Thomas Stamford Raffles

Oleh: content (Administrator) - 01 March 2013
Naskah  : A. Rapiudin/berbagai sumber

Lahir di Port Morant, Jamaika, 6 Juli 1781, Thomas Stamford Raffles memulai sejarah hidupnya ketika ia dikirim ke Penang, Malaysia pada 1804.

Pada masa menjadi Gubernur Jenderal Hindia-Belanda (kini Jawa) pada 1811-1816, ia mengubah sistem tanam paksa yang diberlakukan kolonial Belanda dengan kebijakan landrente atau pajak bumi yang dilaksanakan berdasarkan hukum adat di Jawa.

Hal lain  yang dilakukan Raffles saat menjabat sebagai penguasa Hindia-Belanda, antara lain  mengintroduksi otonomi terbatas, menghentikan perdagangan budak, mereformasi sistem pertanahan pemerintah kolonial Belanda, menyelidiki flora dan fauna Indonesia, meneliti peninggalan-peninggalan kuno seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan, Sastra Jawa serta banyak hal lainnya.

Penemuan kembali Candi Borobudur terjadi masih menjabat sebagai Gubernur Jenderal Belanda pada 1814. Saat itu, ia mendapat laporan tentang sebuah candi bernama Borobudur, di Desa Bumisegoro, Magelang. kemudian ia meminta Cornelius, seorang Insinyur Belanda  untuk meneliti candi tersebut.  Cornelius menyuruh orang menebangi dan membersihkan candi dan sekitarnya dari semak belukar dan selesai dalam waktu dua bulan.  Apa yang dilakukan oleh Cornelius ditulis dalam kitab Stamford Raffles yang terkenal yaitu “The History of Java” terbit tahun 1817

Raffes juga dikenal sebagai sosok yang memiliki minat besar terhadap flora dan fauna.  Pada masa menjabat sebagai Gubernur Jenderal Belanda di Jawa, Thomas yang saat itu mendiami Istana Bogor  tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan ahli botani, W. Kent, yang ikut membangun Kew Garden di London, Inggris,  Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya sekarang. Kebun yang dirintis Raffles kini memiliki banyak tanaman dari berbagai jenis.