Oleh: -

Naskah : Suci Yulianita, Foto : Sutanto

 

Nasya Collyer memulai bisnisnya sejak masih muda. Kala itu, sambil bekerja, iseng-iseng ia berdagang baju dan barang-barang yang dipesannya dari luar negeri ke relasi dan teman-teman kantornya. Bisnisnya itu terus berkembang, bahkan sempat memiliki konveksi. Dari situ Nasya melihat peluang bisnis yang cerah. Dari yang semula iseng, kini Nasya dikenal sebagai salah satu perancang yang berhasil mendunia. Namanya dikenal hingga ke negeri Paman Sam.

 

 

Awalnya, wanita bernama lengkap Nasya Samidin Collyer ini, hanya menjual baju-baju yang dipesannya dari luar negeri. Seiring berjalannya waktu, hasratnya semakin besar pada dunia fashion. Apalagi ia merasa senang dan ada rasa kepuasan tersendiri kala melihat wanita tampil cantik mengenakan busana-busananya. Dari situlah keinginannya semakin besar untuk menekuni dunia fashion lebih dalam lagi.

 

Kemudian saat menikah dengan pria berkebangsaan Inggris, Nasya memutuskan berhenti bekerja dan menekuni passionnya di bidang fashion. Tak tanggung-tanggung, ia bahkan mendalami terlebih dahulu dunia tersebut dengan mengambil pendidikan khusus fashion design di ESMOD. “Meski saya hobi menggambar dan bisa menjahit sejak dulu, tapi saya nggak berani asal merancang kalau tidak ada ilmunya. Jadi saya memutuskan untuk mengambil sekolah di ESMOD. Dan alhamdulillah suami mendukung penuh profesi ini, bahkan dia sangat bangga dengan karier saya,” ungkap Nasya saat berbincang santai dengan Men’s Obsession di Eastern Opulence Resto, Jakarta beberapa waktu lalu.

 

Setelah lulus dari ESMOD, Nasya memberanikan diri untuk mulai membuat koleksi. Namun tak asal membuat busana, ia melakukan riset terlebih dahulu, apa yang menurutnya belum banyak diekspos desainer, dan apa tantangannya. Dari hasil riset tersebut, Nasya kemudian mantap mengambil kain tapis abung asal Lampung sebagai tema dan bahan dasar rancangannya.


 

“Saya coba itu, dan ternyata bagus, elegan. Selain itu, saya juga niatnya ibadah karena belum banyak orang yang tahu apa itu tapis abung. Nah tujuan saya di sini juga untuk memperkenalkan kekayaan kain daerah, terutama Lampung melalui karya-karya rancangan saya. Karena kalau bukan kita, siapa lagi,” kata ibu dari Michieca Reisya Collyer dan Richmond James Collyer.

 

Dari situ kemudian, Nasya memberanikan diri aktif mengikuti berbagai fashion show untuk menunjukkan kehadiran dan konsistensinya sebagai seorang fashion designer. Mulai dari Indonesia Creative Week (ICW), Indonesia Fashion Week (IFW), dan Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF), serta masih banyak lagi acara fashion show yang telah digelarnya, baik solo maupun gabungan dengan desainer lain. Kehadirannya pun diterima masyarakat pecinta fashion. Pesanan demi pesanan membludak karena banyak yang senang pada rancangan Nasya yang etnik namun tetap glamor dan elegan.

 

Ya, meski terinspirasi dari kain daerah, Nasya sangat lihai memadukan kain tersebut menjadi busana dengan model yang stylish dan disukai para wanita. Dalam merancang, Nasya terinspirasi dari gaun-gaun wanita yang indah, “Inspirasi busana saya lebih ke gaun, gaun-gaun yang indah, dimodifikasikan lebih modern namun tetap classy. Jadi campur-campur. Inspirasi dari kain tapis dengan modern style ala Eropa tapi tetap mengangkat kain khas daerahnya, itu yang menjadi ciri khas dari desain itu sendiri,” terang kelahiran Belitung, 14 April 1983 ini.

 

 

Belum lama berkarier sebagai seorang fashion designer, kiprahnya kian cemerlang. Konsistensinya mengangkat kain daerah, serta keaktifannya menggelar dan mengikuti beragam ajang fashion show, menjadikan rancangan Nasya dikenal masyarakat luas. Dari situ ia menjaring relasi lebih banyak lagi, dan dari situ pula awal pertemuannya dengan seseorang yang kemudian membuka pintu untuk go international.

 

“Alhamdulillah waktu Indonesia Fashion Week saya bertemu seseorang yang mengajak bergabung di New York. Butuh waktu satu tahun untuk join karena harus saling crosscheck, dari pihak mereka nggak sembarangan, seleksinya sangat ketat, dan alhamdulillah saya bisa,” ucap Nasya penuh rasa syukur.

 

Ya, Nasya yang belum lama ini meraih penghargaan ‘Top Woman’ dengan kategori Inspiring Woman dari salah satu lembaga ini, telah berhasil go international. Butik busana dengan label namanya sendiri ‘Nasya Collyer’ kini sudah hadir di New York, Amerika Serikat. Nasya bahkan berhasil membawa rancangannya turut berlenggak-lenggok dalam ajang bergengsi di New York, yaitu ASC Fashion Week dan Fashion Culture di KJRI New York pada awal 2018 lalu. Selain di New York, rancangan Nasya juga pernah tampil dalam acara fashion show di Chicago dan di Singapura. Tak hanya itu, pada 2020 mendatang, Nasya pun siap untuk tampil meramaikan ajang ‘New York Fashion Week’.

 
 

“Karena dari Indonesia, nanti saya akan kembali mengangkat tapisnya, dan di sana ya memang yang dilirik tapisnya itu. Dan juga orang sudah mengenal saya dari tapisnya, itu sudah menjadi ciri khas saya. Mereka melihat tapis sudah pasti ingat saya. Karena memang saya konsisten, dari awal berkarier konsisten di tapis. Meski saya juga merancang koleksi lain, tapi tetap ada nuansa tapis,” tuturnya.

 

Menjalani profesi sebagai seorang fashion designer, Nasya bercerita banyak sekali suka duka yang dirasakan selama ini. Namun karena kecintaannya yang demikian besar pada dunia fashion ini, ia menjalaninya dengan hati yang ikhlas. Apalagi salah satu tujuan mulianya adalah untuk beribadah. Apa yang menjadi tantangan baginya adalah ketika harus mempersiapkan fashion show, di mana ia harus menampilkan seluruh koleksi terbaru yang belum pernah ditampilkan.

 

Selain itu, Nasya terkadang juga merasa gerah dengan mereka yang mencoba meniru busana rancangannya. Apalagi ia tidak mengunci media sosialnya, seperti Instagram, jadi siapapun bisa melihat busana rancangan Nasya. “Tapi biarlah menjadi ladang amal. Jika ada orang yang mau melihat, mau mencontoh, silahkan tapi please be smart, please be wise karena Nasya Collyer ini adalah sebuah brand yang sudah terlindungi, sudah terdaftar, jadi harus berhati-hati. Silahkan untuk menjadikan desain itu sebagai inspirasi tapi harus diutak-utik lagi supaya tidak terjadi masalah di kemudian hari. lebih baik menghindari daripada terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” tegas isteri dari Malcolm James Collyer.

 

Melihat perjalanan hidup dan bisnis Nasya yang selangkah demi selangkah maju dan berkembang, Nasya sangat bersyukur. Ia merasa lengkap sudah hidupnya sebagai seorang wanita. Ia memiliki sebuah keluarga kecil yang lengkap dan mendukung penuh kariernya, ia bersyukur diberi kesempatan menjadi seorang ibu bagi dua putra-putrinya yang pintar dan menggemaskan, serta sangat bersyukur diberi kemudahan dalam menjalani profesinya hingga bisa berkembang.

 

Meski demikian, Nasya mengaku ia masih memiliki harapan-harapan dan impian yang ingin dicapainya. “Saya masih terus belajar untuk menggapai semua yang saya cita-citakan, yaitu membanggakan kedua orangtua, keluarga, suami, bangsa dan negara. Karena biar bagaimanapun seorang desainer yang ke luar negeri membawa nama Indonesia, itu kan sebenarnya tugas berat. Salah satunya bagaimana kita menjaga agar nama baik Indonesia, nama baik keluarga, nama baik sendiri untuk bisa menginspirasi orang lain. Sukses adalah kerja keras yang tiada henti. Terus berusaha, lakukan yang terbaik, jangan menyerah, harus bisa bangkit jika terpuruk, dan terus semangat,” ujarnya dengan bijak.

 
 

 

Busana: Nasya Collyer

Lokasi:          

Eastern Opulence Resto

Jalan Cipaku I No. 85

Kebayoran Baru – Jakarta Selatan

Ph. 021 – 2708 1258