Noer Fajrieansyah, Anak Muda yang Sukses Berkarier di BUMN

Oleh: Syulianita (Editor) - 02 November 2019

Naskah: Subhan Husaen Albari Foto: Dok. PT Pos Indonesia

 

Sukses di usia muda tentu menjadi impian banyak orang. Namun, untuk meraihnya harus dibayar dengan kerja keras. Begitulah menggambarkan sosok pemimpin muda bernama Noer Fajrieansyah. Di usianya yang menginjak 36 tahun, pria kelahiran Jakarta 4 Februari 1983 ini sudah sukses memimpin beberapa perusahaan besar, salah satunya saat ini menjabat  sebagai Direktur di PT Pos Indonesia. Jabatan itu diraih berkat kerja kerasnya berkarier sebagai seorang profesional di berbagai perusahaan BUMN.

 

Pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Fajrie, panggilan akrab Noer Fajrieansyah ini mengawali kariernya sebagai seorang profesional  di BUMN, yaitu di perusahaan PT Antam Tbk pada 2007-2009, dengan memulainya menjadi staff sebagaimana fresh graduate umumnya memulai karier di semua perusahaan. Lalu, pada tahun 2010 beralih karier menjadi staff khusus untuk Deputi Umum BP MIGAS yang saat ini menjadi SKK Migas. Karier Fajrie semakin melonjak takkala ia dipercaya sebagai Komisaris sekaligus Ketua Komite audit di PT Hotel Indonesia Natour (Persero) 2014. Fajrie saat itu tercatat sebagai komisaris termuda pada zaman pemerintahan SBY. Kepemimpinan Fajrie semakin matang saat ia pertama kali menjabat sebagai Direktur Keuangan dan berpindah menjadi Direktur Corporate Resources di PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PT PPI) pada umur 30-31 tahun, sampai akhirnya kini ia dipercaya menjabat sebagai Direktur PT Pos Indonesia sejak 2017 lalu.

 

Biasanya menjadi orang sukses di usia muda dikaitkan dengan faktor keturunan karena terlahir dari orang kaya atau ada faktor kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) di dalamnya. Namun, hal itu tidak terlihat dalam diri Fajrie. Terlebih, pada era keterbukaan informasi seperti sekarang ini, semua jabatan atau peluang itu diraih Fajrie dengan mengikuti asesmen terbuka melalui uji kompetensi yang sudah diatur pemerintah melalui Kementerian BUMN, di mana semua orang berhak untuk ikut bersaing. Ia bersyukur mampu mengikuti tahapantahapan itu di setiap jenjang kariernya.

 

"Di Kementerian BUMN pada masa pemerintahan Jokowi-JK itu ada proses lelang jabatan yang membuka kepada siapa saja baik orang tua maupun anak muda untuk ikut melakukan uji kompetensi sebagai seorang direktur. Seperti orang pada umumnya, saya yang saat itu masih usia 30 tahun ikut dalam peroses seleksi yang sudah diatur pemerintah. Sampai akhirnya, Alhamdulillah saya lolos dan dipercaya menjadi direktur di PT PPI. Kemudian, sekarang di PT Pos Indonesia," ujar Fajrie saat ditemui Men's Obsession di ruang kerjanya.

 

Fajrie ditempatkan sebagai Direktur Hubungan Strategis dan Kelembagaan PT Pos Indonesia. Di era kemimpinannya, Fajrie bersama seluruh direksi yang dinakhodai oleh Direktur Utama Gilarsi Wahyu Setijono pada era disrupsi saat ini, telah bekerja secara maksimal memajukan PT Pos Indonesia untuk bisa dirasakan manfaatnya bagi masyarakat dan pegawainya. Salah satunya mampu mengubah cara kerja PT Pos Indonesia dari pola lama menuju digitalisasi informasi. Misalnya, dalam hal penyusunan laporan dari sebelumnya yang masih menggunakan sistem manual, kini sudah beralih digital. Tak hanya itu, hampir semua layanannya kini disingkronkan dengan penggunaan teknologi, mulai dari pelayanan logistik hingga jasa keuangan.

 

Berbagai layanan baru adalah upaya digitalisasi bisnis mereka dalam rangka menghadapi persaingan bisnis jasa pengiriman logistik yang semakin ketat. Salah satu yang diluncurkan ialah layanan Sameday Service dengan Nama Q9 serta PosGiro Mobile (PGM) yang dapat diunduh melalui perangkat android. Aplikasi PosGiro Mobile ini bisa melayani berbagai jenis pembayaran melalui gawainya, tanpa harus datang ke kantor pos. Layanan pembayaran, meliputi pembayaran listrik, telekomunikasi, air bersih, tiket transportasi, premi asuransi, hingga Pajak Bumi Bangunan (PBB).

 

Adapun Q9 diluncurkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat agar dapat mengakses layanan jasa kurir dengan mudah, dan cepat. Sebab, selain layanan di loket-loket Kantor Pos dan Agenpos, Q9 menyediakan layanan jemput kiriman (pick-up service) oleh pasukan O-Ranger dengan menghubungi Call Center 1500 261. Q9 membuka layanan COD (Cash on Delivery) atau bayar di lokasi tujuan dengan persetujuan dari pengirim. Dilengkapi dengan aplikasi payment PosGiro Mobile. Dengan layanan ini juga tersedia notifikasi yang akan dikirim kepada penerima barang sesaat setelah kiriman di pos-kan melalui loket KantorPos, O-Ranger, maupun Agenpos. 

 

Menurut Fajrie, semua inovasi diharapkan mampu mengembalikan lagi kejayaan PT Pos Indonesia sebagai perusahaan jasa pos, logistik, dan Jasa keuangan terbesar di Indonesia. "Saya pikir pola itu bisa memperbaiki sistem kinerja di PT Pos Indonesia karena sebenarnya PT Pos Indonesia ini punya tiga kelebihan yang tidak dimiliki pihak lain. Pertama, kami punya aset terbanyak seluruh Indonesia. Kedua adalah jaringan baik di dalam negeri maupun luar negeri. Ketiga, jumlah pegawainya atau SDM yang melimpah. Namun, persoalannya keterbatasan PT Pos Indonesia belum mampu untuk mengakusisi dan mengkapitalisasi sebuah terobosan takkala hal itu berbenturan dengan peraturan pemerintah," ujar Fajrie yang kini juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). 

 

Alumnus Universitas Indonesia (UI) ini menyatakan, berbeda dengan dulu, PT Pos Indonesia hari ini tidak bisa lagi melakukan monopoli pasar karena sudah ada pengawasan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Sehingga kata dia, ada hal-hal yang menjadikan ruang gerak PT Pos Indonesia ini semakin terbatas. Padahal menurutnya, sebagai perusahaan BUMN, negara harus memberikan aturan serta ruang untuk memonopoli pasar dalam bisnis jasa pengiriman barang. Paling tidak, kata dia, ada aturan yang mewajibkan bahwa pengiriman barang dari kementerian, lembaga atau BUMN lain  serta pemerintah daerah atau dengan kata lain diwajibkan kepada seluruh lembaga negara dan instansi pemerintahan yang menggunakan APBN maupun APBD untuk perihal per-posan, kurir maupun logistik haruslah melalui PT Pos Indonesia yang merupakan perusahaan negara. 

 

"Karena PT Pos Indonesia ini kan mencari keuntungan untuk negara. Sehingga, kenapa tidak pembiayaan yang sifatnya menggunakan APBN maupun APBD wajib menggunakan PT Pos Indonesia karena kami melihat banyak juga BUMN yang sifatnya diberikan kewenangan untuk memonopoli pasar," tandas Fajrie, pria yang juga hobi memelihara beberapa jenis binatang yang di antaranya adalah burung dan binatang eksotis lainnya. 

 

Sebab itu, Fajrie melihat ada dua sisi yang harus menjadi tanggung jawab PT Pos Indonesia saat ini. Satu sisi, PT Pos Indonesia dituntut untuk bersaing secara komersil untuk menghasilkan keuntungan. Namun disisi lain, PT Pos Indonesia harus menjalankan amanat negara dengan ruang geraknya yang terbatas. Misalnya PT Pos Indonesia tidak bisa melakukan penyesuaian tarif atau harga karena adanya subsidi dari pemerintah. Untuk layanan pos tertentu (Layanan Pos Universal) tarifnya ditentukan oleh Pemerintah. Fajrie berharap, ke depan ada solusi bersama antara pemerintah dengan PT Pos Indonesia dalam hal membenahi sistem kerja di perusahaan jasa pengiriman logistik ini.

 

Fajrie yang kini menjadi kandidat doktor kebijakan publik di Universitas Brawijaya Malang ini menjadi satu gambaran dari sekian banyak anak muda yang sukses menempati posisi jabatan strategis di sebuah perusahaan besar. Karakternya sebagai anak muda yang notabene seorang aktivis sangatlah melekat. Ia selalu berani menyampaikan sesuatu hal yang dianggap benar demi kebaikan bersama. Dengan hobi berorganisasi, Fajrie bukan hanya memiliki jaringan yang kuat, tapi juga skill yang matang. Bagi dia, sukses itu bisa diraih jika seseorang itu mampu berbuat secara konsisten.

 

"Konsistensi  dalam berkarier itu perlu di mana pun itu, mau di organisasi atau di dunia kerja. Dan, prinsip saya sebanyak apa pun jaringan yang kita punya tanpa ada keahlian atau skill juga percuma karena keduanya harus sama-sama mendukung untuk menunjang karier kita," tandas pria yang juga hobi olahraga ekstrem serta hiking sekaligus penulis buku 'Pemimpin, Mimpi Muda, Tua Nyata' terbitan Gramedia ini. Dalam sejarahnya, Fajrie yang memiliki motto hidup ‘kau adalah apa yang kau pikirkan’ mampu menjadi Direktur BUMN termuda sekaligus Ketua Umum DPP KNPI, dan juga pernah tercatat sebagai salah satu Ketua Umum PB HMI termuda pada 2010-2013 lalu.