Digitalisasi Mengubah Wajah Baru AP II

Oleh: Iqbal Ramdani () - 26 April 2019

Naskah: Subhan Husaen Albari Foto: Istimewa

Pengelolaan bandara di Indonesia yang dilakukan PT Angkasa Pura II (AP II) patut diacungi jempol. Dengan sistem tata kelola yang baik, perusahaan plat merah ini mampu menunjukan performa yang bagus, baik dari sisi kualitas pelayanan, infrastruktur, dan juga pendapatan perusahaan. Kinerja positif AP II turut dirasakan pihak luar dengan beragam apresiasi dan penghargaan yang diberikan kepada perusahaan. Misalnya, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten yang masuk sebagai salah satu bandara terbaik di dunia. Suksesnya Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai salah satu bandara terbaik di dunia tentu tidak lepas dari kepiawaian AP II dalam mengelola bandara tersebut sehingga terus maju melambung tinggi. Digitalisasi menjadi kunci utama bagi AP II untuk menciptakan jaminan keamanan dan layanan dari seluruh bandara yang dikelola. Digitalisasi bandara memungkinkan layanan penumpang secara digital mulai dari check in, penempatan bagasi, hingga boarding yang semuanya dapat dilakukan secara mandiri dengan seamless digital journey experience. Sistem ini mengadaptasi Terminal 4 Bandara Changi Singapura.

 

Di seluruh area Bandara Internasional Soekarno-Hatta baik terminal 1, 2, dan 3 sudah bisa menggunakan self boarding gate karena sudah ada self check in dan baggage drop. Tidak hanya di Soekarno-Hatta, sistem itu juga akan diterapkan di bandarabandara yang dikelola AP II, seperti di Bandara Banyuwangi karena dinilai cukup representatif meski merupakan bandara kecil. Dengan fasilitas self check in, face biometric, self baggage drop, hingga self boarding pemindaian sidik jari dan wajah penumpang dapat langsung masuk pesawat tanpa harus melewati proses penyobekan boarding secara manual. Pada tahun 2019 ini, AP II serius mengembangkan transformasi digital pada sejumlah bandara yang dikelolanya dengan menyiapkan anggaran belanja modal sebesar Rp500 miliar. Produk layanan berbasis digital sudah mulai diterapkan di 15 bandara yang dikelola oleh AP II sejak 2016 dengan meluncurkan berbagai produk digital, baik dari sisi pelayanan maupun operasional bandara. Beberapa di antaranya yang sudah dimiliki digital lounge, chat BOT, Indonesia Airports App, digital kiosk, e-payment, mobile check in, airport operational control center, dan beberapa produk layanan digital lainnya, termasuk sistem autogate imigrasi.  

 

Tidak kalah penting aspek keamanan juga menjadi prioritas nomor satu yang diperhatikan AP II dalam pengelolaan bandara. Sebab, transportasi pesawat udara membutuhkan servis pengamanan yang ketat dibanding lainnya. Kini, personel avsec di Bandara Soekarno-Hatta serta bandara lain bisa bekerja lebih cepat mengandalkan sistem digital, khususnya dalam hal mengidentifikasi barang kategori pembatasan atau yang dilarang. Ke depan, sistem yang sama akan dimanfaatkan lebih jauh dalam hal patroli, penilaian personal, pengecekan peralatan keamanan, dan sebagainya.  AP II sadar bahwa proses digitalisasi telah banyak memberikan perubahan positif bagi perusahaan khususnya dalam mengatur hilirisasi pesawat di semua Bandara yang dikelola AP II. Bandara Internasional Soekarno-Hatta, telah membuktikan mampu mencatatkan tingkat ketepatan waktu alias on time performance (OTP) jadwal keberangkatan pesawat mencapai 93,8 persen pada Februari 2019. Catatan tersebut jauh lebih baik dari pada bulan sebelumnya yang hanya 90,4 persen. 

 

Tingkat OTP berdasarkan riset dari lembaga independen Official Airline Guide (OAG) ini, membuat Bandara Soekarno-Hatta menempati urutan ke-25 bandara dengan OTP terbaik di dunia atau menempati urutan 11 di regional AsiaPasifik. Jumlah penerbangan di SoekarnoHatta merupakan yang paling banyak kedua, jumlahnya mencapai 16.093 penerbangan pada Februari 2019. Sementara pada bulan sebelumnya, jumlah penerbangan yang dilayani oleh bandara ini sebanyak 18.356 penerbangan. Sebagai perusahaan operator Bandara Soekarno-Hatta, AP II merasakan kinerja ini berdampak pada peningkatan pelayanan penumpang pesawat. Rupanya operasional di bandara yang terintegrasi dan didukung sistem teknologi informasi, mampu membuat Soekarno-Hatta beroperasi secara efektif. Teknologi yang dia maksud adalah pos komando terintegrasi yang disebut dengan Airport Operation Control Center (AOCC).

 

Pengembangan digitalisasi tentu tidak hanya tefokus pada Bandara Soekarno-Hatta. Namun, juga bandara lain karena AP II memegang lebih dari 16 tata kelola bandara di Indonesia khususnya di wilayah barat. Ke depan jumlahnya juga akan terus meningkat. Di tahun 2019 ini, AP II mengelola tiga bandara, yakni Raden Inten Lampung, Fatmawati Bengkulu, dan Tanjung Pandan Bangka Belitung. Beberapa bandara lain juga terus dibangun untuk menghubungkan satu pulau ke pulai lain. Teranyar adalah pembangunan Bandara Tjilik Riwut di Pelangkaraya, Kalimatan Tengah. Bandara ini telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo 8 April 2019. Sejak 2018, AP II tercatat telah melayani hingga 115 juta penumpang. Jumlah penumpang mengalami kenaikan sebanyak 9,5 persen per tahunnya. Adapun 2019 ini, AP II konsisten mengusung tema “Go Global” yang mengaplikasikan 3 strategi bisnis “Go Internasional, Go Digital, Go Excellence”. Hal ini sejalan dengan RJPP tahun 2019 yang mengedepankan “Global Partnership & Innovation”. 

 

Lebih jauh, maksud Go Global disini adalah Angkasa Pura II optimis mampu menunjukkan kiprah positifnya dalam mengelola bandara. Tidak hanya mampu berbicara dalam skala nasional, Angkasa Pura II juga berencana untuk lebih mendunia.  Hal ini dikarenakan Angkasa Pura II melihat kesempatan yang terbuka luas untuk mengelola bandara di negara lain. Keyakinan itu didasarkan banyaknya apresiasi sejumlah penghargaan yang diberikan kepada AP II. Perusahaan juga akan melakukan strategic partnership untuk pengembangan kawasan Bandara Kualamanu yang nanti akan dijadikan HUB bagian barat Indonesia; Pembangunan Business Hub di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, serta perluasan terminal maupun airside dibandara-bandara cabang lainnya yang dikelola oleh AP II. Termasuk revitalisasi terminal 1 dan 2 Soekarno-Hatta, serta persiapan pembangunan terminal 4.