Ida Bagus Ardana, Mengembangkan Hotel dalam Waktu Singkat

Oleh: Syulianita (Editor) - 10 October 2019

Naskah: Suci Yulianita Foto: Sutanto

 

Puluhan tahun lamanya mengabdi di industri hospitality, membuat Ida Bagus Ardana begitu mencintai dunia yang mengutamakan jasa pelayanan ini. Berbekal pengalamannya itu pula, ia mampu ketika ditantang untuk opening hotel baru, SwissBelresort Dago Heritage hanya dalam waktu tiga bulan, bahkan mampu berjalan dengan baik, seperti occupancy yang terus meningkat, hingga berhasil meraih keuntungan hanya dalam hitungan beberapa bulan.

 

Kala Men’s Obsession berkesempatan berkunjung langsung mencoba staycation di Swiss-Belresort Dago Heritage, terus terang kami begitu terkesan akan kemewahan hotel yang terletak bersebelahan dengan lapangan golf ini. Keindahan alam dan city view yang terbentang dapat terlihat jelas dari hotel, termasuk dari dalam kamar hotel yang berjumlah 161 kamar ini, semua menawarkan pemandangan tersebut. Belum lagi eksotisnya kamar junior suite yang dirancang khusus untuk honeymooners, dilengkapi kamar mandi bathtub berdinding kaca yang bisa langsung melihat pemandangan di luar tanpa batas. “Kamar inilah yang dicari para honeymooners. Dari total 8 kamar, setiap hari selalu terisi,” ujar pria yang akrab disapa Bagus ini.

 

Sejak pertama bergabung dengan SwissBelresort Dago Heritage, Bagus mendapat tantangan luar biasa. Selain ditantang untuk bisa segera melakukan opening hanya dalam waktu tiga bulan, tantangan lainnya adalah adanya hotel-hotel bintang lima di sekitarnya. Dengan demikian, Bagus berpikir, ia harus memposisikan hotel ini sebagai hotel bintang lima, meski bintang empat.

 

Namun, rasanya tak sulit baginya untuk bisa segera mengibarkan hotel yang baru beroperasi sejak akhir 2018 lalu ini. Lokasi hotel yang strategis dengan pemandangan yang luar biasa, fasilitas yang lengkap seperti pool dengan air hangat, menjadi daya tarik pengunjung. Apalagi posisi yang bersebelahan dengan Golf Course. “Jadi, bagaimana kita bisa bekerja sama dengan golf ini, bersinergi membuat satu bundling paket sehingga antara golf dan hotel bisa menyatu. Mungkin ini satu-satunya hotel yang punya golf course langsung. Jadi, membuat golfer itu sangat nyaman dengan kita, tinggal turun langsung main,” terangnya.

 

Baru beroperasi tujuh bulan, SwissBelresort Dago Heritage sudah mampu berkembang dengan baik, seperti occupancy yang berhasil meningkat tiap bulannya hingga di atas 80%. Sungguh sebuah pencapaian membanggakan bagi sebuah hotel yang masih seumur jagung. “Kita patut bersyukur karena hotelnya begitu jalan, speed-nya sudah luar biasa, dengan tim yang ada performa kita cukup bagus. Biasanya kalau hotel baru itu tiga bulan pertama BEP saja sudah cukup, tapi kita sudah surplus,” ucapnya penuh rasa syukur. Menurut Bagus, hal tersebut dapat diraih bukan hanya karena dirinya saja, melainkan berkat kerja keras timnya selama ini, termasuk gencar melakukan pemasaran melalui digital marketing.

 

“Ini semua bisa dicapai karena effort dari para tim. Semua bekerja keras. Kita juga melakukan pemasaran di sosial media, seperti instagram, follower kita sudah lebih dari 5000 meski baru 6 bulan. Nah, itu juga mampu meningkatkan revenue dan meningkatkan room booking, semua meningkat,” ungkap penghobi golf dan badminton ini. Meskipun demikian, Bagus belum merasa puas, ia masih memiliki PR bagaimana bisa membuat Swiss-Belresort Dago Heritage lebih berkembang lagi. Untuk itu, ia terus mencari target market yang lebih luas lagi, “Saat ini, main market kita masih Jakarta, selain family untuk MICE dari goverment dan corporate karena kita di-support dengan meeting room-nya yang lumayan banyak. Ke depan, kita harus benar-benar mengupayakan agar terisi dengan baik. Selain itu, kita tetap berupaya bagaimana mencari target market yang terbaru karena kita ada golf course jadi target marketnya ke golfer, Malaysian market, Singapore market, ASEAN market, atau bahkan Middle East market. Kita akan menggarap itu sehingga akan bertambah. Saya yakin akan terus berkembang seiring berjalannya waktu dan kita juga terus tingkatkan pelayanan yang ada. Kita harus semangat dengan tim yang ada,” katanya dengan optimis.

 

 

Menjadi Pelayan Itu Takdir!

 

Karier Bagus di jaringan Swiss-Belhotel International dimulai sejak tahun 2011. Saat itu, ia dipercaya menjabat GM di SwissBelhotel Papua. Baru pertama bergabung dengan jaringan hotel internasional ini, Bagus dihadapkan pada tantangan yang cukup berat. Kala itu, ia merasakan ada benturan yang cukup berat dari masyarakat lokal Papua yang belum bisa menerima kehadiran hotel internasional. Bukan suatu hal yang mudah ketika Bagus sebagai pimpinan harus mengambil sebuah keputusan yang sangat berat. Benturan pun terus terjadi, “Bahkan posisi saya terancam ketika itu, saya terancam dibunuh, tapi akhirnya selesai juga, saya serahkan kepada pihak yang berwajib,” Bagus tersenyum mengenang masa kelam itu.

 

Bagus mengawali karier di industri hospitality sejak tahun 1989. Kala itu, ia memutuskan hijrah ke Batam dari daerah asalnya, Bali untuk bekerja di salah satu hotel di Batam. “Saya bekerja dari nol, dari hanya sebagai tukang cuci piring. Bayangkan ketika itu gaji saya hanya Rp75.000 dan biaya hidup di Batam saat itu paling tinggi di Indonesia,” ceritanya sembari tertawa. Namun, Bagus tekun bekerja karena ia memiliki mimpi besar, ia ingin suatu saat nanti bisa menjadi seorang GM di sebuah hotel.

 

Dalam perjalanannya menuju pucuk pimpinan, ia tak pernah merasakan lelah dan tak menjadikannya sebagai beban. Justru sebaliknya, Bagus sangat enjoy menjalani pekerjaannya ini, apapun jabatannya kala itu. “Mungkin jiwa melayani saya yang mendorong untuk loyal di hospitality. Jadi, saya jalani dengan enjoy dan saya juga senang sekali bekerja melayani orang. Dari nol sampai menjadi GM, pekerjaan saya tetap melayani orang karena saya senang melihat tamu senang. Mungkin Tuhan menakdirkan saya menjadi servicer,” pungkas ayah dua anak ini.