Contract Package (CP), yakni CP 200 dari D-Wall RSS di Monas, CP 201 dari Bundaran HI – Harmoni, terdiri dari 2 stasiun underground, yakni Stasiun Thamrin & Monas, CP 202 dari Harmoni – Glodok, terdiri dari 3 stasiun underground, CP 203 dari Glodok – Kota, terdiri dari 2 stasiun underground, CP 205 dari Railways System & Trackwork, dan CP 206 dari Rolling Stock. Untuk Fase IIB dari Kota – Ancol Barat sejauh 5,2 km, masih dalam Feasibility Study.

 

Sementara konstruksi yang akan dimulai Maret 2020, akan dilakukan juga penataan jalan sepanjang Jalan Gajah Mada – Hayam Wuruk. Penataan ini akan mencakup pelebaran trotoar untuk pejalan kaki dan pengintegrasian halte Transjakarta dengan stasiun MRT yang berdekatan.

 

Tak hanya itu, baru- baru ini, MRT Jakarta mengeluarkan kebijakan terkait upaya mendukung pencegahan penyebaran virus COVID-19 di Jakarta. MRT Jakarta telah melakukan dan mengeluarkan kebijakan agar mengurangi potensi penyebaran di lingkungan kereta dan stasiun MRT Jakarta. Kebijakan itu dikeluarkan sejak 31 Januari 2020 lalu. MRT Jakarta telah melakukan sosialisasi tentang COVID-19 melalui kanal-kanal media sosial perusahaan, Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta dan jajarannya telah melakukan koordinasi intensif dengan pihak Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sejak 12 Februari 2020 dilanjutkan koordinasi rutin.

 

Kemudian menempatkan cairan pembersih tangan (hand sanitizer) di titik-titik ramai lalu lintas penumpang di 13 stasiun MRT Jakarta, meningkatkan upaya pembersihan secara intensif dan berkala pada stasiun dan kereta MRT Jakarta dengan metode khusus agar mencegah potensi penyebaran virus.

 

Lalu, pelaksanaan edukasi publik melalui bincang-bincang (talk show) dengan tema “Pentingnya Hand Hygiene Dalam Pencegahan Virus” pada Minggu, 1 Maret 2020 di Exit B Stasiun Bundaran HI. Acara ini menghadirkan Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Widyastuti dan dr. Danar Wicaksono. Secara paralel, manajemen MRT Jakarta menerbitkan Peraturan Direksi khusus untuk memperkuat langkah-langkah dan prosedur penanganan pencegahan penyebaran virus COVID-19.

 

Selain itu, kebijakan yang dikeluarkan MRT Jakarta adalah edukasi publik ke penumpang secara berkelanjutan melalui materi cetak dan digital di stasiun, serta melalui e-poster di akun sosial media MRT Jakarta.

 

Lalu, Stasiun MRT Jakarta akan menerapkan pemeriksaan suhu badan penumpang dalam waktu dekat. Pemeriksaan akan dilakukan di setiap area pintu masuk stasiun. Bagi penumpang yang menunjukkan gejala demam tinggi tidak diperbolehkan masuk ke area stasiun MRT Jakarta.

 

Untuk mengurangi risiko penyebaran virus COVID-19, MRT Jakarta menganjurkan agar setiap anggota masyarakat dapat menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh agar imunitas kekebalan tubuh dapat meningkat. Mari tingkatkan personal hygiene kita dengan cuci tangan menggunakan air dan sabun, maupun hand sanitizer lima kali dalam sehari.