Kementerian Energi, dan Sumber Daya Mineral RI, Menebar Kinerja Menuai Sukses Menuju Kemandirian Energi

Oleh: Iqbal Ramdani () - 12 March 2019

Naskah: Sahrudi Foto: Dok. Humas Kementerian ESDM

Tantangan terbesar yang dihadapi Ignasius Jonan sebagai Menteri ESDM adalah bagaimana mewujudkan harapan pemerintah mengenai kemandirian energi. Kementerian ESDM telah melakukan sejumlah program demi mewujudkan mimpi besar tersebut, di antaranya pengurangan impor minyak, peningkatan efisiensi usaha BUMN dan penyedia energi, pembangunan jaringan pipa gas, pengembangan energi baru dan terbarukan, serta mewujudkan BBM satu harga dari Sabang sampai Merauke.

 

“Persoalan sektor ESDM banyak sekali, tapi harus diselesaikan, mengingat kemandirian energi merupakan cita-cita dari dulu yang harus diwujudkan. Kita perlu fokus untuk menyelesaikan persoalan ini,” ujar Jonan dalam acara News Forum bertajuk Kemandirian Energi Indonesia di Gedung MNC News Center beberapa waktu lalu. Memang, berbagai persoalan di sektor energi tidak mudah namun pemerintah tidak ingin menyerah. Untuk itu, dibutuhkan penanganan cepat demi tercapainya kemandirian energi nasional. Persoalan yang tampak dan harus diselesaikan misalnya adalah terkait peningkatan rasio elektrifikasi yang diwujudkan dalam program listrik 35.000 MW, memperbaiki tata kelola migas, memperbaiki kelola tambang mineral batubara, dan mengembangkan potensi pengembangan energi baru dan terbarukan secara optimal.

 

 

 

Sosok di Balik BBM 1 Harga

Keberhasilan tak terbantahkan dari Kementerian ESDM di bawah kepemimpinan Ignasius Jonan adalah mewujudkan BBM satu harga di seluruh Indonesia. Menurut Jonan, program Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga yang saat ini sudah menjangkau 131 titik wilayah yang sulit dijangkau merupakan perwujudan dari sila kelima dari Pancasila, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jonan mengatakan, menerapkan harga BBM yang sama di seluruh Indonesia merupakan amanah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus diupayakan untuk diwujudkan agar seluruh masyarakat Indonesia di manapun berada dapat merasakan harga BBM yang sama. “Apa yang sudah dilakukan Pemerintah sejak empat tahun berjalan di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral, saya baru separuh, sebelumnya ada pendahulu saya yang memimpin kementerian ini, arahan Bapak Presiden empat tahun lalu sampai sekarang sama, yaitu semangat untuk menerapkan keadilan sosial. Jadi, sila kelima ini menjadi sangat penting untuk semua kegiatan ekonomi,” kata Jonan, seperti dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, di Jakarta, Selasa (22/1/2019). 

 

 

Menurut Jonan, program tersebut akan terus diupayakan untuk terus diwujudkan, Pemerintah akan berusaha sebaik mungkin menjadikan sektor ESDM, ini sesuai dengan harapan Jokowi, yaitu harus berkeadilan. Ia mengakui, mewujudkan kebijakan BBM Satu Harga ini merupakan satu perjuangan yang berat. Bahkan, operator penyalur BBM sempat menyatakan, program ini suatu yang tidak mungkin dilaksanakan, mengingat biaya transportasinya ke daerah-daerah Papua dan pedalaman itu besar sekali. Saat operator menanyakan hal tersebut Jonan menjelaskan, “Saya tidak menugaskan operator itu berjualan atau berbisnis di daerah-daerah yang sulit, tapi kan seluruh Indonesia. Jadi, kalau seluruh Indonesia mestinya ada pemahaman bahwa ini adalah pasar yang utuh dan kebijakan ini akan membuka pasar yang baru yang memerlukan investasi awal,” imbuhnya.

 

Menurut Jonan, sebagai negara yang berbhineka sangatlah tidak elok jika meninggalkan sesama saudara dalam kesulitan, serta pentingnya menerapkan harga BBM yang terjangkau masyarakat. “Ini negara yang berbhineka, kita tidak boleh meninggalkan satu anak bangsa pun yang tidak mendapatkan kesempatan yang sama. Ketersediaan energi itu penting, yang tidak kalah penting adalah affordability (keterjangkauan), masyarakat harus mampu membeli, karena kalau tersedia tapi tidak mampu membeli sama dengan tidak tersedia,” tandasnya. 

 

Cerita Sukses Negosiasi dengan Freeport 

Salah satu kesuksesan pemerintahan Presiden Joko Widodo adalah keberhasilan pemerintah dalam negosiasi dengan Freeport Mc Moran beberapa waktu lalu. Jonan adalah salah satu pelaku sekaligus saksi hidup di balik kesuksesan itu. Menurut Jonan yang paling penting itu bagaimana kita melakukan negosiasi dengan Freeport McMoran itu secara fair. Ia mengaku ketika melakukan proses negosiasi dengan Freeport tidak ada trik khusus. Hal yang terpenting adalah tidak mempunyai agenda lain di belakang ketika proses negosiasi panjang berlangsung. Bahkan, Presiden Joko Widodo menyerahkan proses negosiasi sepenuhnya kepada para menteri terkait. “Pak Presiden, ini kalau CEO-nya Freeport McMoran mau menghadap Bapak bagaimana? Beliau (Presiden) bilang, sudah menteri saja yang tangani, nanti kalau sudah selesai baru ke saya,” imbuh Jonan. Kemudian, kunci keberhasilan kedua adalah bagaimana menempatkan hak dan kewajiban dari kedua belah pihak dengan baik dan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.


 

“Tim yang ditunjuk bukan hanya saya. Jadi, ada Menteri Keuangan, BUMN, dan KLHK. Kita mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Jadi, tidak ada pikiran punya agenda lain,” jelasnya. Jonan juga menceritakan bahwa kesungguhan bernegosiasi juga ditunjukkan Freeport. Di mana CEO Freeport Richard Adkerson, selama proses negosiasi terhitung terbang dari Amerika Serikat ke Indonesia hingga 12 kali. “Padahal usianya lebih dari 70 tahun. Jadi, negosiasinya tiap 1,5 bulan dia ke sini. Berarti sampai 12 atau mungkin 14 kali, berarti serius. Kalau kita kenalan sama teman, kalau tidak serius tidak didatengin lagi. Sebenarnya itu negosiasi itu kalau tidak mau ketemu, agak susah,” pungkasnya. Seperti diketahui, Indonesia resmi memiliki saham mayoritas dari PT Freeport Indonesia setelah proses panjang yang telah dilalui. Hal ini usai PT Inalum telah melunasi pembayaran 51,2 persen saham perusahaan tambang asal Amerika Serikat tersebut. Ini merupakan momen bersejarah setelah Freeport beroperasi di Indonesia sejak 1973. Tambang emas Freeport di Papua adalah salah satu yang terbesar di dunia. Tak hanya emas, tambang ini juga memiliki kandungan bijih lain, yakni tembaga dan perak.