Obsession Awards 2020; Lifetime Achievement

Oleh: Syulianita (Editor) - 30 March 2020

 

Naskah: Sahrudi Foto: Istimewa

 

Lebih dari separuh abad dari usia Prof. Dr. Drs. Emil Salim, M.A. telah diwakafkan bagi negeri ini, baik di bidang ekonomi, lingkungan hidup, sosial, politik dan pendidikan. Ya, ia merupakan sedikit di antara tokoh nasional tiga zaman yang masih aktif berkarier hingga sekarang. Ia juga memiliki kemampuan dan dedikasi tinggi sebagai seorang ahli ekonomi, cendekiawan, pengajar, dan politisi.

 

Jam terbang pengabdian pria kelahiran Lahat, Sumatera Selatan, 8 Juni 1930 ini kepada bangsa dan negara, antara lain ditunjukkan dengan menjadi menteri, antara lain Menteri Negara Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara merangkap Wakil Kepala Bappenas (1971-1973), Menteri Perhubungan (Kabinet Pembangunan II 1973-1978), Menteri Negara Urusan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (Kabinet Pembangunan III 1978-1983), dan Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Kabinet Pembangunan IV dan Kabinet Pembangunan V 1983-1993).

 

Tak sampai di situ, di era Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, Emil menjadi Dewan Pertimbangan Presiden sejak 10 April 2007 dan pada 25 Januari 2010 dilantik kembali untuk periode kedua sekaligus menjadi ketuanya. Di bidang lingkungan hidup, namanya tak bisa dipisahkan. Kepeduliannya pada lingkungan hidup membuat Emil Salim pernah dipercaya sebagai menteri yang mengurusi lingkungan hidup.

 

Dalam perjalanannya, World Wide Fund for Nature (WWF) sebagai sebuah organisasi non-pemerintah internasional yang menangani masalah- masalah tentang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan hidup menganugerahkan penghargaan 'The Leader for the Living Planet Award' kepada Prof. Dr. Emil Salim atas dedikasi, kepemimpinan, dan kontribusinya pada upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan dunia.

 

'The Leaders for a Living Planet Award' adalah penghargaan yang diberikan WWF bagi individu di dunia yang berkontribusi secara signifikan terhadap pelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan. Sejak pertama kali dikeluarkan 12 tahun yang lalu (2000), sudah lebih dari 100 orang yang menerima award tersebut termasuk mantan Sekjen PBB Kofi Annan, Menteri Perikanan Norwegia, Perdana Menteri China dan Menteri Bidang Pengairan Perancis, Togo dan Benin.

 

“WWF memberikan apresiasi yang tinggi atas dedikasi dan komitmen yang luar biasa dari Emil Salim. Bukan hanya menjadi inspirasi dan teladan bagi masyarakat Indonesia, Emil Salim juga membawa inspirasi bagi masyarakat global”, kata Jim Leape, Direktur Jendral WWF International saat memberikan award di Jakarta. WWF menilai Emil Salim adalah tokoh yang sangat konsisten memperjuangkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam kebijakan nasional. 

 

Selama lebih dari empat dekade, sejak tahun 70-an hingga saat ini, beliau terus mendorong agar pembangunan ekonomi dapat berjalan seimbang dengan pembangunan sosial dan lingkungan agar tingkat pertumbuhan ekonomi bisa sejalan dengan prinsip keberlanjutan dan kesetaraan. Emil Salim juga berperan penting dalam membangun dan memperkuat masyarakat madani (civil society) dalam upaya mendorong pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati.

 

Tahun 1996, Emil Salim menjadi salah satu pendiri Yayasan WWF Indonesia, mengantar organisasi konservasi tersebut menjadi entitas legal, independen, berbadan hukum sesuai ketentuan di Indonesia. Selain menjadi tokoh kunci dalam KTT Bumi (Earth Summit) Rio de Jeneiro pada 1992 – yang menjadi fondasi lahirnya deklarasi politis mengenai pembangunan dan lingkungan hidup - Emil Salim juga berperan penting dalam penentuan kebijakan pemerintah RI tentang mitigasi perubahan iklim global dalam berbagai forum internasional mengenai kerangka kerja perubahan iklim (UNFCCC) dan keanekaragaman hayati (CBD).

 

Di tataran internasional lainnya, Emil Salim juga telah mendapat penghargaan the Blue Planet Prize dari Asahi Glass Foundation pada 2006 dan Zayed International Prize for the Environment dari Uni Emirat Arab pada 2006 itu telah menjadi pionir yang mengembangkan konsep mengintegrasikan lingkungan hidup dalam proses pembangunan. 

 

Di bidang ekonomi, Emil Salim merupakan salah satu ekonom yang menjadi tokoh peletak dasar ekonomi Indonesia pada awal tahun 1970-an. Pemikiran-pemikiran beliau mengenai pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pemikiran besar hingga saat ini.

 

Pemikirannya untuk mengupayakan pertemuan konsep pembangunan dengan lingkungan, dan konsep ekonomi dengan ekologi telah dituangkan dalam bukunya yang berjudul Lingkungan Hidup dan Pembangunan (Penerbit Mutiara, 1979) dan Pembangunan Berwawasan Lingkungan (LP3ES, 1986). 

 

Alumnus Fakultas Ekonomi (FE) UI yang juga Guru Besar UI dan juga tokoh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia ini pernah mendapat penghargaan Wirakarya Adhitama pada 2016. Penghargaan ini adalah bentuk apresiasi tertinggi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) atas dedikasi dan jasanya yang tiada henti untuk membangun bangsa secara terus menerus melalui dunia pendidikan, dunia industri, dan juga pemerintahan.

  

Hingga saat ini, Emil juga masih menyalurkan pemikiran-pemikirannya yang bernas dalam mengelaola dan memajukan perekonomian nasional. Bahkan meski hampir memasuki usia kepala 9, Emil masih aktif dan menunjukkan kepedulian pada negara, terbukti suaranya masih didengar dan diundang dalam berbagai diskusi di dalam maupun luar negeri. Pemikiran yang disampaikannya adalah bentuk lain dari perjuangannya untuk memajukan bangsa dan negara.